Oke guys, aku saranin vote dulu baru kalian baca ya. Jangan lupa komen😀
---
~ Walau mereka mirip, tapi tetap aja mereka itu beda ~
-Mujahid Raga Angkasa
---
"Perkenalkan nama aku, Dhesa," siswi itu tersenyum, "lengkapnya Dhesa Seviana Lestari," lanjut Siswi itu.
"Hah!" semua orang berteriak histeris kecuali Devin yang sekarang bingung.
"Qil, coba lo cubit gue," Erlangga menyuruh Aqil untuk mencubitnya. Aqil pun menyeringai lalu mencubit lengan Erlangga dengan keras.
"Auch, sakit tau," Erlangga meringis sambil mengusap-usap lengannya.
"Kan lo sendiri yang suruh gue tadi," Aqil masih memasang seringainya di wajahnya.
"Emang gue suruh lo tadi. Tapi, enggak usah kuat banget kali," ucap Erlangga dengan kesal.
Aqil nenutar kedua matanya, "iya-iya, maaf."
Devin masih bingung dengan apa yang terjadi, "kalian kok, kayak bingung gitu sih?"
Dila menaikkan satu alisnya, "lo mau tau?" Devin dengan cepat mengangguk.
"Iya-iyalah, enggak mungkin gue enggak mau tau. Kalian bingung kayak gitu, gue juga ikutan bingung," ucap Devin dengan sewot.
"Oke-oke, lo santai. Jadi gini, gue enggak mau panjang-panjang cukup–"
"Iya-iya, cepetan," Devin bertambah sewot.
"Oke-oke, jadi adik lo ini yang bernama Dhesa ini tuh mirip sahabat gue dulu," Dila menarik nafas, "dan nama sahabat gue itu namanya Dinda."
"Hah!" sekarang berganti Devin yang terkejut.
"Masa sih?!" dan rasa terkejut Devin berganti menjadi reaksi yang berlebihan.
"Iya, dan stop bertingkah dengan lebay," Alika menatap Devin dengan datar.
"Mirip anak i–" ucapan Devin terhenti saat anak di sampingnya tadi menghilang.
"Dhesa, lo kemana?!" Devin berteriak dengan keras. Semua orang di kantin hanya menutup telinga mereka.
"Gue di sini kak," ucap Dhesa. Di tangannya ada sebuah Roti Coklat.
"Lo darimana aja?" satu pertanyaan Devin meluncur.
Aditya menaikkan satu alisnya, melihat Devin yang terlalu posesif sama adiknya.
"Gue enggak kemana-mana kak, gue cuma dari beli aja," Dhesa mengerucutkan bibirnya.
"Oke, maaf. Tapi kan gue cuma mau perhatiin lo aja," Devin mengomeli Dhesa.
"Gue lihat-lihat lo terlalu posesif deh sama dia," Ratu melihat sesuatu yang jarang ia Lihat dari Devin.
"Udah, mending lo persilahin adek lo itu duduk," Ratu menyuruh Devin untuk mempersilahkan Dhesa untuk duduk.
"Iya-iya," Devin duduk di sebelah Aqil dengan perasaan kesal. Dan Dhesa duduk di sebelah Alika.
"Nama lo Dhesa kan?" tanya Dila memastikan. Dhesa mengangguk bingung.
"Oke, Dhesa. Kalau gitu, gue mau ngejelasin sesuatu sama lo. Tapi, jangan sampai lo kaget," Dila menatap Ratu. Ratu pun mengangguk.
"Jadi, gini. Lo itu mirip sahabat kita semua di sini," Ratu melihat ke semua orang, "dan lebih tepatnya buat gue. Dia itu saudara tiri gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction(Sequel dari Mysterious Girl) Cover by : svegetables Kepergiannya membuka luka, dan membawa sebuah perubahan pada seseorang. Hari-hari serasa sunyi tanpa suaranya. Duka itu masih tersimpan dalam hati banyak orang. Dan datanglah seseorang, seseorang...