~ Kita emang berbeda, dan gue mau kita bisa saling melengkapi ~
-Mujahid Raga Angkasa
---
Mujahid sekarang sedang duduk di bawah pohon. Dan dia sekarang sedang sendiri. Bertanya Alika kemana, dia sekarang sedang bersama dengan Ratu.
"Hai Hid," seorang siswi melambaikan tangannya pada Mujahid.
Mujahid berbalik dan melihat siswi yang melambaikan tangan padanya. Mujahid menatap siswi itu dengan tatapan malas.
"Kenapa?" tanya Mujahid tanpa melihat ke arah siswi itu.
Siswi itu tersenyum kecut, "aku mau bicara sama kamu."
"Mau bicara apa lagi sih, Kir?" tanya Mujahid dengan nada ketus.
"Aku mau tau apa jawaban lo dari pertanyaan aku," Sakira meremas roknya dengan kuat.
"Gue harus bilang berapa kali sih, jawaban gue masih tetap sama. Yaitu, enggak!" setelah mengucapkan itu Mujahid lalu pergi dari sana.
Sakira meremas roknya dengan sangat kuat. Menahan rasa sakit hati, yang ia sudah terima beberapa kali. Tapi dia berusaha menguatkan diri.
'Enggak, gue enggak bakal menyerah. Gue pasti bisa!"
~:::~:::~
Mujahid sekarang berada di kantin, pikirannya sekarang sangat kacau.
"Lo napa Hid?" tanya Devin sambil memiringkan sedikit kepalanya.
Devin yang tak mendapatkan respon dari Mujahid langsung duduk di sebelah Mujahid.
"Etdah, jawab pertanyaan gue dong. Lo napa?" Devin terus mendesak Mujahid untuk menjawab pertanyaannya. Dan lagi-lagi, ia tidak mendapatkan respon.
Devin yang sudah menyerah melihat ke arah sekeliling. Dan melihat satu orang di sudut. Devin pun segera ke sana.
Saat Devin pergi, Alika pun datang bersama Ratu, Aya, dan Dila.
"Lik, lihat sana. Ada pangeran lo tuh," Dila menyenggol-nyenggol lengan Alika.
"Ih, Dila apaan sih," Alika menjadi malu.
"Udah gih, samperin sana," Ratu mendorong Alika.
Alika hampir terjatuh, dan untungnya Mujahid menolongnya. Alika segera berdiri dengan benar
Melihat pemandangan yang tadi, membuat Ratu, Aya, dan Dila pura-pura batuk. Mereka pun berlalu. Ratu mengedipkan satu matanya seolah-olah berkata.
'Yang semangat ya!'
Itu menurut Alika sekarang ini.
Alika duduk di depan Mujahid. Ada rasa canggung yang melanda mereka berdua.
Mujahid dan Alika terbatuk sebentar untuk mencairkan suasana.
"Jadi... lo kenapa cemberut gitu?" Alika memulai percakapan.
"Enggak, siapa bilang gue cemberut. Gue cuma lagi badmood aja kok," sangkal Mujahid. Alika hanya menganggukkan kepala beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction(Sequel dari Mysterious Girl) Cover by : svegetables Kepergiannya membuka luka, dan membawa sebuah perubahan pada seseorang. Hari-hari serasa sunyi tanpa suaranya. Duka itu masih tersimpan dalam hati banyak orang. Dan datanglah seseorang, seseorang...