6. stres???

21.5K 1.1K 50
                                    


Juna memegangi keningnya yang berdenyut nyeri. Irene benar benar tega melemparkan gelas itu kekeningnya.

Juna tersenyum masam.

Dia bahkan pernah menyakiti ku lebih dari ini

Juna mendongakkan kepalanya dan melihat pecahan gelas yang berserakan. Terdapat noda darah di lantai kamar. Juna rasa keningnya tidak sampai mengeluarkan darah sebanyak itu.

Menyadari ada sesuatu yang janggal Juna langsung berlari turun ke lantai bawah mengabaikan rasa sakit di keningnya. Ya Juna harus memastikan jika Irene baik baik saja.

Belum juga Juna menginjak anak tangga terakhir mang ujang datang menghampirinya dengan raut wajah panik

"Den non Irene pingsan den di kamarnya sama bi titin"

"Cepet siapin mobil mang kita bawa Irene ke rumah sakit"

~~~My baby~~~

Juna menunggu Irene yang sedang di periksa oleh salah satu dokter kandungan di rumah sakit Aryasetia, rumah sakit miliknya.

Wajah pucat Irene, luka yang terdapat di telapak kakinya dan tangis ke khawatir an bi titin tak bisa menghilang dari pikirannya

Apakah irene baik baik saja?

Bagaimana dengan bayinya?

Nyatanya seberapa sakit luka yang Irene berikan kepadanya, Juna tidak pernah berhenti mencintainya tidak pernah melupakan wanitanya, Tetapi sebuah kekecewaan yang mendalam menganggap bahwa Irene yang tidak pernah mencintainya dan hanya mempermainkannya membuat rasa kebencian itu tumbuh dan menjadi pemenangnya.

Bagaimana saat dia ditinggalkan tanpa sepatah kata pun memperkuat sebuah kenyataan buruk yang tidak ingin Juna percaya.

Saat Juna sudah menata hati dengan begitu baik mencoba melupakan dan memulai hidup dengan baik. Irene datang dengan senyum manis dan mengatakan bahwa dia adalah dokter spesialis anak dan kandungan baru dirumah sakitnya. Selalu makan siang bersama istri chandra yang otomatis terdapat dirinya, Selalu mengikuti pesta perayaan keluarga juniadi karene undangan yang diberikan oleh nyonya juniadi, Sering mengantar jemput Krystal sepupunya yang akan berkunjung atau pulang dari apartemen Irene, dan Yeri yang selalu melaporkan apa yang terjadi pada irene kepadanya membuat dia jengah.
Tidak ada lagi hari tanpa kehadiran Irene.

Dunia Juna terasa menyebalkan. Semua yang coba dia lakukan untuk melupakan telah sia sia.

Irene menjungkir balikkan dunianya lagi untuk kedua kali.

"Mas Juna!!!"

Suara Yeri berhasil membuyarkan lamunannya.

"Mba Irene gimana mas jun?"

"Mas gak tau... masih diperiksa irene nya."

"Sebentar lagi mama dateng... mama panik terus ninggalin papa sendirian di Bandung. Lagian Mas Juna ngapain mba irene sih?"

"Kok mas sih? Gak liat ini jidat mas benjol gara gara siapa? Gara gara mba kamu tuh!"

"Halahahhh.... paling mas pantes dapet begituan." Ucap Yeri dengan senyum meremehkan. Juna hanya memutar bola matanya malas.

"Arjuna! Kamu ngapain irene lagi?" Nyonya juniadi datang berlari kecil menghampiri Juna dan Yeri sambil menenteng high heels mahalnya.

"Irene belum selesai di periksa mah" ucap Suho menunduk bersiap mendapatkan kemarahan ibu tercinta.

"Kamu tuh ya..."

Cklek..

Perkataan nyonya juniadi terpotong oleh suara pintu yang terbuka. Dokter egi keluar dari ruangan pemeriksaan.

MY BABY (SURENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang