Malam Terakhir Bersama

3.5K 278 36
                                    

Gilgamesh's POV

Sudah dua hari sejak kejadian (Y/n) yang menusuk dirinya sendiri. Sudah dua hari juga aku tidak tidur dan selalu menemani (Y/n), memerhatikannya tidur, memerhatikannya makan, bermain, tersenyum, dan lainnya.

Waktu demi waktu berlalu dengan cepat, tapi setelah beberapa bulan dari kejadian yang terjadi pada (Y/n), Enki memintaku untuk membawa gadisku ini kepadanya selama setahun. Entah apa yang terjadi pada waktu itu, tapi kata Enki ada sesuatu yang ingin diurusnya. Mungkin ada kaitannya dengan kepulangan (Y/n)?

Waktuku untuk bersama bersamanya sudah semakin menipis. Dan malam ini bulan akan berubah warna menjadi merah. Itu artinya besok sudah waktu bagi (Y/n) untuk pulang ke dunianya.

Aku menopang daguku, melihat (Y/n) yang sedang bermain dengan singa-singaku. Hatiku kembali merasa sakit. Aku tidak akan bisa melihatnya kembali. Aku tidak akan bisa melihat senyumannya, mendengar tawanya, atau melihatnya memarahiku.

Aku tidak akan bisa memeluknya dan merasakan kehangatan tubuhnya. Aku tidak akan bisa menciumnya, merasakan betapa lembut dan hangat bibir mungilnya itu.

"Gil, jangan menangis," ucap (Y/n) sambil menghapus sesuatu yang basah dari wajahku.

"Heh? Ah, maafkan aku. Hanya saja ... aku ..."

Kemudian (Y/n) memelukku, memelukku dengan sangat erat. Aku membalas pelukannya dan kami menangis dalam pelukan ini. Aku tidak ingin berpisah dengannya, tidak ingin berpisah dengan (Y/n).

Tapi jika aku menahannya, maka (Y/n) akan mati. Aku tidak mau membiarkan (Y/n) mati. Lebih baik aku merasakan rasa sakit ini daripada menyaksikannya mati mengenaskan.

Ishtar dan Ereshkigal juga mengunjungi kami kemarin. Hubunganku dengan Sora juga membaik. Terkadang kami akan membicarakan sesuatu seperti tentang politik, sistem tanam, cara pembuatan kertas, dan lain sebagainya.

Aku membebaskan Sora dari hukuman mati karena ternyata dia hanya diperalat oleh Hweil. Dan keberadaan Hweil juga masih dicari. Dia berhasil melarikan diri ketika kami berhasil mengetahui kalau dia ingin merebut posisiku sebagai raja atas Uruk.

----

Hari sudah malam dan bulan masih berwarna seperti biasa. Aku harap ada kesalahan dalam penafsiran Enki. Aku berjalan di lorong-lorong istana yang sunyi ini, berniat ingin mengunjungi (Y/n) di kamarnya.

Langkahku terhenti ketika aku bertemu dengan Sora di taman istana. Dia sedang memerhatikan langit, atau lebih tepatnya bulan. Dia pasti ingin segera pulang. Kuputuskan untuk menghampirinya terlebih dahulu.

"Apa yang kau lakukan disini, Sora?" tanyaku.

"Eh? Ah, Yang Mulia. Um, aku sedang memerhatikan langit sambil menikmati angin malam. Pemandangan disini sangatlah indah, walau tak seindah pemandangan Jepang."

"Kau memang sangat kurang ajar tapi kau kumaafkan."

Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Entah mengapa aku sudah mulai terbiasa dengan keberadaannya dan tentu jika tidak ada Sora pasti akan membuatku kesepian karena dia adalah teman berdebatku.

"Aku mempercayakan (Y/n) kepadamu, Sora. Jaga (Y/n) baik-baik!" ucapku secara tiba-tiba yang mengejutkan Sora.

"Yang Mulia?"

"Kupercayakan kekasihku kepadamu. Jaga dia dan lindungi dia. Itukan tugasmu sebagai kesatria pribadinya?" aku menatapnya lalu memberikan senyumanku kepadanya.

Matanya berbinar tapi kemudian dia membalas senyumanku. Dia mengangkat tangannya, berniat ingin bersalaman denganku. Aku memperlihatkan seringaiku lalu berjabat tangan dengannya.

Unforgettable Love (Gilgamesh x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang