Chapter 32

1.9K 403 233
                                    

Apakah kalian siap? Oke.
Votenya dulu gaes ^^

Btw kenapa chapter kemaren banyak yg nyebut nama binatang? :) Apa salah dede guan dan apa salah gue? :)

Happy reading^^

Author POV

"Hyung... kupikir kau harus pulang dan membicarakannya dengan Tuan Park. Jika kalian terus saling menghindari, hyung tidak akan tahu masalah yang sebenarnya." Ucap Samuel sambil menyantap pancake-nya.

Sekarang Samuel dan Jihoon berada di ruang makan sedang menyantap sarapan mereka. Somi sudah berangkat ke sekolah daritadi pagi.

Jihoon akhirnya memilih untuk bercerita dengan Samuel.

Ia sangat ingin menceritakannya kepada Woojin tapi pasti sahabatnya itu akan marah-marah kepada Guanlin.

"Aku juga sempat berpikir seperti itu, Muel. Tetapi Guanlin selalu sibuk dan kita jarang bertemu lagi. Berhenti memanggilnya Tuan Park jika bersamaku." Ucap Jihoon lalu meminum susunya.

"Ahh baiklah, mungkin hyung harus ke perusahaan. Membawakannya makan siang atau sekedar mengecek jalannya perusahaan maybe? Karena jika hyung menunggunya pulang mungkin tidak sempat." Ucap Samuel.

Jihoon mengangguk setuju. Ternyata Samuel cukup bisa diandalkan. Jihoon sangat bersyukur karena Tuhan menghadirkan orang-orang yg bisa membuatnya lebih kuat.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pulang ke rumah pukul 10 nanti lalu membuatkannya makan siang." Ucap Jihoon sambil melihat jam dinding yg masih menunjukkan pukul 9.15 pagi.

"Aku antar ya. Tidak ada penolakan. Aku harus mengantarmu sampai di rumah dengan selamat." Ucap Samuel yg membuat Jihoon tertawa.

"Iya, Muel. Sekarang mandilah, aku yg akan mencuci piring ini." Ucap Jihoon lalu mengambil piring kotor dan gelas yg sudah mereka gunakan.

"Tidak perlu hyung, kau itu tamu di rumahku dan tamu itu tidak cuci piring." Ucap Samuel sambil menahan tangan Jihoon.

"Ck, kau bilang anggap rumah sendiri kan? Dirumah biasa aku yang men---"

Seketika Jihoon menunduk sedih. Samuel mengerutkan alisnya bingung dengan perubahan Jihoon yang tiba-tiba.

"Hyung? Gwenchana?" Tanya Samuel sambil memegang pundak Jihoon.

"Guanlin yang mencuci piringnya untukku..." lirih Jihoon. Suaranya kecil tapi masih bisa di denger oleh Samuel.

Samuel dengan cepat menarik Jihoon ke dalam pelukannya.
"Hyung menangislah. Menangislah jika itu membuatmu tenang setelah ini." Ucap Samuel.

Bahkan Jihoon berkhayal bahwa yang memeluknya saat ini adalah Guanlin. Jihoon ingin menangis, tapi ia tahan.

Jihoon tidak membalas pelukan Samuel dan hanya meremas kemeja Samuel di pinggangnya.

Jihoon menghela napasnya lalu melepas pelukannya dan berusaha memperlihatkan senyuman terbaiknya.

"Aku tidak akan menangis, Muel. Terimakasih atas saranmu. Aku akan mencuci piringnya dan juga mandi." Ucap Jihoon lalu segera kembali mengangkat piringnya.

Lagi-lagi Samuel menahannya.
"Hyung, mandi duluan oke? Aku yang akan mencuci piringnya." Ucap Samuel sambil mendorong Jihoon pelan ke kamarnya.

Jihoon menggeleng-gelengkan kepalanya. Jika hobi Somi adalah menariknya maka Samuel hobi mendorongnya.

Jihoon akhirnya mengambil handuk dan baju yang telah disiapkan Somi untuknya lalu masuk ke dalam toilet.

-

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang