Chapter 35

1.9K 409 77
                                    

Vote+comment jangan lupa^^




Happy reading^^



Author POV

Guanlin berjalan dengan perasaan yang kacau. Ia memasuki kamarnya. Kamar yang menjadi tempatnya dan Jihoon tidur bersama saling menghangatkan satu sama lain.

Kini rasanya kosong. Semua barang-barang Jihoon sudah tidak ada di meja dan lemari. Guanlin mendudukkan dirinya diatas kasur lalu menunduk.

Guanlin mengacak rambutnya frustasi.
"Apa yang kau lakukan Park Guanlin?! Arghhhh!!!"

Guanlin terus memaki dirinya sendiri hingga ada seorang pelayan mengetuk pintunya.

"Jangan menggangguku!" Bentak Guanlin dari dalam kamar. Pelayan itu sempat terkejut karena ini pertamakalinya ia mendengar bentakan dari Tuan-nya.

"M-maaf Tuan, anda harus makan siang. Tuan Jihoon sudah membuatkannya untuk anda." Ucap pelayan itu di depan pintu Guanlin yang tertutup.

Guanlin hampir saja lupa jika Jihoon membuatkannya makanan. Guanlin melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.

Guanlin membuka pintunya dan melihat seorang pelayan yang langsung menunduk hormat kepadanya.

"Beritahu pelayan yang lain bahwa aku meliburkan kalian hari ini. Pulanglah. " Perintah Guanlin yg langsung dituruti oleh sang pelayan.

Guanlin berjalan menuju ke ruang makan. Ia melihat semua makanan favoritnya tertata rapi di meja makan.

Guanlin tersenyum miris. Kenapa baru sekarang ia rindu akan masakan istrinya ini?

Guanlin duduk di kursi lalu mengambil nasi dan beberapa lauk kesukaannya. Guanlin menyendokan satu suap ke dalam mulutnya.

Tes!

Saat itu juga ia meneteskan air mata karena merasakan masakan Jihoon yang begitu lezat tetapi hatinya seolah-olah teriris.

Guanlin memakan makanannya sambil terus mengeluarkan airmatanya. Sesekali ia tersenyum pahit saat mengingat momen mereka berdua.

Memang 2 bulan adalah waktu yang belum lama tetapi sudah banyak hal-hal yang mereka lewati bersama.

2 bulan hanyalah usia pernikahan mereka sedangkan Guanlin dan Jihoon telah hidup bersama selama belasan tahun ini.

Akan sangat aneh jika mereka berpisah. 3-5 hari saja mereka akan saling merindukan, apalagi dalam waktu yg lama?

Guanlin tidak menghabiskan makanannya. Ia beranjak menaruh piringnya ke wastafel dan mencuci piringnya sendiri.

Dan lagi, memori-nya tentang Jihoon kembali terngiang di kepalanya.

Mereka berdua akan selalu berdebat sebelum menyuci piringnya walaupun pada akhirnya Guanlin-lah yang mencucinya.

"Hiksss...hyung..mianhe...hikss..."

Guanlin membanting piringnya ke lantai lalu berteriak sekencang mungkin. Ia benar-benar merasa gila sekarang.

Tidak peduli jika kakinya terluka akibat menginjak pecahan piring yang berserakan di lantai.

Guanlin masih terus saja menangis. Ia baru tahu bahwa dirinya akan se-cengeng ini ditinggal sang istri.

Guanlin memungut pecahan piringnya dengan tangan kosongnya. Bahkan tangan dan kaki Guanlin sudah berdarah tapi ia tidak peduli. Hatinya lebih sakit.

Guanlin meremas pecahan piring itu ditangannya yang membuat darahnya mengalir sangat deras mengotori lantai.

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang