BONUS CHAPT (1)

1K 196 44
                                    

ESJE KEMBALI DENGAN BONUS CHAPT PERTAMA!!!!

Oke langsung aja^^










Author POV

"Tidak mau! Yang kau beli ini burung merpati bukan burung pipit!"

.
.

"Astaga aku sudah bilang kalau aku mau koleksi logo yang terbaru bukan keluaran tahun lalu!"

.
.

"Guan, berbicaralah menggunakan aksen Busan. Sekarang!"

.
.

"HUWAAAAA LAI GUANLINNNN AKU MAU BONEKA SOSIS MERAH MUDA HUHUUUU"

.
.

"Guan, aku ingin menjambak rambut Woojin malam ini dan mencabut gingsulnya."

.
.

Guanlin menghela napasnya. Menuruti permintaan Jihoon yang sedang hamil itu sangat menyusahkan dan menyebalkan.

Tetapi yang namanya cinta membuat Guanlin sabar menghadapi Jihoon dan calon buah hatinya atau bisa dibilang anak Woojin juga.

Malam ini Guanlin bisa tidur dengan tenang karena Jihoon sedang dalam suasana damainya.

Guanlin menatap wajah Jihoon yang sedang tertidur dalam dekapannya. Ia mengecup kening istrinya pelan.

Sudah empat bulan setelah mereka memutuskan untuk kembali hidup bersama dan menikah.

Mereka menikah seminggu setelahnya dan pindah ke Korea kembali.

Woojin dan Hyungseob juga sudah resmi menikah pada hari dan tempat yang sama dengan pasangan Guanhoon ini.

Mereka berempat memutuskan untuk menikah bersama karena tidak ingin repot-repot lagi mengingat mereka sudah memiliki anak.

Usia kandungan Jihoon sudah memasuki tujuh bulan. Ia akan melahirkan sebentar lagi.

Guanlin tersenyum mengingat betapa keras perjuangannya untuk mendapat Jihoon kembali.

Semua cobaan dan ujian telah ia hadapi dengan hati yang kuat. Begitupun juga dengan Jihoon.

Pada akhirnya mereka bersatu kembali. Walaupun Chanyeol juga sempat menentang hubungan mereka karena mengetahui Jihoon mengandung anak Woojin.

Tetapi Jihoon, Guanlin, dan Woojin berhasil meyakinkan Chanyeol bahwa mereka bisa menghadapi semua dan bertanggung jawab.

"Guan~"

Guanlin tersadar dari lamunannya lalu menatap Jihoon yang juga sedang menatapnya.

"Iya, sayang?"
"Kau belum tidur?"
"Hm."
"Wae?"
"Karena memandangmu lebih baik daripada tidur."

Jihoon memanyunkan bibirnya lalu memukul pelan dada Guanlin.

"Bohong. Buktinya kau melamun  bukan memandangku." ucap Jihoon kesal.

Guanlin tertawa kecil lalu mengacak rambut istrinya pelan.

"Kenapa bangun, hm? Kau menginginkan sesuatu?" tanya Guanlin.

"Mengalihkan pembicaraan?" tanya Jihoon.
"Tidak, sayang. Ini masih pukul dua malam, kau harus tidur lagi. Nanti bayi kita sakit." ucap Guanlin sambil mengelus perut Jihoon yg sudah membesar.

"Aku tidak menginginkan apa-apa." jawab Jihoon sambil mengelus wajah Guanlin.

"Lalu kenapa?" tanya Guanlin lagi.

Jihoon tersenyum lalu berkata,

"Karena memandangmu lebih baik daripada tidur hehehe"

Guanlin mencubit pipi Jihoon gemas lalu mencium seluruh wajah Jihoon berkali-kali.

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang