PROLOGUE

54.3K 4.2K 142
                                    

Ada satu hal yang paling kuharapkan setelah membuka mata. Aku akan memberitahunya di sini.

Usai terbangun di atas ranjangku yang berantakan, menyibak selimut putih yang terlihat kusut lalu berlari menuju kamar mandi dan membersihkan tubuh, aku akan berdandan secantik mungkin.

Aku menjajal semua gaun di lemariku.

Beberapa staf bilang, ia tipikal pria yang ramah dan gampang tersenyum. Ia menyukai gadis berambut hitam sepundak dengan tubuh molek. Jadi kupikir aku sudah memenuhi syarat.

Sejak pertemuan perdana itu, aku benar-benar tidak mampu mengalihkan pandanganku darinya. Bahkan ketika ia melenggang masuk ke dalam ruang kerja ayah dengan kaki panjangnya, aku hanya akan duduk di sofa, berpura-pura membaca novel, mengintip dirinya yang tengah berusaha bersikap ramah pada ayah sebagai seorang bawahan. Memerhatikan gerak-geriknya ketika merasa gugup. Mempertemukan manik jelaganya dengan milikku setelah itu tersenyum amat manis.

Detik itu, ada sesuatu yang berdenyut tak nyaman. Aku menemukannya. Seseorang yang kurasa akan menjadi pendamping hidupku. Dialah harapanku. Pria itu, Jeon Jungkook.

Sebanyak seratus delapan puluh dua hari aku mencari tahu tentang sosoknya. Menanyakan banyak hal pada ayah yang hanya akan merespon dengan senyuman dan gelengan. Merengek pada ayah untuk lekas mendekatkan aku padanya.

Semua itu terlaksana, kami berkencan selama sebulan. Dan tiba-tiba ia melamarku. Bohong jika aku tak bahagia saat itu. Aku merasa luar biasa bahagia dan langsung menerima lamarannya.

Setelah kami menikah, ia diangkat menjadi CEO di perusahaan ayah. Aku merasa sangat senang. Sangat, sangat, sangat bahagia.

Tapi....

Aku mulai menyadari, bahwa apa yang ia perlihatkan selama ini hanyalah kebohongan semata. Bukan berarti dirinya berubah. Aku merasa, Jungkook telah lama menanti momen ini. Menghancurkan diriku. Memperlakukanku dengan cara yang begitu buruk. Aku meyakini bahwa, ia telah merencanakan ini sedari awal ia tersenyum ke arahku. Aku terlalu bodoh sebab tak mampu menyelami maksud dari kilatan manik jelaganya yang seolah-olah tengah berucap, bahwa permainan akan segera dimulai. []

***

k/n : cerita ini mengalami sedikit perubahan. Dipersilakan untuk membaca dari awal :)

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang