Terus Mengejar

57 9 0
                                    

~ Kejar dia selagi dia belum terlalu jauh. Kalau udah jauh, jadi susah dapetin dia lagi ~

-Dhesa Seviana Lestari

---

"Gue rasa.. gue suka sama Alika."

Dhesa tersenyum senang, akhirnya Mujahid menyadarinya juga.

Dhesa menepuk pundak Mujahid dengan pelan, "kalau gitu kejar dia, jangan diam aja."

Dhesa berdiri dari tempat, "gue pergi dulu ya, bye," Dhesa pun pergi dari sana.

Mujahid tersenyum kecil sambil terus menatap punggung Dhesa yang kian menjauh. Melihat Dhesa seperti melihat seseorang. Dan orang itu adalah Dinda

~:::~:::~

Pagi telah menyambut Jakarta. Mujahid dan Ratu sudah berada di sekolah pagi-pagi buta.

Sebenarnya Ratu tak ingin pergi, tapi Mujahid mengancam Ratu tak mau mengantar Ratu lagi jika ia tak pergi. Ratu pun pasrah mengikuti keinginan Mujahid yang cukup aneh.

Dan sekarang mereka berdua berada di kelas. Ratu menatap Mujahid dengan jengkel karena Mujahid dari tadi hanya diam saja.

"Heh nyet, kalau lo galau enggak usah ngajak gue. Gue enggak mau ikutan galau gara-garan lo," ucap Ratu dengan kesal.

Mujahid yang sedari tadi diam pun menatap Ratu. Dia masih tetap tenang, seolah-olah ucapan Ratu tak ada pengaruhnya.

"Emang gue pikirin," ucap Mujahid kelewat santai. Ratu pun semakin kesal dibuatnya.

Ratu menghela nafas, "gue tau lo lagi pusing mikir gimana ngedeketin Alika."

"Ternyata lo peka juga ya Rat," ucap Mujahid sedikit kagum.

"Ya iyalah gue peka. Emangnya gue elo, yang meski udah dikasih kode tetep aja enggak peka," ledek Ratu.

Mujahid yang tadi terkagum menarik kekagumannya barusan. Dan sekarang dia sedang menyumpah serapahkan Ratu.

"Serah lu dah," ucap Mujahid penuh kekesalan.

Ratu pun hanya terkekeh melihat kekesalan Mujahid. Karena sudah cukup lama ia tak melihat Mujahid kesal.

Mereka berdua pun akhirnya terus berbicara. Sampai seseorang masuk ke dalam kelas.

Orang itu—Alika menatap Ratu dan Mujahid sesaat. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya, segera duduk di tempat duduknya.

Mujahid pun merasa kecewa karena Alika tidak menyapanya sama sekali. Ratu menepuk pundak Mujahid lalu mengulas satu senyuman.

Dan Mujahid mengartikan senyuman itu adalah sebuah penyemangat untuknya.

~:::~:::~

Kantin sudah penuh dengan para siswa. Dan seperti biasa Mujahid, Ratu, dan kawan-kawan memilih pojok kantin.

"Gue mau nanya nih?" tanya Aqil menyela pembicaraan semua orang.

"Mau nanya apa emang?" tanya Devin dengan penasaran.

"Gue ngalahin gantengnya Randy Martin enggak?" tanya Aqil kemudian.

Pertanyaan Aqil sukses membuat semua orang menatap Aqil dengan datar. Devin menepuk pundak Aqil dengan pelan.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang