True Story

452 51 15
                                    


"apa kau melihat nya? Mereka kakak mu, pangeran giok! Lihatlah baik-baik" shownu menangkup wajah sana dan mengarahkannya dengan paksa menghadap ke segerombolan anak manusia yang tengah membantai hampir puluhan manusia lainnya.

Wajah sembilan pria itu terlihat sangat bahagia, mereka memotong, mecabut dan menancapkan benda tajam kearah manusia yang terlihat memasang raut ketakutan seakan menatap malaikat maut didepan mata mereka.

"apa yang mereka lakukan? Selamatkan mereka!! Mereka bukan pangeran giok, kau berbohong padaku!!"

Sana mulai histeris dalam pelukan shownu, apalagi saat ia melihat semua jelmaan kakaknya itu tersenyum bahagia saat mereka memisahkan setiap bagian tubuh para korbannya. Sana ingin sekali berlari kearah mereka dan menghentikan penyiksaan diluar batas kemanusiaan itu.

"jika kau ingin tahu yang sebenarnya jangan hanya percaya pada ingatan yang ditanam giok, tapi dengarkan juga ingatan dari pria yang kau cintai"

Ucapan shownu itu membuat sana berhenti berontak. Ia kini menatap shownu dengan kerutan halus di kening lebarnya. Matanya mulai kabur tertutupi air mata dan saat ia menatap dalam mata shownu seakan mencari kebenaran dan kejujuran dalam ucapan shownu membuat air mata yang menggenang itu jatuh mengalir dengan deras. Ia tidak bisa melihat kebohongan di mata hitam shownu.

"kau harus tahu alasan kakakmu itu membunuh sekian banyak manusia tanpa rasa kasihan padahal ia adalah dewa, kau pun tahu kalau dewa memiliki ikatan dengan manusia karena manusia adalah cermin jiwa para dewa"
Shownu merengkuh pinggang sana mendekat kearahnya dan memeluk tubuh rapuh itu erat dan kemudian mulai melayang tinggi dan mendekati tempat kejadian pembantaian itu.

"lihat lah betapa menderitanya pangeran giok, dia harus menahan amarah dan nafsu membunuhnya dengan membunuh semua manusia malang ini"

Sana membalik tubuhnya dan memeluk shownu dengan erat. Ia menumpahkan semua air matanya para dada kokoh shownu.

"sebenarnya siapa aku? Siapa pangeran giok itu? Siapa pula kalian? Mengapa harus aku yang kalian tarik ke kegilaan ini? Apa salahku pada para dewa?" sana meraung menangis.

Shownu hanya mengeratkan pelukannya pada pinggang mungil sana dan kemudian membawa gadis itu pergi meninggalkan tempat itu.

Kepergian sana seakan di rasakan oleh kyungsoo, ia seperti menatap kearah langit gelap yang terasa sangat janggal.

"kita harus pulang, hyung aku merasakan hal buruk akan terjadi"

"kita tidak bisa pulang selama bulan purnama merah ini masih berlangsung, kau tahu itu kan?" ujar suho

"aku merasa terhina diperlakukan serendah bangsa vampire oleh para dewa busuk itu!" sehun memuntahkan darah yang berkumpul di mulutnya. Ia benci mengakui kalau dirinya mulai menyukai darah manusia yang ada di mulutnya.

"berhenti mencuci mulutmu dengan darah sehun, ayo kita harus membereskan manusia-manusia yang terinfeksi ini" ujar lay dengan tampang ngantuknya.

"aku merindukan pelukan sana" ujar baekhyun saat melihat seonggok mayat wanita berbaju gaun yang mengingatkannya pada sana.

"aaah, kenapa rasa cemburu itu harus ada pada kau baekhyun? Kenapa tidak rasa rindu ini saja yang kau tanggung? Ini begitu berat" celetuk chanyeol yang terduduk di tunpukan mayat itu sembari menatap kosong pada rembulan merah yang bertengger kokoh di langit.

"apa mencintai seseorang itu termasuk dosa besar, wahai dewa yang merasa agung? Lalu mengapa kau membiarkan hatiku tetap hidup? Bahkan sejak seribu tahun lalu...." keluhan itu terdengar sangat menderita. Begitu lirih dan pasrah.

Exolution Princess (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang