Penganggu Kecil (2)

87 13 0
                                    

~ Elo enggak ngerti bahasa Indonesia ya? Gue harus bilang berapa kali, kalau jawaban gue tetap enggak! ~

-Mujahid Raga Angkasa

---

Mujahid tengah memijat pelat pelipisnya. Ia sedang pusing karena beberapa hari ini, ada orang yang mengiriminya sebuah coklat.

Dan orang itu tak lain adalah, Sakira. Seorang siswi yang menurut Mujahid sudah kehilangan akal.

Dan pagi ini, dia tidak mendapatkan sebuah coklat, melainkan kue coklat lagi dan sebuah surat.

"Mudah-mudahan kamu suka ya dengan kue buatan aku ya :D"

Sakira

"Dapat lagi Coklat lagi Hid? Erlangga menaikkan satu alisnya. Mujahid hanya mengangguk lesu.

"Sakira kayaknya suka banget sama lo," Erlangga mengelus-ngelus dagu nya, "kalau suatu hari nanti Sakira nyatain 'gue suka sama lo' lo bakal terima enggak?"

"Ogah gue, walau dia cantik, pinter, tapi sombong buat apa gue jadian sama dia," Mujahid menghela nafas, "dan ya, yang gue liat dari mata dia bukan cinta, tapi nafsu."

"Omongan lo selalu yang the best deh, Hid!" Erlangga mengacungkan jempol.

Kring!!!
Suara bel berbunyi, Erlangga langsung keluar dari kelas.

Semua siswa maupun siswi berbondong-bondong masuk ke kelas masing-masing.

"Ternyata lo udah di sekolah. Gue dari tadi cariin lo di rumah loh," Ratu menaruh tasnya di kursi.

"Kenapa lo berangkat pagi banget?" tanya Ratu keheranan.

"Gue lagi mood buat datang pagi. Lagian juga, gue enggak mau nungguin lo, karena nungguin lo udah seperti Satu abad buat gue," jawab Mujahid santai. Emosi Ratu langsung naik. Tapi, Ratu berusaha bersabar untuk saat ini.

'Sabar Rat, orang sabar jodohnya bakal cepat datang,"

Di bangku belakang ada orang yang sedang meremas kertas dengan kuat. Dia adalah Alika.

Dan juga, ada yang melihat reaksi Alika, orang itu tersenyum. Dia adalah Dhesa.

'Kayaknya lo udah cinta banget sama Mujahid,'

~:::~:::~

Kesenangan selalu dapatkan saat istirahat. Canda tawa selalu ada dalam percakapan terkadang juga ada sedikit pertengkaran. Dan ada juga yang tengah berbicara dengan serius. Seperti yang saat ini terjadi.

"Tapi emang enggak bisa disangakal. Kalau si Sakira suka sama lo kan?" Dila menopang dagu menatap ke arah Mujahid.

Mujahid hanya bisa diam menghadapi ocehan sahabat-sahabatnya. Sedari tadi semua sahabatnya tengah menyidang Mujahid.

Mujahid yang sudah muak akhirnya menggebrak meja kantin otomatis semua orang berbalik melihat ke arahnya.

"Gue udah bilang, sampai kapanpun gue enggak bakal nerima dia!"

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang