The Princess

901 77 12
                                    

"aku dimana? " tanya sana sembari memegang kepalanya yang pusing.

Sana menatap sekelilingnya dan mendapati seorang nenek tengah membakar perapian untuk menghangatkan tubuh.

"aku tahu kau memiliki banyak pertanyaan, jadi sekarang tanyakanlah" tutur sang nenek yang telah duduk dihadapan sana.

Sana merasa tidak harus mencurigai sang nenek hingga ia memutuskan untuk bertanya pada nenek berbusana adat korea itu.

"siapa kau sebenarnya nek? "

Nenek itu tertawa dan terus mendorong balok kayu kedalam perapian agar api itu tetap menyala menghangatkan mereka.

"bukan itu yang seharusnya kau tanyakan, tapi aku akan tetap menjawabnya.  Aku adalah son ok,  aku di tugaskan untuk menjaga ingatan lamamu agar tetap aman disini"

"ingatanku?  Maksudmu? Siapa aku ini nek, hingga harus kau menjaga ingatanku? "

Tubuh bungkuk itu berbalik dan tersenyum ia melangkah melewati sana, terus berjalan hingga menemukan sebuah lemari. Dari lemari itu ia mengambil teh dan menyeduhnya untuk sana.

"semua itu dimulai dari dewa langit, dewa kematian dan dewa air. Ketiga dewa itu bermaksud bermurah hati pada manusia.  Mereka mengeluarkan setetes sari kehidupan mereka dan membentuknya menjadi sebuah benih,  atau lebih tepatnya batu"

"apa hubungannya ingatanku dan benih batu itu nek? "

"karena benih itu adalah kau..... Minatozaki Sana"

Sana tidak bisa mempercayai apa yang tengah ia dengar itu.
Bagaimana mungkin ia adalah benih.

"jangan bercanda nek!! " teriak sana.

"kau tidak bisa mengingkari hal itu,  semua mimpi yang kau alami adalah ingatan masa lalumu dan itu sudah bukti kalau kau bukan manusia biasa sana"

Sana sedikit shock berat dan menjambak rambutnya.  Selama ini ia tidak pernah berpikir akan ada hari dimana dirinya mendengar hal setidak masuk akal ini tiba.

"bagaimana aku bisa percaya kalau ini bukan kebohongan yang kau rencanakan nek? " sana bersikukuh kalau ia tidak mungkin sebuah benih atau batu seperti yang diceritakan nenek itu.

"aku akan menanam kan ingatan mu kembali saat kau masih menjadi putri giok" nenek itu mendekat dan mengetuk kening sana dengan jari telunjuknya.

Seketika sebuah cahaya menyelimuti sana dan membuat sana tidak bisa melihat apapun di sekelilingnya termasuk si nenek aneh itu.


💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

"pangeran giok, kenapa raja langit tak ingin melihatku?  Apa aku begitu jelek hingga ia tidak ingin melihatku? " shana sang putri giok memainkan kakinya yang terendam air kolam.

Pangeran giok yang tengah memberi makan ikan koi di kolam itu berhenti dan melirik kearah gadis berambut panjang itu.

"iya, kau sangat jelek... Hanya saja bukan itu alasan raja tua itu tidak mau menemuimu shana" suara nan berat dan indah itu membuat sana mendongak menatap sang kakak.

"lalu kenapa? " suara shana sudah terdengar setengah menangis.

"jangan menangis, kau sudah tahu kan kalau darahku mengalir didalam tubuhmu sana... Jadi kalau kau sedih  diriku ikut merasakannya" pangeran giok menyentuh dada kirinya yang terasa nyeri.

"maaf kan aku kakak, aku lupa akan hal itu...." shana bangkit dan membungkuk sopan. Ia merasa bersalah karena telah secara tidak langsung menyakiti kakaknya, sang pangeran giok.

Exolution Princess (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang