BAB 33 "Kento is Back"

293 51 13
                                    

Aku dan Jungkook tengah berjalan-jalan bersama menikmati waktu akhir pekan, rasanya kami semakin membutuhkan udara segar di luar karena memikirkan persoalan Ujian dan kelulusan yang semakin mendekat. Tidak jauh, kami hanya pergi ke Myeongdong untuk sekedar mencari jajanan, kemudian membeli beberapa perhiasan couple yang lucu. Ada sebuah gelang cantik berwarna merah dan hitam, gelang itu satu pasang kata si penjualnya. Niscaya yang memakainya akan diberkahi hubungan yang langgeng sampai tua. Aku tidak tahu harus percaya atau tidak, tetapi bukan ide buruk untuk membelinya.

"Apa begitu senangnya?"

Aku mengangguk mantap seraya memegang tangan Jungkook yang sudah terpasang gelang warna merah.

"Tapi kenapa kau memberikan warna merahnya padaku? Bukankah harusnya yang hitam lebih cocok untukku" protesnya

"Kalau hitam tidak kelihatan oleh orang-orang, gelangnya harus mencolok di tanganmu karena ada banyak sekali yang mencoba merebutmu dariku."

"Kau pikir memangnya kau tidak? Apa aku harus menyebutkan laki-laki yang masih mengejarmu sampai saat ini?" tantangnya.

"Ah.. aku sangat lapar.. wah.. ada kue ikan di sana.. ayo." Mengabaikan perkataan Jungkook, aku lantas menggandeng tangannya dan menariknya untuk mengunjungi sebuah kios kecil yang menjual Kue Ikan khas Korea.

Saat aku sibuk memesan, Jungkook di belakangku tengah menerima telepon. Sesaat wajahnya berubah, aku khawatir mendapati ekspresinya yang menjadi tak nyaman.

"Ada apa?" tanyaku saat Jungkook telah selesai dengan panggilannya.

"Ibuku masuk rumah sakit.."

"Rumah sakit? Kenapa?" kagetku.

"Jatuh dari tangga, tapi tidak berbahaya. Kita harus ke sana sekarang."

Kita? Apa maksud Jungkook ia mengajakku pergi bersamanya sekarang, untuk menemui ibunya? Itu bukan ide yang bagus, tetapi aku pun tidak berani menolaknya dalam keadaan seperti ini.

Jungkook seperti tahu kekhawatiranku. Ia kemudian menggenggam erat tanganku.

"Bukankah ini waktu yang tepat untukmu menunjukan kelebihanmu di depannya? Jangan takut, aku akan selalu ada di sampingmu." Ia mengeratkan genggamannnya.

Baiklah, ini mungkin bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk kumanfaatkan. Kemudian sebelum ke rumah sakit, kami mampir ke sebuah toko buah terlebih dahulu.

Perjalanan sekitar 30 menit hingga akhirnya kami sampai di rumah sakit. Itu tempat di mana Jungkook di rawat saat tangannya terluka, yang tak lain Rumah sakit di mana nanti Jungkook akan bekerja. Ah, jantungku berdegup kencang, napasku rasanya sesak. Aku begitu gugup.

Aku tidak ingin berekpestasi berlebih, mungkin saja hal yang buruk akan terjadi. Tapi ini adalah bukti cintaku pada Jungkook, dan aku pun ingin menunjukan pada ibunya jika aku tidak akan pernah melepaskan Jungkook.

Kim Shieun tersenyum lebar saat melihat putra semata wayangnya membuka pintu, tetapi kemudian berubah kecut saat mendapatiku mengekor di belakang. Suasana sudah terasa mencekam meski di awal pertemuan, ia tak menyambutku sama sekali. Di sana Hana sudah pasti hadir menemani, juga beberapa orang yang sama sekali tidak ku kenal.

"Eomma... apa yang terjadi, kenapa bisa terjatuh?" Jungkook duduk di samping ibunya.

"Itu karena kau yang sudah jarang memperhatikanku."

"Apa maksudmu, aku selalu memperhatikanmu."

Jungkook kemudian menarik tanganku untuk mendekat padanya.

"Eomma... Soojung membawakan buah-buahan untukmu. Dia sangat mengkhawatirkanmu.."

Aku tersenyum "Bagaimana keadaanmu Tante?"

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang