BAB 5 "God is playing with me!"

483 49 13
                                    

Aku menoleh ke samping kanan tepat di mana murid baru itu duduk. Niatnya hanya ingin memastikan setampan apa dirinya hingga membuat heboh seisi kelas. Tentu saja aku ikut penasaran. Namun, tak habis pikir dengan kejadian yang menimpaku saat ini. Aku melihatnya lagi, lelaki tampan yang tak sengaja kutemui saat di kafe. Walau hanya sesaat tapi mata kami sempat berpandangan dan aku tak akan salah dengan penglihatanku. Jeon Jungkook adalah lelaki yang selalu mengganggu pikiranku beberapa waktu ini. Ya Tuhan, apa maksud dari pertemuan ini. Lagi kau sedang bermain-main dengan takdirku.

Dadaku terasa sesak dan jantungku berdetak terlalu cepat. Apa ini normal atau ada kelainan pada jantungku? Namun, hanya saja ini selalu terjadi saat aku di hadapannya, lelaki bernama Jeon Jungkook. Apa yang spesial dari lelaki ini, apa yang membuatnya begitu memikat hatiku. Aku tak boleh tertahan seperti ini, lelaki ini adalah sebuah ancaman besar.

"Soojung, Soojung! Apa yang kau lakukan, kau tak mendengarku?" Tegur Seokjin.

"E... eu," aku mendadak kehilangan kata-kata, jantungku tak mau berhenti berdetak dengan normal, aku tak mengerti dengan keadaanku saat ini. Ah, tubuhku rasanya panas semua.

"Apa terjadi sesuatu?" tanyanya lagi. Beberapa teman sekelasku pun ikut menoleh penasaran. Kenapa Seokjin selalu ribut kalau menyangkut diriku.

"A, a.. eng aku tidak mengerti dengan yang terjadi padaku, jantungku terlalu cepat berdetak. Tidak, ja..jantungku rasanya seperti mau meloncat keluar dan, dan... seluruh tubuhku seperti terbakar, panas sekali. Lalu darahku bagai mengalir tak beraturan. Aku... tak mengerti keadaanku sekarang, sepertinya buruk sekali."

"Apa maksudnya kau sakit?"

"Bisakah ini disebut sakit? Juga pernapasanku rasanya sulit. Tapi aku tidak biasanya seperti ini, ini karena?" aku menoleh pada Jungkook, tapi dirinya nampak tenang dan tak peduli dengan apa yang terjadi padaku.

"Saem," Yeonjoo mengangkat tangan kanannya tinggi. "Dari kemarin sepertinya Soojung sudah menunjukan gejala sakit. Aku akan membantunya pergi ke Ruang kesehatan."

"Ouh, ya sudah kalau begitu." Paham Seokjin.

Semua teman-teman sekelasku memandangiku aneh, ada pula yang mentertawakanku dan langsung menggosip liar. Namun, Yeonjoo datang menyelamatkanku dengan alasannya yang masuk akal. Akhirnya ia pun mengantarku menuju Ruang Kesehatan.

Setibanya di ruang kesehatan, aku langsung membaringkan tubuh di kasur tipis yang dilapisi seprei berwarna putih lengkap dengan selimut hitam-putih yang khas. Tapi pun aku tak merasa sakit, tak ada gejala yang membuatku harus benar-benar istirahat di sini. Ini hanya persoalan Jantungku yang tak ku mengerti.

"Kau sangat lucu!" Ledek Yeonjoo, ia bahkan tertawa tiada hentinya.

"Maksudmu? Sebenarnya apa yang terjadi padaku, apa benar kalau aku sedang sakit? Tapi, sakit apa? Jangan-jangan.. aku punya penyakit jantung, mungkin akhir-akhir ini sedang kambuh. Lalu bagaimana kalau sampai parah dan karena penyakit itu aku akan mati muda? Apa aku operasi saja? Ayahku akan membiayainya 'kan?"

Yeonjoo kembali tertawa, kali ini ia sampai terpingkal-pingkal.

"Kau yakin tidak tahu atau hanya pura-pura menyangkalnya saja?"

"Aku bersumpah tidak tahu, cepat katakan!"

"Kau sedang jatuh cinta! Em.. tepatnya kau jatuh cinta dengan anak baru itu."

Aku tersedak mendengarnya.

Aku terbiasa mendengar Yeonjoo mengucapkan kata-kata agung yang dijunjungnya itu, tapi anehnya kali ini aku merasa terkejut. Benar-benar terkejut. Tapi pun aku ingin menyangkal dan ini sangat konyol jika harus disimpulkan sebagai gejala jatuh cinta.

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang