New History

949 92 4
                                    

Saat semua impian wanita itu terwujud, maka bulan merah itu akan mengambil nyawanya setelah tujuh tahun kebahagiaan. Karena tidak ada pemberian yang percuma. Selalu ada yang di bayar, nyawa di ganti nyawa.

Flashback


Minatozaki sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minatozaki sana

"mama.... " sana kecil berlari memeluk mamanya yang menunggunya di depan taman.

Ia melihat sang mama tengah tersenyum bahagia menatapnya. Ia merentangkan kedua tangan seakan siap menangkap sana dalam pelukannya.

"apa yang kau lakukan ditaman ini sana? Bukankah kau ada ujian hari ini? " mamanya memeluknya dan berbisik padanya.

Sana hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia mencium pipi sang mama.

"kali ini saja, aku tidak mau ikut ujian hari ini mama.... " sana mengacungkan jari telunjuknya dan memohon dengan matanya.

"baiklah, kalau begitu kau ingin kita kemana? "

Sana berpikir dengan pose ala model, hal itu membuat mamanya tertawa. Mendengar tawa itu ikut menarik sana tertawa.

"mall? " sana sedikit takut memberikan usulannya. Soalnya sudah jadi peraturan di keluarga minatozaki untuk tidak membawa anak dibawah dua belas tahun ke pusat perbelanjaan.

Hal itu mulai diterapkan dari nenek buyut sana yang tidak boleh memasuki pasar, karena akan membawa efek buruk, si anak akan menyukai belanja dan boros.

"tentu saja, ayo... " mama menarik tangan sana menuju kedalam mobil BMW hitamnya dan melaju dikeramaian tokyo.

Sana memperhatikan mamanya yang terlihat tidak sehat dan sedikit pucat. Ia menyentuh lengan mamanya.

"mama sakit? "

Wanita berambut tembaga dengan senyum lembut nan manisnya menggeleng pasti.

"tidak, mama hanya kelelahan di rumah sakit... Kau tahukan sana pekerjaan mama sangat banyak? "

Mama menenangkan hati sana yang masih tetap tidak percaya dengan ucapan sang mama.

Mereka turun di depan mall terbesar di tokyo. Sana menggenggam tangan mamanya dan menariknya masuk.

Sana berceloteh ria akan banyak hal dan menunjuk banyak barang, walaupun ia tidak membeli satu barang pun.

Sang mama hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan putri semata wayangnya. Ia menatapnya penuh kerinduan yang tak terkata, bahkan ada setitik sedih di matanya.

"mama, lihat ini seperti mama dan sana... " sana memeluk sebuah boneka kanguru dan anaknya di kantungnya.

"ayo beli ini sana, sebentar lagi kan ulang tahun sana, jadi mama akan memberikan hadiahnya lebih awal... "

Exolution Princess (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang