Beginning

698 69 8
                                    

♥Pangeran giok♥

Awalnya aku tidak pernah memikirkan konsekuensi yang akan diriku tanggung saat memutuskan mencuri bibit keabadian dari ayahanda. Dewa langit. Dewa yang sok berkuasa dan sok bijaksana itu.

Aku tidak pernah menyetujui keinginan si tua itu untuk menjadikan manusia sialan itu abadi seperti para dewa. Tapi dengan seenak mereka, membuat bibit keabadian tanpa sepengetahuanku. Aku dikirimnya pergi berperang dengan para golongan iblis dan mereka para orang tua sibuk membuat sedekah untuk para manusia.

Pemberian yang bahkan terlalu mewah untuk para manusia itu. Karena rasa benci ini membutakanku hingga mencuri bibit itu dan membuat ibuku dewi kesuburan memakannya. Aku hanya ingin membuat para tetua menyerah namun nyatanya ibuku malah hamil dari bibit itu. Ini di luar perkiraanku.

Sejak kemahilannya ibuku yang terlalu baik, mulai membenci dirinya karena merasa mengkhianati keinginan suami gilanya hingga setelah melahirkan memutuskan mengutuk dirinya menjadi pohon persik yang berdaun lebat tanpa buah.

Sementara anak yang dilahirkannya bahkan tidak pernah dilirik oleh ibuku, ia hanya memberikannya padaku dan mengubah dirinya menjadi pohon. Aku mendecih jengah dengan sikap angkuh ibuku yang mengalahkan kasih seorang ibu hanya karena anak yang di lahirkannya itu berasal dari bibit untuk manusia.

Aku menatap adik perempuan kecilku yang kini juga menatapku. Ia terlihat berkilauan diterpa mentari. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaan sayangku padanya. Karena keadaan kami yang sama membuatku memutuskan untuk melindungi adik kecilku.

Dan si brengsek dewa langit itu bahkan tidak ingin menggendong dan memberikan nama pada anaknya sendiri.

Benar-benar buruk. Karena kesal aku tidak berpikir jernih hingga memberikan setengah kehidupanku pada bayi itu. Aku akan menjadikan si bayi sebagai pusat balas dendamku. Dimana bibit itu tidak akan ada di dunia ini jika bayi itu tidak mati, dan kalau ingin membuat bibit baru, itu tidak akan terjadi karena kekuatan membuat bibit itu sama dengan merenggut setengah nyawa mereka. Jadi bibit itu hanya ada satu di dunia. Dan untuk mendapatkannya harus membunuh adikku.

Aku tidak akan membiarkannya. karena itu aku membagi hidupku pada bayi itu. Sehingga tidak akan ada lagi yang berani mengganggu adikku. Karena semua dewa takut padaku. Siapa yang tidak mengenal pangeran giok yang sering memutar balikkan kehidupan dan kematian manusia itu.


~Dan aku menyesali keputusanku~


Hari ini adalah ulang tahun ke 116 tahun shana. Adik kecil ku sudah tumbuh dewasa. Dulu tubuhnya yang biasa ku papah dan kugendong kini telah berdiri di hadapanku dengan sexynya. Aku tidak bisa mengalihkan mataku dari tubuh shana.

Tubuh yang terbalut sutra itu terlihat indah, wajah imutnya dan juga senyum manisnya. Aku tidak pernah menyadari adikku tumbuh secepat itu.

Karena selama ini aku tidak terlalu sering bersama shana, karena hukuman yang di berikan para tetua padaku yang mewajibkanku mengikuti setiap perang, baik yang kecil atau pun perang besar, membuatku tidak mengetahui kabar adikku dan hanya bisa bertemu selama beberapa hari sebelum aku kembali berperang. Namun kini aku telah dibebaskan dari kewajiban itu. Dan karena hal itu juga yang membuatku tersadar betapa 'panasnya' adik ku ini.

Aku menatap kesal pada lingkungan istana adik ku yang merupakan lingkungan dari para anak selir dan bidadari, padahal adik ku adalah putri dari ratu langit.

Exolution Princess (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang