Pembatas Yang Semu

65 7 0
                                    

~ Kenapa lo semakin jauh dari gue sih? Seolah-olah lo ngasih sebuah pembatas diantara gue dan lo ~

-Mujahid Raga Angkasa

---

Alika baru pulang saat hari sudah menjadi malam. Ia segera membersihkan diri karena ia merasa lengket.

Tak butuh lama ia membersihkan diri, ia pun memakai piyama kesukaannya. Ia lalu merebahkan diri di kasur. Ia menyalakan data selulernya lalu tiba-tiba ada notif yang masuk dari Instagram.

Ia membuka Instagramnya, lalu membaca satu komentar baru pada postingannya.

mujahid_ragaangkasaa emang siapa sih orangnya?
29 menit yang lalu

Alika terkejut karena membaca komentar Mujahid. Dia tak menyangka Mujahid begitu ingin tahu siapa orang itu.

Alika menjatuhkan handphone nya di kasur. Ia menaruh wajahnya dalam bantal.

Enggak Lik! lo harus bisa ngejauhin Mujahid, Alika berusaha menguatkan tekadnya.

Alika memandang langit-langit kamarnya yang berwarna merah muda didominasi warna putih juga. Alika mengalihkan pandangannya ke arah sebuah figura foto.

Foto itu memperlihatkan Alika bersama dengan seorang gadis. Gadis itu tersenyum sangat manis. Gadis itu adalah Dinda.

Alika menatap sendu ke arah figura foto tersebut. Alika mengambil figura itu lalu mengusapnya.

"Gue mau ngadu sama lo Din. Masa sepupu lo itu enggak peka-peka sih sama gue. Gue udah berusaha ngode tapi dia enggak peka," ucap Alika sambil mengusap figura tersebut.

"Gue harus apa sekarang?" Alika bertanya pada figura tersebut. Dan Alika tau bahwa semua itu hanya kesia-siaan.

"Gue kangen lo Din," Alika memeluk figura itu dengan erat. Alika tak sadar bahwa ada yang juga ikut bersedih melihat semua rasa sakit Alika.

~:::~:::~

Paginya Alika sudah ada di kelasnya. Ia sedang asyik memakan sebungkus roti keju. Alika berangkat ke sekolah begitu pagi, hingga membuatnya harus sarapan di kelas.

Ada seorang gadis yang mengetuk pintu kelas, "assalamualaikum."

Alika pun menjawab salam itu, "waalaikumsalam."

Gadis itu membulatkan mata penuh, "lah tumben lo datang pagi," ucap gadis itu sembari menaruh tasnya.

"Emang enggak boleh?" tanya Alika dengan dingin.

Gadis itu yang tak lain adalah Dhesa memandang Alika dengan bingung, "napa lo?" tanya Dhesa

"Enggak kenapa-napa," jawab Alika dengan dingin.

Dhesa semakin mengerutkan keningnya, "lo—ada masalah ya," ucap Dhesa.

"Enggak," ucap Alika dengan singkat.

Dhesa menampilkan senyum miring, "lo jangan terus-terusan bilang enggak Lik. Gue tau lo lagi bohong sama gue."

"Apaan sih lo. Enggak jelas banget," Alika tetap tenang.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang