BAB 31 "Hancurkan aku, Hancurkan aku seretak-retaknya aku!"

319 44 15
                                    

Sekolah terasa sepi, hari-hariku hanya terlihat semakin mendung tanpa kehadiran Jungkook. Sudah dua hari sejak dirinya tidak masuk ke sekolah, pun selama itu aku kembali menjadi seorang pengecut. Tamparan serta wajah angkuh dari Kim Shieun menghantui, terus menerus membuatku takut. Pun aku tak dapat mengatakan apa pun kepada Jungkook dalam keadaannya seperti ini, ini sungguh membuatku lelah.

Saat pulang dari sekolah, aku begitu terkejut saat mendapati Kim Shieun yang berdiri di depan rumahku, begitu saja firasatku menjadi semakin buruk. Kini tak hanya Hana yang menentang hubunganku dengan Jungkook, pun dirinya selalu memperingatkan agar aku jauh-jauh dari anak semata wayangnya. Berbagai alasan ia katakan, terutama ia tuduh aku sebagai dalang dari luka-luka yang dimiliki oleh Jungkook. Ia tidak akan pernah sudi menerimaku.

"Boleh bicara sesuatu denganmu." Ujarnya terdengar serius.

Aku mengangguk. "Ayo masuk.." tawarku sopan

"Jangan di rumahmu, ayo ikut aku."

Aku tak dapat menolak ajakannya dan ia menyuruhku untuk naik ke dalam mobilnya. Entah ke mana dan apa yang ingin ia lakukan terhadapku, tapi jika menghindar maka aku hanya akan terlihat buruk di depannya. Nyaliku jadi sedikit menciut, kupikir aku membutuhkan Jungkook di sampingku saat ini. Lagi pula kenapa secara tiba-tiba ia mengajakku bertemu? mungkinkah jika Hana mengatakan sesuatu yang buruk tentangku lagi? Pikiranku semakin kacau saja, aku gemetaran karena tak pernah mengalami situasi semacam ini sebelumnya. Aku tahu jika Kim Shieun sangat membenciku, dia masih berpikir jika aku adalah pengaruh buruk untuk Jungkook. Ia lebih setuju anaknya berpacaran dengan Hana.

10 menit kemudian kami tiba di sebuah restoran keluarga yang letaknya tidak terlalu jauh dari perumahanku. Dengan masih sangat sopan dirinya mempersilahkanku untuk memesan makanan terlebih dahulu.

Suasana lengang sejenak. Sudah tak terhitung berapa kali aku menelan ludah karena saking gugupnya. Aku sudah tidak bisa berpikir positif lagi, aku tahu ini adalah peringatan darinya yang paling kentara hingga ia harus repot-repot menemuiku. Selama ini aku selalu saja mengabaikan ancaman darinya, karena pun aku tak pernah sanggup untuk mengakhiri hubunganku dengan Jungkook. Aku teramat mencintainya.

"Aku tidak tahu harus memulai darimana, sepertinya kau pun tahu apa maksud kedatanganku."

Aku tertunduk, firasatku benar-benar buruk. Aku ingin melarikan diri.

"Jungkook adalah anak yang begitu baik dan polos, dia memiliki sifat yang begitu ramah pada semua orang terutama perempuan. Itu karena aku yang terlihat lemah di hadapannya, ia jadi tak pernah tega membiarkan seorang perempuan menangis di dekatnya." Katanya memulai. Suatu cerita yang kiranya sudah tak asing lagi di telinga, itu yang berulang-ulang kali Hana katakan kepadaku.

"Setelah kehilangan kakaknya Junghyun aku berusaha untuk memberikan yang terbaik pada Jungkook, aku ingin ia menjadi anak yang aku harapkan. Aku tidak akan membiarkan dia memilih apa pun sesukanya tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu, aku tidak akan membiarkan kejadian buruk yang menimpa Junghyun terulang kembali. Aku yakin Jungkook pasti menceritakan hal ini padamu 'Kan?"

Aku mengangguk ragu.

"Namun, Jungkook harus sesuai dengan keinginanku."

Tidak, kau tidak seharusnya memaksakan kehendakmu pada Jungkook. Ia sudah menyerah pada mimpinya sebagai penyanyi hanya untuk membuatmu bahagia, lalu apa kali ini kau ingin Jungkook menyerah pada cintanya hanya untuk melihatmu kembali bahagia. Lalu siapa yang sebenarnya egois? Andai aku dapat mengatakan itu kepadanya, hanya saja lidahku kelu untuk berucap.

"Karena Junghyun berusaha untuk hidup bebas sesuai keinginannya, kini dia kehilangan hidupnya, ia mati sia-sia. Dan aku tidak ingin Jungkook berakhir seperti itu, aku ingin menciptakan kebahagiaan untuknya. Hana adalah pilihanku dan kau harus tahu hal itu, karena hanya Hana yang akan membuat Jungkook bahagia. Mereka serasi, mereka sama-sama sempurna. Jungkook hanya terlalu baik saja hingga mengasihanimu, jadi jangan salah paham atas tindakannya padamu. Berapa kali aku harus mengingatkanmu?"

The Day I'm Fall in Love - JJK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang