16. preeklamsia?

16.5K 999 80
                                    

Pada sabtu sore ini Irene dan Juna telah menginjakkan kakinya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Setelah mengalami perdebatan panjang tentang Irene yang menginginkan tetap berada di yogyakarta untuk menjaga ibunya yang sedang dalam masa pemulihan sedangkan Juna menginginkan agar Irene ikut pulang ke Jakarta.

Lagipula, Jika Irene menggunakan logikanya dengan benar bukankah nanti yang terjadi adalah Ibunya yang akan menjaga Irene yang sedang dalam keadaan hamil tua? Kedua perempuan tak berdaya akan saling menjaga? Itu tidak masuk akal.

Jadi sepasang suami istri tersebut sepakat untuk memperkerjakan seorang suster yang akan mengurusi ibu Irene hingga sembuh dan Irene bersedia ikut Juna pulang ke Jakarta.

Jadi sepasang suami istri tersebut sepakat untuk memperkerjakan seorang suster yang akan mengurusi ibu Irene hingga sembuh dan Irene bersedia ikut Juna pulang ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Kenapa? Ngantuk?" Tanya Juna saat mendapati jika wajah Irene sedikit sayu dan di balas gelengan oleh Irene.

"Mata Irene cuma berat"

"Suruh siapa nangis semaleman?"

"Mas Juna mah ngga ngerti! Irene kan mau ninggalin ibu dirumah. Irene itu masih khawatirin dan kangen ibu tau!" Juna lagi lagi terkekeh dengan rengekan Irene.

"Ya udah maaf.. sekarang duduk dulu sini bentar lagi mang ujang nyampe" saran Juna dibalas anggukan persetujuan dari Irene. Sejujurnya kaki Irene sudah mulai terasa pegal.

Karena hanya sisa satu kursi untuk di duduki Juna memutuskan untuk berdiri di sebelah Irene. Mengeluarkan ponselnya mengecek email yang masuk dan membiarkan tangan sebelah kirinya dipegangi Irene atau lebih tepatnya tangan kekarnya menjadi suatu objek permainan Irene.

"Tangan mas Juna kenapa?" Irene terkejut dengan sebuah bekas luka yang lebar pada tangan kiri Juna. Walaupun sudah agak memudar namun Irene yakini jika itu dulunya sebuah bekas luka yang cukup parah.

"Mmm itu luka kecelakaan dulu. Aku juga punya satu lagi ini di pelipis" jelas Juna dan menunjukan bekas luka yang terdapat pada pelipis kirinya dengan menyibak potongan rambutnya.

"Kecelakaan apa?" Tanya Irene khawatir.

"Kecelakaan motor waktu nyariin kamu"

"Hikss mas Juna..hikss maaf.." oh Juna benar benar tidak pernah menyangka jika pengakuan 'bekas luka' nya akan membuat Irene kembali menangis. Tidak memperdulikan orang orang disekitarnya, Juna memutuskan untuk berlutut dihadapan Irene dan menghapus lelehan air mata istrinya.

"Ssttt mas ngga papa kok rene.. jangan nangis gitu dong"

"Tetep aja ini salah Irene maaf..."

"Mas udah maafin Irene kok.. pokoknya sekarang Irene ngga boleh pergi pergi lagi kalo ngga pengin mas kecelakaan nyariin kamu oke?" Irene mengangguk menyetujui dan di balas kecupan sayang di dahinya.

~~~my baby~~~

Irene tengah berkaca kaca penuh keterkejuta saat mendapati keadaan kamarnya telah berubah menjadi begitu mengesankan. Tertata cantik dan penuh dengan perlengkapan bayi yang lucu lucu. Walaupun irene tau jika ini belum selesai 100% karena terdapat Yeri, Mark, dan Raikhan yang masih sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

MY BABY (SURENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang