Putar lagu di mulmed ya guys.
🎵Pelangi-HIVI
---
~ Gue udah lama suka sama lo. Tapi kenapa lo enggak bisa peka sih? ~
Alika Aurelia Vinasari
---
"Assalamualaikum," Alika masuk dengan lesu ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam," seorang wanita paruh baya menghampiri Alika.
Alika menghempaskan diri ke sofa. Ia memasang wajah murung.
"Kamu kenapa sayang?" wanita paruh naya itu mengusap kepala Alika dengan lembut.
"Enggak pa-pa kok, Mah," ucap Alika dengan lembut.
"Bohong kamu. Muka lesu kayak gitu dibilang enggak pa-pa," Mama Alika terus memaksa Alika untuk bercerita.
"Beneran kok Mah. Alika enggak pa-pa," Alika terus menyangkal dan mengatakan dirinya baik-baik saja.
Alika masuk ke dalam kamarnya. Kamar Alika ada di bawah karena rumahnya itu tidak bertingkah.
Sesampainya di kamar ia melempar tasnya ke kasur. Dan membiarkan dirinya terjatuh di kasur yang begitu empuk.
"Kapan sih lo peka?!" Alika memukul-mukul sebuah bantal yang tak berdosa dengan begitu ganas.
"Gue udah berharap banget dari lama. Gue sama lo pacaran. Tapi harapan itu enggak pernah terkabul," Alika menatap sendu ke arah langit sore yang begitu indah.
Alika mengambil Handphone nya di atas meja dekat kasur nya. Ia menyetal lagu Pelangi-Hivi.
"Ku ingin cinta hadir untuk selamanya. Bukan hanyalah untuk sementara.."
"Menyapa dan hilang.. terbit tenggelam bagai pelangi. Yang.. indahnya hanya sesaat. Tuk ku lihat dia, mewarnai hari.."
"Tetaplah engkau di sini.. jangan datang lalu kau pergi, jangan anggap hatiku. Jadi tempat persinggahan mu untuk cinta sesaat "
Alika pun menghentikan lagu itu. Ia begitu menghayati setiap kata dari lagu itu. Ia merasa ia ada di lagu itu.
Mujahid..
Satu nama itu adalah orang yang membuat Alika berdebar. Mendengar namanya saja sudah membuatnya, begitu bahagia sampai lompat-lompat. Apalagi kalau sudah melihat wajahnya.
Dan akhir-akhir ini mereka berdua sangat dekat. Dan Alika begitu menikmati waktunya dengan Mujahid.
Walau dulu Mujahid dingin padanya, ia tidak masalah. Asal itu bersama Mujahid ia tidak masalah.
Ia selalu berharap bahwa kedekatan mereka berdua bisa membuat hati Mujahid terbuka untuknya. Tapi ekpetasi tidak seindah kenyataan.
Mujahid tak akan bisa mencintai orang yang cengeng, yang fisiknya tidak bagus, dan yang paling penting tidak pintar.
Alika hanya seorang cewek yang berharap akan merasakan manisnya cinta. Tidak ada salah nya kan?
Soal Sakira, Alika pernah mendengar bahwa Sakira itu pernah menjuara kontes model.
Sakira juga cukup pintar, eh bukan cukup tapi sangat pintar. Dan dilihat dari perjuangannya Sakira itu orang yang sangat kuat. Bisa dilihat dari caranya ia berusaha mendapatkan hati Mujahid.
Alika tidak menyadari bahwa air mata sudah menetes dari tadi. Karena sudah tak tahan ia pun mengeluarkan semua air matanya. Rasa sakit yang begitu amat dalam.
~:::~:::~
Alika sedang berjalan-jalan keluar, dengan penampilan yang cukup kusut. Mata sembab serta rambut yang acak-acakan. Alika yakin bahwa orang-orang akan menganggap nya sedang sakit jiwa.
Malam ini begitu dingin karena sebentar lagi akan turun hujan. Untungnya ia sudah mempersiapkan payung.
Suara guntur sudah mulai terdengar disertai dengan petir. Alika segera membuka payung.
Ia berjalan dan melihat sebuah pemandangan yang begitu menyakitkan hati Alika. Mujahid dan Sakira sedang berpelukan sekarang juga.
Alika menjatuhkan payung nya, bibirnya bergetar. Ia segera berlari menjauh dari sana. Ia tak mempedulikan payungnya yang terjatuh atau pun diri yang basah, yang penting sekarang adalah ia menangis di kamar.
"Alika!" Mujahid meneriaki nama Alika. Tapi Alika tidak berbalik malah langkahnya lebih ia cepatkan.
Air mata Alika sudah jatuh. Rasa sakit dalam hatinya seakan terbuka.
Ada tangan yang memegang lengan Alika. Orang itu tak lain adalah Mujahid. Mujahid terlihat sangat basah karena hujan.
Alika terpaksa berhenti dan berbalik ke arah Mujahid. Untungnya air matanya tidak bisa dilihat Mujahid, karena hujan sudah membasahi wajahnya.
"Lo kenapa?" tanya Mujahid dengan suara yang sedikit dibesarkan.
"Gue enggak pa-pa kok," Alika berbohong pada Mujahid.
"Oh," hanya itu respon Mujahid.
"Nih ambil payung lo," ucap Mujahid sambil memberikan payung berwarna Biru pada Alika.
"Ma-makasih," Alika berusaha untuk tersenyum.
Bagi Alika senyum sudah biasa pada wajahnya. Jadi, orang tidak akan tau kalau senyuman itu tulus atau senyuman palsu.
Senyuman itu akan diperlihatkan oleh Alika setiap saat. Walau perasaannya sekarang sedang sedih, tapi ia akan perlihatkan sebuah senyuman pada semua orang.
Senyum itu ibarat handplas, walau luka terlihat baik-baik saja dari luar. Tapi di dalam luka itu masih terasa sakit.
~:::~:::~
Hai guys😊
Terimakasih telah membaca part ini.
Semoga feel nya dapat.Jadi ini baru masalah yang kecil, belum besarnya.
Masalah yang paling penting akan ada pada detik-detik terakhir cerita ini.
Sebagai informasi, aku sekarang udah sibuk banget. Karena sebentar lagi aku akan menghadapi ujian nasional. Jadi, mungkin akan jarang update.
Doakan aku bisa lulus ya guys😊
Love You Guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction(Sequel dari Mysterious Girl) Cover by : svegetables Kepergiannya membuka luka, dan membawa sebuah perubahan pada seseorang. Hari-hari serasa sunyi tanpa suaranya. Duka itu masih tersimpan dalam hati banyak orang. Dan datanglah seseorang, seseorang...