BAB 40 "We will Happy" THE END

585 57 18
                                    

Aku mengerjapkan mata saat cahaya matahari mulai menyentuh kulitku, menggeliat dengan natural seperti kebanyakan orang pada umumnya saat terbangun dari tidur. Namun, aku masih belum tersadar sepenuhnya, bahkan lupa jika semalam aku tidur bersama dengan Jungkook, kini dirinya begitu asyik memandangku dengan senyum cerah yang tak sedikitpun lepas di bibirnya. Saat itu pun aku menutup wajahku karena begitu malu.

"Berhenti menatapku begitu? Kenapa kalau sudah bangun duluan tidak membangunkan ku juga?" protesku masih menutup tubuhku dengan selimut.

"Kau tidur dengan nyenyaknya, aku jadi tidak tega membangunkanmu."

Ia kemudian menarik tanganku untuk menurunkan selimut yang menghalangi wajahku.

"Jangan ditutup, aku ingin terus melihat wajahmu."

"Tidak mau, kau bangun duluan.. aku akan menyusulmu."

"Hey, kenapa kau malu seperti ini huh? Padahal kita tidak melakukan apa pun semalam."

Aku terkejut mendengarnya, lalu beralih menoleh kepadanya yang begitu dekat. Ia lagi terkekeh.

CUPP. Kemudian ia mengecup keningku. Ah, bisa gila rasanya, jantungku rasanya mau meledak saat ini juga. Meski dia orang yang terlihat dingin dan sombong pada perempuan, sebenarnya dia sangat berbahaya disaat berduaan saja. Mungkin aku terlihat agresif, tapi nyatanya dulu saja saat kami berpacaraan yang lebih mesum adalah dirinya. Yah, tentu saja sifat alami lelaki.

"Aku sangat mencintaimu, Soojung."

Aku membalas tatapannya, sementara jariku lembut mengusap wajahnya.

"Aku juga sangat mencintaimu." Bisikku tepat ditelinganya.

Nahas hal itu malah berakibat fatal. Niat awalku berbisik karena terlalu malu jika harus mengatakannya dengan keras, tetapi hal itu rupanya membuat Jungkook semakin frustasi dan tidak dapat lagi menahan dirinya.

Aku hanya dapat menutup mataku saat Jungkook mendorongku dan mulai menciumku lembut. Aku tidak bisa menolak dan lagi aku tidak dapat berbohong jika aku memang menginginkan dirinya. Tangan kanan kekar miliknya menarikku, terus mendorongku kepada tubuhnya. Ciumannya semakin dalam, aku tidak bisa lagi berpikir jernih alih-alih malah membalas ciumannya sama dalam.

Napasku tercekat, aku butuh oksigen.

Jungkook menghentikan ciumannya. "Maaf.."

"Aish.." aku tidak dapat menatap wajahnya saat ini, terlebih setelah melakukan ciuman yang tidak seperti biasanya. Lantas aku hanya dapat menyembunyikan wajahku pada dada bidangnya. Kudengar ia hanya terkekeh dan membalas pelukanku.

"Yah, sepertinya kau butuh berlatih dulu.." ledeknya.

"Jangan berbicara padaku."

"Kau manis sekali." Jungkook pun mengecup pucuk kepalaku. "Kita pergi ke rumah sakit bersama."

Aku pun mengangguk.

***

Jungkook memiliki jadwal jadi ia masih belum bisa bertemu dengan orangtuaku, ia sangat menyesal karena pekerjaannya berhubungan dengan keselamaatan seseorang ia tidak bisa mengambil cuti seenaknya. Aku paham dan sangat mengerti akan hal itu, lagi pula kami tidak perlu terburu-buru. Aku sudah berjanji, kali ini aku tidak akan lari lagi.

Saat sampai di ruangan, ibuku terlihat lebih segar dan sehat, hal yang sangat berarti untukku. Sementara itu Namjoon dan Ayahku menatap dengan pandangan menyelidik. Tentu saja, semalam aku berjanji akan membawakan mereka makanan lezat untuk mengobati kelelahan mereka, namun nyatanya hanya sebuah pesan misterius yang dapat kuberikan kepadanya.

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang