~ Gue udah terlalu lama sakit hati, jadi mungkin gue harus bisa ngelepasin dia. Walau bakal susah pada awalnya, tapi pasti gue pasti bisa ~
-Alika Aurelia Vinasari
---
Alika menoleh ke arah sumber suara. Dia membulatkan mata tatkala melihat Mujahid tengah melipat kedua tangannya. Mujahid menatap Alika dengan tajam.
"Ngapain lo di sini?" satu pertanyaan itu keluar dari bibir Mujahid. Suara Mujahid terdengar sangat dingin.
Alika hanya menundukkan kepala tak menjawab apapun, dia hanya diam.
"Gue nanya Lik!" nada Mujahid naik satu oktaf, dan membuat Alika menjadi takut.
"Emang apa urusan lo," ucap Alika dingin. Alika menatap Mujahid dengan dingin.
Mujahid menjadi kaget saat Alika memberikan tatapan yang tak seperti biasanya. Tak ada tatapan ramah, malah yang ada adalah tatapan yang sangat dingin.
"Gue peduli sama lo Lik. Sebagai sahabat gue pasti bakal peduli sama lo," ucap Mujahid.
Alika tersenyum, "oh.. jadi seorang Mujahid sekarang mengkhawatirkan gue karena gue sahabatnya," Alika menepuk tangan.
Mujahid menjadi bingung tapi dia berusaha menepis rasa bingung nya saat ini. Dia kembali menatap ke arah Alika.
"Hid, lebih baik lo sekarang pergi dari sini," ucap Alika dengan dingin.
Mujahid membuka sedikit mulutnya, "jadi lo ngusir gue."
Alika hanya mengangguk, "iya, kenapa, marah?" Alika tersenyum sinis.
"Lik, lo kenapa sih?" tanya Mujahid dengan lembut.
"Gue enggak kenapa-napa kok," jawab Alika dengan dingin.
"Tapi.."
"Gue bilang pergi!" ucap Alika dengan emosi.
Mujahid mendesah berat, dengan berat hati dia pergi dari sana.
Setelah Mujahid pergi, Alika menundukkan kepalanya. Dia tau dia sudah begitu keterlaluan pada Mujahid.
Tadi dia benar-benar kelepasan. Dia juga tak menyangka dia akan begitu keterlaluan pada Mujahid.
"Lo bodoh banget sih Lik. Pasti Mujahid bakal langsung ngejauhin lo nanti," Alika bergumam.
Alika menatap langit yang berwarna biru. Alika sedang tak mood untuk masuk ke kelas. Jadi, ia lebih memilih di rooftop saja. Sesekali membolos tak apa kan?
~:::~:::~
Waktu pulang sudah tiba, dan Alika sudah bersiap-siap turun. Alika celingak-celinguk, memastikan semua sudah pulang. Alika langsung turun saat sudah aman.
Tiba-tiba Alika menjadi terkejut saat melihat dua mata tengah membawa tasnya dan melihatnya dengan tajam. Orang itu tak lain adalah Mujahid.
"Bolos?" tanya Mujahid dengan tatapan mengintimidasi dan juga dingin.
Alika berusaha gentar, "iya," jawab Alika kelewat santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction(Sequel dari Mysterious Girl) Cover by : svegetables Kepergiannya membuka luka, dan membawa sebuah perubahan pada seseorang. Hari-hari serasa sunyi tanpa suaranya. Duka itu masih tersimpan dalam hati banyak orang. Dan datanglah seseorang, seseorang...