One Shot (1)

3.3K 201 11
                                    

Nama: Putri (bisa dipanggil Hime)
Uname: putriyuuki
Tema: Hadiah

Gilgamesh's POV

Sudah beberapa minggu sejak (Y/n) menjadi kekasihku. Aku berencana ingin memberikan hadiah untuknya. Tapi ... hadiah apa?

Perhiasan? Berlian? Emas? Apakah itu yang dia inginkan? Atau apakah dia ingin cepat-cepat dijadikan permaisuri? Ah kalau itu, aku juga sudah tidak sabar!

Aku menyentuh daguku dan berjalan kesana kemari di ruang kerjaku ini. Untungnya semua pekerjaanku sudah ku selesaikan. Tentu semua berkat (Y/n) dan Siduri yang sudah menolongku. Aku sangat berterima kasih kepada mereka.

Tunggu, Siduri? Benar, aku bisa menanyakannya kepada Siduri! Dia kan perempuan! Aku bisa menanyakan pendapatnya!

Sebuah seringai terbentuk di bibirku. Dengan cepat aku meminta para prajurit untuk memanggil Siduri. Tak butuh waktu yang lama, pintu ruang kerjaku ini terbuka dan terlihatlah seorang perempuan dengan surai coklat dan manik yang berwarna senada dengan rambutnya memberikan hormat kepadaku.

"Hormat saya kepada Sang Raja! Apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Siduri sopan.

"Angkat kepalamu Siduri, ada sesuatu yang ingin kubicarakan kepadamu!"

"Apa itu, Raja Gilgamesh?"

Aku mendirikan diriku dari kursiku ini lalu berjalan mendekati Siduri. Siduri terlihat bingung tapi dia tetap menunggu dengan sabar.

"Jika ada seorang pria yang ingin memberimu hadiah, apa yang kau mau?"

"M-maaf?"

"Jika ada seorang pria yang ingin memberimu hadiah, apa yang kau mau? Dan ini yang terakhir kalinya aku mengulangi kata-kataku!"

"A-aku ... tidak mengerti. Mengapa anda menanyakan hal itu?"

Siduri terlihat terkejut. Aku membuang napas kasar lalu menggaruk kepalaku yang tidak gatal ini. Kemudian aku melipat kedua tanganku di depan dadaku.

"Begini, aku ingin memberikan hadiah kepada (Y/n) tapi aku tidak tahu hadiah apa itu. Apa ... kau bisa memberikan pendapatmu untukku? Sebaiknya, apa yang harus ku berikan untuk (Y/n)?"

"Waktumu," jawabnya singkat yang membuatku membeku.

"Hah?"

"Waktumu, Yang Mulia. Setiap hari anda selalu saja sibuk dan kalian hanya bertemu jika Nona (Y/n) sedang membantumu bekerja. Sedangkan untuk makan bersama, anda sering membiarkan Nona (Y/n) makan sendiri di ruang makan. Tapi untunglah ada Sora yang menemaninya. Pada saat bekerja, anda sering bersikap acuh tak acuh kepadanya dan aku bisa melihat ada rasa kesepian di matanya ketika dia menatap anda," jelasnya yang membuat hatiku terpukul.

"A-aku melakukan itu?"

Siduri mengangguk mantap untuk menjawab pertanyaanku. Aku memukul kepalaku pelan, tak menyangka kalau aku sudah bersikap seperti itu kepada (Y/n).

Pasalnya, jika aku sudah serius ketika mengerjakan pekerjaanku, aku tidak akan memperdulikan sekitarku. Aku bahkan tidak sadar kalau aku sudah bersikap acuh tak acuh kepada (Y/n)!

Astaga, dia pasti sangat kesepian! Apa yang harus ku lakukan?!

"Kira-kira, apa yang harus ku lakukan, Siduri? Apa yang bisa kuperbuat untuk menembus kesalahanku?"

"Tidak bermaksud lancang tapi, ada baiknya jika hal tersebut anda pikirkan sendiri. Hadiah yang anda berikan tidak akan spesial lagi jika orang lain yang memberikan pendapatnya kepadamu. Hadiah yang spesial adalah hadiah yang benar-benar berasal dari hati," jelas Siduri sambil tersenyum.

Unforgettable Love (Gilgamesh x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang