Nama: Patricrypha Althria
Uname: althrivera
Tema: Seihai SensouMaaf krna sudah mnunggu lama desu! Akan ada Spoiler untuk bagi yg main FGO NA di chapter Babylonia! Jd yg tdak suka spoiler bsa tdak membaca! Dan ane msih bingung dngan Servant yg disummon oleh Gil jd klau ad ksalahan mohon diberitahukan! Trima kasih! Disarankan jga untuk membaca sambil mendengar lagu yg ada di mulmed! Trima ksih!
Gilgamesh's POV
"APA YANG KAU LAKUKAN MERLIN?!" teriakku penuh amarah kepada salah satu Servantku, Merlin.
"Bermain dengan Shamhat tentunya~!" jawabnya dengan wajah yang terkesan polos.
Seketika aku naik pitam dan aku langsung melempar salah satu tablet yang kupegang ke wajah Merlin. Shamhat terkejut dan langsung menjauhi Merlin lalu menghampiriku. Servantku yang lain, Amakusa, hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah atas tingkah laku Merlin.
"Kau tidak apa-apa?" tanyaku kepada Shamhat yang tak lain adalah calon istriku.
"Aku baik-baik saja Yang Mulia, terima kasih banyak! Dan um, bagaimana dengan tuan Merlin?"
"Biarkan saja dia, lagipula dia bisa menggunakan Noble Phantasmnya untuk menyembuhkan lukanya," jawabku sambil memegang bahu Shamhat dan kami bertigapun keluar dari ruangan ini.
Sebelum kejadian ini, aku berniat ingin mengajak Shamhat untuk makan siang bersama di taman. Tetapi aku tak menyangka kalau Merlin berani menggoda Shamhat sampai memeluknya segala.
Aku tidak cemburu dengan hal itu tetapi ini bukan pertama kalinya Merlin menggoda wanita-wanita yang ada di istana ini. Dan ketika malam, dia akan ke bar untuk minum-minum bersama dengan wanita malam dan tidur dengan mereka.
Tidak masalah jika dia mengerjakan tugasnya dengan benar tetapi masalahnya dia bahkan tak pernah menyelesaikan satu pekerjaan yang kuberikan dengan benar. Untunglah ada Servant lainnya yang bisa membereskan masalah yang dibuat oleh Merlin.
"Master, kami sudah kembali," ucap Ushikawamaru yang kemudian membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepadaku. Kedua Servant yang berada di belakangnya juga mengikuti aksinya itu.
"Ah, selamat datang kembali, Ushikawamaru, Benkei, dan Tomoe. Bagaimana dengan keadaan kota, apa aman?" ucapku
"Tenang Master, keadaan kota sudah lebih aman dan tenang sekarang. Beristirahatlah Master, biar kami saja yang mengurus pekerjaan anda yang selanjutnya," sambung Tomoe.
"Huff, baiklah tapi kalian juga jangan lupa untuk beristirahat. Kalau begitu, aku permisi," aku dan Shamhat meninggalkan keempat Servant yang membungkukkan tubuh mereka untuk memberikan hormat.
Sudah beberapa tahun semenjak (Y/n) kembali ke dimensinya dan sudah beberapa bulan sejak aku melamar Shamhat untuk menjadi istriku. Dari semua wanita, aku memilih Shamhat karena dia mengingatkanku kepada Enkidu dan (Y/n) tentunya.
Aku menjadikan Shamhat sebagai calon istriku bukan berarti aku sudah tidak mencintai kekasih abadiku, (Y/n). Justru sekarang aku merasa sangat sangat merindukannya dan hatiku terasa sangat sakit ketika aku mengingat kenangan ketika bersamanya dulu.
Setelah aku mengalahkan Hweil, ada masalah dan musuh baru yang harus kuhadapi. Tepat setahun setelah kembalinya (Y/n) ke dimensinya, aku melihat seseorang yang mirip sekali dengan Enkidu dan dia menyebut dirinya sebagai Kingu, salah satu anak dari Tiamat.
Banyak Lahmu yang membunuh rakyatku dan mereka juga memporak-porandakan Uruk. Suatu malam, ada sebuah sinar yang tiba-tiba muncul di kamarku, awalnya ku kira sinar itu adalah ibuku atau dewa yang lain tetapi rupanya sinar itu berasal dari benda yang menyerupai cawan.
Cawan ini berbicara denganku, menawarkan sebuah bantuan kepadaku untuk memerangi Tiamat. Aku menyebut cawan ini sebagai Cawan Uruk tetapi nama sesungguhnya dari cawan ini yaitu Cawan Suci.
Dengan cawan ini aku memanggil 8 Servant yang berasal dari masa depan, Servant itu adalah Merlin, Ushikawamaru, Amakusa Shirou, Musashibou Bankei, Tomoe Gozen, Leonidas, dan Fuuma Kotarou.
Beberapa hari yang lalu aku bertengkar hebat dengan salah satu Servantku, Ibaraki Douji dan karenanya dia memilih untuk berhenti menjadi Servantku dan mengancam akan menjadi penjahat di Uruk.
Aku tidak peduli dengan hal tersebut dan lagipula, aku bisa mengalahkan Ibaraki dengan mudah. Sampai sekarang aku tidak tahu nasibnya seperti apa sekarang, apa dia kembali ke Throne of Heroes atau menjadi gelandangan di Uruk.
"Yang Mulia? Apa ada yang menganggu pikiran anda?" ucap Shamhat yang membuatku terkejut.
"Huh? Ah, tidak. Tidak ada yang mengganggu pikiranku, ada apa?"
"Anda melamun, Yang Mulia."
Perkataan Shamhat membuatku kembali diam. Aku mengkhawatirkan masa depan Uruk, aku takut kalau aku tidak bisa menang dalam memerangi Tiamat.
"Apa anda merindukan Putri (Y/n)?" sambung Shamhat.
Benar, aku merindukannya. Sangat merindukannya. Tetapi apa yang bisa kuperbuat? Lagipula, Uruk sedang dalam keadaan kritis jadi aku juga bersyukur karena (Y/n) sudah kembali ke dimensinya.
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Shamhat, aku baik-baik saja. Makanlah makananmu," ujarku dan Shamhatpun mengangguk untuk menjawabku.
Apa yang harus kulakukan untuk melindungi Uruk dari Tiamat? Terlebih, dia menggunakan wujud Enkidu untuk mengelabuiku. Bukan hanya wujud, cara bertarungnya bahkan sama dengan cara bertarung Enkidu.
Astaga, apakah ini adalah hukumanku karena aku sudah memusuhi para dewa?
------
"Selamat atas pernikahan anda, Master!" para Servantku mengucap selamat kepadaku.
"Terima kasih," balasku yang kemudian diikuti oleh Shamhat.
Aku tidak merayakan pernikahanku dengan mewah karena mengingat kejadian yang dialami Uruk belakangan ini. Pesta yang sederhana bukanlah pesta yang kusukai tetapi demi rakyatku maka aku tidak keberatan.
Tidak ada tari-tarian, arak-arakan, dan yang lain sebagainya. Aku membagikan makanan kepada rakyatku untuk perayaan pesta pernikahanku.
(Y/n), andai kaulah yang berada di sampingku saat ini, mungkin aku bisa tidur sedikit lebih tenang ketika malam. Aku sangat merindukanmu, (Y/n).
"Yang Mulia," ujar Siduri.
"Ada apa Siduri?"
"Nikmatilah malammu dengan Ratu Shamhat malam ini, Yang Mulia. Untuk pekerjaan yang lainnya, biar kami saja yang mengurusinya," sambung Siduri.
"Baiklah, terima kasih," balasku.
Ketika Servantku sedang bercanda ria bersama, aku meninggalkan ruang makan menuju ke kamarku. Disana terlihat Cawan Suci yang kembali bersinar.
Aku mengambil cawan itu dan menyimpannya di tempat dimana aku menyimpan harta-hartaku. Aku juga harus menjaga cawan ini agar Tiamat tidak merampasnya dariku.
Aku akan menyelamatkan Uruk dan rakyatku. Walau nyawaku harus melayang aku tak peduli. Aku akan memberikan meriam sang raja kepada Tiamat dan anak-anaknya itu!
End of Gilgamesh's POV
.
.
.
.
.Author's Note:
Holla dan kembali lgi dngan ane! Maaf klau critany membosankan desu, soalny ane kehabisan ide untuk tema yg dibrikan oleh sang reader 😂😂😂 maaf klau mngecewakan!
Btw klau ad yg slah2 ato bgaimana tlong dibritahu! Krna aku jga kekurangan informasi tntng chapter Babylonia jd aku rada2 bingung. Btw in critany tak ubah dikit2.
Jngan lupa untuk memberikan vote dan komen lalu memfollow akun ini! Trima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Love (Gilgamesh x Reader)
Fiksi Penggemar【Complete】 Seorang gadis yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga kini entah mengapa tersesat di dunia lain. Rupanya yang elok mengharuskannya memakai penutup wajah. Tetapi akhirnya rahasia terbongkar oleh tuannya, sang Raja yang sempurna dan...