Why me?

704 70 2
                                    

Sana terbangun dan menatap sekelilingnya. Ia tidak melihat para kakaknya, yang ia lihat hanya gelapnya kamar tidurnya. Hanya ada penerangan dari lampu tidurnya yang membuatnya sadar kalau ia tengah berada di kamar tidurnya.

Dering ponsel membuat sana duduk dan meraih ponsel pintarnya dari atas mejanya. Ia melihat ada tiga puluh panggilan managernya. Ia tidak bisa membayangkan betapa marahnya managernya saat ia tiba-tiba menghilang.

Sana mengangkat panggilan itu dengan memantapkan hatinya untuk mendengar ceramah panjang sang manager.

"sana kemana saja kau? Apa kau tahu jika kau tidak mengangkat teleponku yang ketiga puluh satu ini aku akan menelpon polisi?"

Benarkan tebakan sana, ia bisa mengerti posisi managernya yang sangat khawatir padanya.

"aku ada sedikit urusan tadi dan lupa membawa ponsel oppa" sana meringis saat mendengar suara member lainnya yang berteriak menanyakan keberadaan sana.

"kau dengar sendiri bagaimana member mu itu, mereka seberisik apa? Bahkan sejak tadi mereka tidak mau berhenti mencoba menelponmu, mereka bahkan tidak membiarkan aku berpikir"

Sana terkekeh dan kemudian berdehem menghentikan kekehan, ia takut managernya itu semakin marah nantinya.

"baiklah, kalau kau sudah selesai dengan urusanmu kembali ke kantor, ada schedule variety show 2 jam lagi....kalau begitu aku tutup"

Sana menghela nafas kemudian bangkit dari ranjangnya dan membuka tirai kamarnya. Ia terlihat sedikit silau saat mengintip cahaya siang yang sangat terik.

Dengan cepat sana menarik tirai itu hingga seisi kamarnya terang dan tak satupun sudut yang tak luput dari cahaya mentari siang. Ia mematikan lampu tidurnya dan berjalan menuju kamar mandinya.

Selesai sudah acara mandinya ia segera memakai pakaiannya dan memasang make up tipis. Namun gerakan nya akan memakai lipstik terhenti saat mendengar sesuatu yang aneh di luar sana.

Sana segera memakai lipstiknya dengan cepat dan bangkit membuka pintu kamarnya. Ia mengintip keluar dan mendapati tidak ada satu orang pun di sana.

Karena merasa aneh sana langsung mengemasi barang yang ingin ia bawa dan segera pergi dari apartemen itu. Ia merasa ada yang aneh di apartemen itu saat seluruh kakaknya tak terlihat di sana.

Sana memesan taxi dan segera menuju ke kantor JYP. Tentu saja sana menggunakan penyamaran saat ia berada di luar sendirian seperti saat ini. Ia menggunakan masker dan topi jangan lupakan juga kacamata yang bertengger indah di wajah mungilnya.

Sana segera berlari memasuki gedung JYP. Ia merasa bersalah saat harus meninggalkan para member lainnya hanya karena para kakaknya yang merasakan bahaya. Ia tidak bisa melupakan apa yang di lakukan para kakaknya dan juga ingatannya tadi yang sempat membuatnya pingsan beberapa jam.

"maaf tadi aku pergi tanpa kabar" sana membungkuk dan meminta maaf kepada seluruh manager,stylish, dan staf yang mengurus Twice.

"sudah lah, lebih baik kau memakai baju mu yang sudah mereka siapkan. Aku dan beberapa staf lain akan menunggu di luar sebelum kita briefing sebentar tentang konser tour kalian" ujar menagernya yang beranjak pergi disusul para staf lainnya.

Sana mendengar itu segera mengangguk patuh dan kemudian menatap para member lainnya yang terlihat cemas dan langsung berhambur memeluk sana.

"kalau kau punya masalah, katakan padaku" ujar nayeon sembari mengelus kepala sana sayang.

"tidak ada masalah eonnie, hanya para bodyguard itu mengajakku menjauh karena ada bahaya di studio itu. Jadi aku tidak bisa berkutik eonnie" sana melepaskan rangkulan para member lainnya dan kemudian mengambil baju yang akan ia kenakan dan pergi menuju ruang ganti .

Exolution Princess (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang