BAB 24 "Can I belive you?"

352 51 6
                                    

Berita tentang diriku yang kini sudah resmi berpacaran dengan Jungkook menyebar dengan cepat. Maka saat itu pun banyak pesan masuk silih bergantian menggangguku, itu adalah pesan dari beberapa laki-laki yang tidak terima. Mereka memprotes karena harusnya mereka yang ada pada posisi Jungkook saat ini. Tapi tentu saja itu tidak mungkin, mereka tidak bisa disamakan dengan Jungkook. Orang yang mengubahku untuk percaya pada cinta adalah Jungkook, jika tidak bersamanya maka aku tetaplah Jung Soojung seperti yang dulu.

Sekarang kemana-mana aku tak lagi berdua bersama dengan Yeonjoo, karena Jungkook akan dengan senang hati untuk ikut bergabung. Seperti halnya ke kantin, kami pun menjadi pusat perhatian seperti biasanya.

"Kalian duluan saja, aku harus ke toilet dulu."

"Baiklah, nanti ku pesankan yang seperti biasa ya." Kata Yeonjoo dan kubalas dengan anggukan.

Harusnya tak memakan waktu banyak di toilet, aku pun tidak begitu mempedulikan dengan make-upku yang sudah mulai memudar, tapi kini sialnya aku harus terjebak. Beberapa siswi masuk, entah berapa orang tapi mungkin jumlahnya lebih dari tiga orang. Saat tiba ingin membuka kunci, aku dengar mereka menyebut-nyebut namaku, dan ternyata mereka tengah asyik sekali menggosip. Aku urung membuka pintu, lalu kembali duduk di kloset. Aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan tentangku. Lagi pula akan sedikit canggung jika aku keluar begitu saja saat mereka tengah asyik menggosip tentangku.

Persoalannya tidak jauh dari hubunganku dengan Jungkook, mereka terang-terangan tidak menyukainya. Saat ini kupingku begitu panas, mereka dengan tanpa mengaca diri memanggilku keganjenan, bahkan memanggilku seorang pelacur. Mulut mereka bahkan lebih hina dari seorang pelacur, pikirku.

Apa bedanya dengan mereka? Mereka juga sama bulak-balik ke toilet dengan membawa sebuah tas kecil yang isinya make-up semua. Tempel sana, tempel sini semua ditempelkan di wajah agar terlihat cantik, menutupi jerawat mereka yang tumbuh. Lagi pula aku juga tidak berpikir jika diriku ini jauh lebih baik, hanya saja aku mungkin lebih berani di bandingkan mereka. Aku berani mengungkapkan perasaanku, sedangkan mereka hanya bisa menganggumi. Jadilah perasaan itu tumbuh menjadi dengki.

Lebih kesal diriku saat kini mereka malah mengikutsertakan Hana, musuh bebuyutanku. Memuji gadis itu setinggi langit, dan menghinaku serendah-rendahnya. Segambreng hal positif diselipkan saat membahas Hana; dia anak yang pintar, dia anak yang sopan, dia tidak pernah membuatku kesal, dia murid teladan, dan hal baik lainnya.

"Yang jelas aku lebih setuju kalau Jungkook pacaran dengan Hana. Ah, aku kesal sekali saat melihat Soojung menggoda Jungkook. Kasihan Hana yang harus merelakan Jungkook begitu saja. Aku juga mendengar jika sebenarnya Hana yang menyuruh Jungkook berpacaran dengan Soojung."

Aku benar-benar kesal, rasanya sudah tidak tahan lagi untuk menahan emosiku yang sudah diujung kepala.

"Kenapa? Ah yang benar, cepat ceritakan. Benar-benar keterlaluan Jung Soojung!"

Sahut yang lainnya sambil mencaciku. Mereka pikir siapa yang harusnya lebih kesal saat ini.

"Kudengar dari temannya Hana, sebenarnya yang menyuruh Jungkook untuk berpacaran dengan Soojung itu Hana. Kita semua tahukan kalau Soojung itu terlalu iri pada Hana, dia bahkan mengancam dan menakut-nakuti Hana, intinya dia disuruh untuk menjauhi Jungkook. Tapi ya karena Hana orangnya terlalu baik, terlebih kejadian penyekapan Soojung oleh Im Taehwan, dia merasa kasihan pada Soojung dan akhirnya meminta bantuan pada Jungkook. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa Hana memiliki hati sebaik itu pada orang yang selalu jahat padanya, aku sangat membenci Jung Soojung."

"Tapi intinya Jungkook berpacaran dengan Soojung itu semata-mata hanya kasihan kan? Dia hanya menuruti permintaan Hana. Heh, kasihan sekali kalau sampai Soojung tahu soal ini. Ini akan sangat memalukan untuknya."

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang