Chapter 42

1.3K 298 34
                                    

Jangan lupa vote+comment oii

-

-

-

-

Happy reading^^

"Bisa kita bicara sebentar? Aku Jungjung. Kekasih Justin." ucap Jungjung yang tangannya belum lepas dari pergelangan tangan Jihoon.

"K-Kekasih?" tanya Jihoon terkejut. Justin sudah memiliki kekasih? Berarti bukan hanya dia yang dikhianati? 

"Aku tahu ini cukup rumit. Tapi, ayo kita membahas ini." ucap Jungjung. Jihoon menatap Woojin yang tidak memberikan komentar apapun.

Woojin hanya menganggukkan kepalanya. Tidak ada salahnya kan berbicara? Baru saja Jihoon ingin menjawab tetapi suara teriakan Guanlin dari dalam sedang memanggil namanya membuatnya harus segera pergi.

"Maaf, tapi tidak sekarang. Aku harus pergi." ucap Jihoon lalu segera masuk ke dalam mobil.

Guanlin keluar tepat mobil milik Woojin dan Jihoon sudah keluar dari gerbang rumahnya.

"Hyungg jangan pergi!!!" teriak Guanlin sambil menghapus airmatanya kasar. 

Jungjung berlari menghampiri Guanlin lalu merangkul bahunya menenangkan. Justin, Jiqeong, dan Minghao keluar menyusul Guanlin.

"Guanlin dengarkan aku! Bagaimana bisa aku menjelaskan semuanya jika kau kacau seperti ini?! Tenanglah." ucap Jiqeong.

Jiqeong mengelus kepala adik sepupunya ini dengan pelan. Jiqeong memegang lengan Guanlin lalu membawanya masuk kembali setelah merasa bahwa adiknya ini sudah cukup tenang.

Mereka kembali masuk ke dalam kamar. Guanlin duduk diranjang bersama dengan Jiqeong di sampingnya. 

"Guanlin, semua yang kita lakukan baik maupun buruk itu pasti ada balasannya, kan? Kita juga disuruh bertanggung jawab atas apapun yang kita lakukan contohnya seperti dirimu yang diberi tanggung jawab untuk memimpin perusahaan keluarga kita." ucap Jiqeong sambil terus mengelus punggung Guanlin.

"Dan masalah ini, kau juga harus bertanggung jawab apapun resikonya. Kau tidak boleh egois apalagi perasaan seseorang yang kau korbankan. Aku yakin Jihoon masih mencintaimu. Kalian masih saling mencintai." lanjutnya.

Guanlin diam. Ia sadar bahwa perkataan Jiqeong ada benarnya. Guanlin mengusap wajahnya kasar. Jiqeong menepuk puncak kepala Guanlin pelan.

"Jihoon butuh keyakinan dan kepercayaan. Maka buatlah dia yakin dan percaya lagi kepadamu. Kau mengerti?" tanya Jiqeong.

"Bagaimana caranya, Jie? A-aku tidak tahu." ucap Guanlin frustasi.

"Temui dia." ucap Jiqeong. Guanlin mengangkat kepalanya dan menatap Jiqeong yang tersenyum.

"Jihoon tidak akan mau lagi menemui pria brengsek sepertiku." ucap Guanlin. Jiqeong sangat gemas dengan jawaban Guanlin.

"Jika kau mencintainya maka temuilah dia bodoh! Kami akan berusaha membantumu! Bawa surat itu kembali dihadapan Jihoon lalu katakan apapun untuk meyakinkannya! Ck, otakmu hanya cocok bekerja dengan berkas daripada masalah cinta seperti ini." ucap Jiqeong kesal.

"Aku dan Jungjung gege akan membantumu juga." ucap Justin. Jungjung mengangguk setuju.

"Aku akan menemui Jihoon nanti. Mungkin disitu kau bisa ikut denganku tapi jangan sekarang. Kau dan Jihoon harus menenangkan dirimu terlebih dahulu." ucap Jungjung.

"Ya, Jungjung ada benarnya juga." ucap Minghao yang sedaritadi diam.

"Baiklah. Terimakasih telah membantuku. Jungjung-ssi maaf telah merusak hubunganmu dengan Justin sebelumnya." ucap Guanlin menyesal.

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang