~ Apa gue masih dalam mimpi gue. Kenapa gue bisa lihat dia di sini?"
-Ratunesya Adhawiyah Rabhia
---
Tak lama lagi bel sekolah akan berbunyi. Ratu dan Mujahid belum terlihat, pasalnya mereka terlambat masuk sekolah.Pintu gerbang sudah hampir ditutup oleh pak Satpam. Untungnya mereka segera menghentikan Pak Satpam untuk menutup gerbang sekolah.
Ratu segera mencegah Pak Satpam untuk menutup gerbang, "Pak jangan ditutup dulu gerbangnya!" Pak Satpam itu tersentak kaget.
"Enggak bisa, siswa yang terlambat tidak diperkenankan masuk ke sekolah," ucap Pak Satpam itu menegaskan.
"Pak, tolongin saya dong. Ini juga baru pertama kalinya saya terlambat," Ratu memperlihatkan ekspresi imut.
"Boleh ya pak?" ucap Ratu masih memasang wajah imutnya.
"Yaudah deh, kalian cepat masuk," Pak Satpam itu membuka pintu gerbang itu.
"Makasih banyak ya Pak!" Pak Satpam itu menganggukkan kepala.
~:::~:::~
Di kelas sudah ada Bu Baya yang sedang mengajar. Ratu menepuk jidatnya pelan.
"Mampus, enggak bisa masuk lagi nih," Ratu menggigit bibirnya.
"Iss... Mujahid lo dari tadi enggak ada usaga-usahanya. Sekarang giliran lo yang cari ide buat kita masuk," Mujahid menatap datar ke arah Ratu sebentar lalu melihat ke arah kelas.
Dan dengan santainya Mujahid masuk ke dalam kelas. Ratu yang melihat aksi nekat Mujahid hanya menepuk jidatnya lagi.
"Dasar tu anak, gue tadi minta ide buat masuk ke dalam kelas. Bukannya masuk ke dalam Neraka," Ratu pun segera mengikuti Mujahid dari belakang.
Bu Baya yang melihat Mujahid masuk dengan santai langsung murka.
"Kamu ini, udah terlambat masih aja jalannya santai!" Bu Baya menggertak Mujahid. Ratu bersembunyi di belakang Mujahid.
Ada seseorang yang mengetuk pintu kelas dengan pelan.
"Maaf Bu saya terlambat masuk," semua langsung terpusat kepada siswi tersebut.
Beberapa orang di sana membulatkan mata mereka.
"Di-Dinda!" siswi itu mengerjap-ngerjapkan matanya bingung.
~:::~:::~
Di kantin semua orang mulai dari Ratu, Aditya, dan yang lain sedang berpikir. Begitupun Mujahid dia juga ikut berpikir.
"Mmm... sebenarnya apa yang terjadi?" Ratu mengetuk-ngetukkan jarinya di dahi.
"Ini, adalah sebuah fenomena paling langka yang gue dapet," Alika juga ikut pusing.
Dila masih tidak percaya dengan yang terjadi, "lo beneran tadi, kalian liat si Dinda," Alika dan Ratu mengangguk dengan bersungguh-sungguh.
"Kok bisa siswi baru di kelas kalian mirip si Dinda. Enggak mungkin kan si Dinda bangkit dari kubur," Aya menaikkan satu alisnya.
"Aya, kamu jangan ngaco deh," Erlangga memutar kedua matanya.
"Hello semua, babang Devin dateng," Devin datang sambil merangkul seorang siswi. Siswi itu adalah siswi baru di kelas Ratu dan Mujahid.
"Di—dia yang mirip ama Dinda," Aqil menundukkan kepalanya.
"Kok gue ngeri ya," Aditya memasang wajah ngeri saat melihat siswi yang dirangkul oleh Devin.
Ratu menatap bingung ke arah Devin, "siswi itu siapanya elo?"
Devin mengembangkan senyum, "dia adek gue," jelas Devin dengan bangga.
"Hah, adek lo!" semua orang berteriak histeris.
"Demi apapun, dia itu adek lo," Ratu benar-benar tidak percaya yang dilihat di depannya ini. Devin mengangguk saja.
Devin mencolek bahu adiknya itu, "kenelin sono nama lo sama orang yang belum kenal sama lo."
Siswi itu menghela nafas, "perkenalkan nama aku–"
~:::~:::~
Bersambung lagi guys😝
Mari kita memakai logika kita untuk memikirkan siapa nama siswi yang mirip wajahnya si Dinda...Ada yang tau???
Oke ku bye-bye dulu...
Salam cinta dari aku💋
S E E Y O U
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction(Sequel dari Mysterious Girl) Cover by : svegetables Kepergiannya membuka luka, dan membawa sebuah perubahan pada seseorang. Hari-hari serasa sunyi tanpa suaranya. Duka itu masih tersimpan dalam hati banyak orang. Dan datanglah seseorang, seseorang...