Chapter 1

7.8K 777 56
                                    

Author POV

Park Jihoon namja tampan nan manis ini hanya bisa menangis di kamarnya. Lampu di kamarnya mati, semua barangnya berantakkan. Sepertinya Jihoon sangat stress sekarang.

Tiba-tiba seorang namja memasuki apartemen Jihoon lalu berteriak,

"Jihoon hyung!!"

Jihoon tak menjawab sama sekali, ia hanya tetap menangis sambil memeluk kedua lututnya di pojok kamar. Namja yg mencari Jihoon itu pun membuka kamarnya yg gelap. Ia menyalakan lampu kamar Jihoon lalu terkejut melihat semua barang-barangnya berantakkan.

"Hyungg, ada apa dengan dirimu?!" namja itu langsung menghampiri Jihoon. Ia memegang baju Jihoon yg sangat basah dan kulitnya yg berubah menjadi pucat.

"Hikss.... Daehwi-yaa hikksss..." panggil Jihoon sambil menangis.
"Gwenchana hyung, aku disini" Daehwi memeluk Jihoon yg merupakan kakak kelas sekaligus sahabatnya itu.

Jihoon membalas pelukkan Daehwi erat. Sungguh situasi yg berat bagi Jihoon untuk menghadapi semua ini.

"Hyung, ayo ganti bajumu dulu. Sepertinya kau demam." ucap Daehwi sambil memegang dahi Jihoon. Jihoon pun mengangguk lalu mengganti bajunya.

Setelah mengganti baju, Jihoon pun berbaring di kasurnya dan memejamkan matanya. Kepalanya sangat sakit sekarang.

Daehwi yg tadi keluar dari kamar Jihoon kembali membawa obat demam, handuk, dan sebuah wadah berisi air hangat.

"Hyung, minumlah ini lalu beristirahatlah. Tenangkanlah dirimu, hyung. Semua akan baik-baik saja." ucap Daehwi membuka bungkus obatnya lalu memberikannya kepada Jihoon.

-

-

-

-

"Kenapa kau disini? Apakah masih belum cukup kau menyakitinya?" tanya seorang namja yg sangat kesal kepada sahabat hyung tirinya itu.

"G..Guanlin-ah.. " panggil Daehwi takut kepada adik tiri Jihoon, yaitu Park Guanlin. Guanlin ada anak kandung dari sahabat ayah dan ibu Jihoon yg merupakan salah satu pengusaha terkaya di Cina.

Akan tetapi, orangtua Guanlin meninggal karena kecelakaan pesawat saat ia masih sangat kecil. Akhirnya, dengan perjanjian yg orangtua mereka buat pun orangtua Jihoon mengadopsi Guanlin dan membawanya ke Korea.

Perjanjian yg mereka buat adalah jika salah satu dari mereka berempat meninggal, mereka tetap bekerjasama dan saling membantu. Tetapi, berhubung kedua orangtua Guanlin meninggal, orangtua Jihoon lah yg mengambil alih perusahaannya di Cina. Guanlin pun dirawat dengan penuh kasih sayang bersama Jihoon.

"Apa yg kau lakukan disini, bodoh?! Cepat pergi sebelum kesabaranku habis! Dasar munafik, kau masih saja berkelakuan baik di depannya." teriak Guanlin yg sedang berada di ruang tamu apartemen Jihoon bersama dengan Daehwi.

Guanlin yg memang kasar dan selalu emosi jika itu bersangkutan dengan hyung tirinya menampar Daehwi hingga ujung bibirnya berdarah.

Daehwi sudah tidak kaget lagi, ia juga tak melawan. Daehwi akui ia memang salah, ini pantas untuk orang jahat sepertinya.

"B-baiklah aku pergi... " ucap Daehwi yg berlinang airmata lalu keluar dari apartemen mewah Jihoon.

Tak lama setelah Daehwi pulang, terdengarlah teriakan Jihoon yg membuat Guanlin terkejut.

"Hiksss...Jangan tinggalkan aku Jinyoung-ah hiksss andwae!!"

Guanlin mendengar teriakan Jihoon pun langsung berlari memasukki kamar Jihoon dan menghampirinya.

"Hyung, gwenchana...astaga badannya panas sekali, hyung ireonaaa" Ucap Guanlin sambil menggoyang-goyangkan badan Jihoon. Akhirnya Jihoon pun sadar lalu langsung memeluk Guanlin.

"Guanlin-ah hiksss... Jinyoung hikss akan meninggalkanku hiksss" tangis Jihoon yg takut akan kehilangan kekasihnya, Bae Jinyoung.

"Hyung, itu hanya mimpi. Jangan takut." ucap Guanlin menenangkan hyung nya itu walaupun memang benar jika kekasihnya Bae Jinyoung itu tak lama lagi akan lepas dari genggaman Jihoon.

Flashback

"Sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini, aku tak mau melihat sahabatku sendiri sakit hati karena ku.  Kumohon mengertilah Bae Jinyoung." Ucap namja manis yang tengah menunduk itu.

"Tapi aku mencintaimu, tunggu sebentar lagi aku akan mengakhiri hubunganku dengannya." ucap namja bernama Bae Jinyoung itu.

"Lalu bagaimana dengan hubunganmu selama 2 tahun ini? Aku hanya datang sebagai perusak hubungan kalian, aku mencintaimu tapi aku juga tidak bisa menyakiti sahabatku sendiri. " jelas namja manis itu yg sudah meneteskan air matanya.

"Ssttt, sayang jangan berkata seperti itu. Seandainya aku menemuimu duluan, aku akan bersamamu bukan bersama Jihoon. " jawab Jinyoung sambil mengangkat dagu kekasih gelapnya itu.

"Daehwi hyung saranghae." kata Bae Jinyoung dengan jelas. Daehwi menatap mata Jinyoung dan melihat keseriusan disana tetapi ia masih tidak yakin dengan perasaan Jinyoung.

"Aku yakin kau masih mencintai Jihoon. " ucap Daehwi yakin.
"Ya, tapi aku lebih mencintaimu" jawab Jinyoung lalu langsung mengecup bibir Daehwi lama. Daehwi pun memejamkan matanya.

Tanpa sadar ternyata daritadi namja berwajah dingin bernama Park Guanlin sudah mendengar pembicaraan mereka berdua. Ia mengepalkan tangannya lalu pergi dari koridor sekolah meninggalkan Jinyoung dan Daehwi.

Flashback end

Guanlin masih setia tidur disamping hyung nya sambil memeluk dan menenangkan Jihoon yg masih demam. Ia melihat Jihoon sudah memejamkan matanya. Sepertinya ini sudah saatnya ia pulang ke rumah.

Ya, mereka berbeda tempat tinggal semenjak Jihoon masuk kuliah. Jihoon lebih memilih untuk tinggal di apartemen sedangkan Guanlin memilih tetap tinggal di rumah orangtua angkatnya.

Jihoon merasakan pelukan di pinggangnya melonggar. Ia langsung menahan tangan adiknya dan masih tetap memejamkan matanya.

"Jangan tinggalkan hyung, Guanlin-ah. " ucap Jihoon dengan suara kecil. Ia masih tidak sanggup berbicara karena kepalanya masih sakit. Guanlin pun tidak tega meninggalkan hyung nya.

"Arasseo, hyung. Kembalilah tidur. "Ucap Guanlin lalu mencium kening hyung nya dan kembali mengeratkan pelukannya di pinggang Jihoon.

.

.

.

.


.




.



.






See u next chapter^^

Gimana pendapat kalian tentang cerita ini? Jangan lupa vote and comment ya chingu, lopyuuu

-esje

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang