Chapter 43

1.3K 314 51
                                    

Jangan lupa vote+comment karena ini mempengaruhi mood gue dalam melanjutkan story ini. Yang author... mungkin ada yang sependapat kan sama aing? :)

.



.



.



.



.

Happy reading^^

Author POV

Guanlin pulang ke rumahnya setelah bertemu kembali dengan sang istri. Tidak. Guanlin tidak boleh menyebut Jihoon sebagai istrinya lagi. Ya, mereka benar-benar bercerai.

Guanlin benar-benar menandatangani surat perceraian itu. Keputusan Jihoon sudah mutlak. Guanlin sudah tidak tahu bagaimana cara menolaknya.

Hatinya benar-benar sakit dan... kosong. Jihoon seperti membawa hati Guanlin untuk ikut bersamanya.

Guanlin sudah tidak sanggup mengeluarkan air mata. Ia kira membiarkan Jihoon untuk menenangkan diri selama seminggu itu tidak dapat membuat Jihoon mengubah keputusannya.

Bahkan Guanlin telah bersujud di depan Woojin agar mau membujuk Jihoon agar kembali bersamanya pun tidak bisa. Woojin tidak bisa membuat Jihoon kembali padanya sekeras apapun usahanya.

Jihoon benar-benar merupakan seseorang yang sangat tegas dan tidak mudah mengubah keputusan yang menurutnya benar walaupun dibujuk oleh orang terdekatnya. 

Guanlin memikirkan kalimat-kalimat yang dilontarkan Jihoon,

"Jangan pernah mencariku."

"Jangan pernah menyewa orang untuk mengikutiku jika tidak ingin hubungan kita semakin hancur."

"Jangan pernah bertemu denganku."

"Aku tidak memaksamu melakukannya, jika kau tidak bisa maka jangan lakukan."

"Jaga dirimu baik-baik, jangan melakukan hal yang bodoh, dan tetaplah menjadi Lai Guanlin seperti dulu bahkan tidak ada aku."

"Ku harap kau sanggup melakukannya."

Tiga kalimat terakhir itu yang paling Guanlin ingat. Guanlin benar-benar harus menyanggupi apa yang dikatakan Jihoon.

Kalimat-kalimat yang tertulis tadi hanyalah sebagian dari perintah yang Jihoon sampaikan. Ada banyak hal yang mereka bicarakan tetapi sepertinya Guanlin sudah tidak sanggup mengingatnya. Benar-benar membuat hatinya sakit.

Guanlin benar-benar harus memulai hidupnya yang baru mulai esok.

"Kau pasti bisa, Guanlin." ucap Guanlin dengan tidak semangatnya.

.


.


.



.



.



.


.

[Guanhoon] Oh Little Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang