BAB 13 "Jelous? Me?"

416 55 20
                                    

Aku tak kembali ke rumah selama tiga hari, dan selama itu pun aku tak masuk ke sekolah, lalu hanya berdiam diri di rumah Yeonjoo. Keseharianku hanya sibuk membantu Jung Yumi yang berprofesi sebagai penjahit, lalu mempelajari banyak hal feminim darinya.

Dia adalah wanita yang tangguh karena harus banting tulang sendirian membiayai sekolah dan hidup Yeonjoo. Tapi, ia tidak pernah menyesal, ia selalu percaya jika takdir Tuhan adalah yang paling indah di banding dengan apa pun di dunia ini. Tanpa mengeluh ia akan tetap menjalani hidupnya hingga sampai ajal menjemputnya.

"Jung-ah sayang, jemputlah kebahagianmu sendiri, Nak. Jika menurutmu menunggu terlalu lama, maka jemput kebahagianmu itu, karena aku yakin kau pasti tahu apa yang akan membuatmu bahagia. Rasa takut adalah suatu hal yang wajar bagi manusia, tapi jangan jadikan ketakutanmu terus membesar hingga menutup segala keberanian dalam dirimu. Sejatinya kebenarian akan selalu lebih kuat di banding dengan ketakutan. Belajarlah akan hal itu."

Aku mengangguk ragu dan membalasnya dengan tersenyum. Dia selalu memperlakukanku dengan begitu baik, menyayangiku tanpa membeda-bedakan dengan anaknya. Ia selalu memberiku banyak nasehat, dan ketahuilah aku selalu menyimaknya dengan baik. Tidak seperti saat Yeonjoo yang berceramah lalu aku selalu memotong pembicaraannya.

"Kau sudah siap? Ayo sekarang kita berangkat!" Seru Yeonjoo bersemangat.

Yeonjoo memaksaku untuk segera masuk sekolah, terlebih hari ini akan diadakan ulangan harian. Mempertimbangkan banyak hal akhirnya aku pun menurut.

"Ajhumma, terimakasih atas bantuanya selama tiga hari ini, maaf merepotkan. Tapi aku tidak akan kapok untuk berkunjung, semoga kau tidak keberatan ya." Aku meraih tanganya. "Aku sungguh berterimakasih karena Ajhumma telah melahirkan Yeonjoo untuk menjadi sahabatku, kau tahukan aku pasti tidak akan bertahan jika tidak ada dirinya yang selalu mengomeliku, yang selalu menjagaku, yang selalu ada dipihakku. Malam ini aku akan kembali ke rumah, tapi aku masih tidak yakin dengan hubunganku bersama Ayah. Hanya saja aku akan mencoba untuk menjemput kebahagianku seperti katamu."

Ia memelukku lalu mengecup keningku. Lagi air mataku menetes begitu saja.

"Ajhumma dan Yeonjoo akan selalu siap membantumu."

Aku kembali mengangguk.

"Sudah Bu, jangan berlama-lama kami sudah terlambar"

"Yasudah, Hati-hati ya.."

Aku dan Yeonjoo kemudian berangkat ke sekolah. Namun, di depan halaman rumah ada seorang laki-laki dengan seragam SMA-nya tengah berdiri menunggu kedatangan kami. Ia melambaikan tangan saat aku dan juga Yeonjoo keluar membuka pintu.

"Kenapa kau di sini?" tanyaku sinis.

"Jung-ah baiklah sedikit pada Hoseok, lagi pula dia pacarku jadi wajar kalau dia datang menjemput."

"Aku tidak peduli."

"Kau ingin mengajakku berkelahi ya?" kata Hoseok tak terima

"Kali ini aku tidak ingin mendengar kalian ribut, ayo berangkat."

Yeonjoo mencoba merelai, lalu menepuk pundak Hoseok agar berusaha mengerti keadaanku. Aku dan Hoeseok memang sedikit tidak akur, sebenarnya permasalahannya sepele, aku tidak suka karena dia selalu menggali informasi tentangku dari Yeonjoo untuk kemudian ia sampaikan pada Jimin. Secara tidak langsung dia memang seorang mata-mata, karena mereka berteman dekat. Pun soal kejadian saat aku di tampar ibunya Taehyung, kemudian Jimin datang menjemputku bagai pahlawan karena mendapat informasi dari Hoseok.

Kami bertiga pun berangkat ke sekolah dengan menaiki bus, saat itu tempat duduk sudah terisi penuh. Kami pun hanya bisa pasrah berdiri hingga sampai ke sekolahan. Beruntung jarak dari rumah Yeonjoo ke sekolah tidak begitu jauh, hanya melewati 3 halte saja.

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang