Pertanyaan Yang Membungkam

65 8 0
                                    

~ Kenapa gue ngerasa dia berusaha nyembunyiin sesuatu sama gue. Tapi apa? ~

-Mujahid Raga Angkasa

---

"Lo suka ya sama seseorang?"

Alika menjadi diam mendengar pertanyaan Mujahid. Menurutnya ini adalah sesuatu yang jarang ia dapatkan dari seorang Mujahid.

Alika terdiam cukup lama, dia lagi-lagi bingung harus menjawab apa dari pertanyaan Mujahid.

"Alika?" Mujahid memanggil nama Alika. Alika tersentak kaget.

"Hid, gue pergi dulu ya. Nyokap udah nunggu soalnya," Alika berlari menuju ke arah mobil berwarna putih.

Mujahid mengerutkan dahinya, "dia barusan ngehindar dari pertanyaan ya?"

Tiba-tiba ada suara pemilik warung, "maaf, dek. Tapi, warungnya udah mau ditutup," ucap Ibu pemilik warung dengan sopan.

"Eh, iya Bu. Saya juga udah mau pulang kok," Mujahid berdiri lalu berjalan.

"Tunggu bentar dek," panggil Ibu itu lagi. Mujahid berbalik lagi.

"Bayarannya?" tanya Ibu itu.

Mujahid menepuk jidatnya, "ini Bu," Mujahid memberikan Satu lembar uang Lima Ribu.

Mujahid pun berbalik berjalan menuju rumah.

~:::~:::~

Mujahid menghempaskan badannya di kasur. Perasaanya begitu kacau. Ia tak paham apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Pusing!" Mujahid berteriak layaknya orang yang kehilangan akal sehat.

'Brak'

Bunyi dobrakan terdengar di telinga Mujahid, dan Mujahid terlonjak kaget. Ia melihat ke arah pintu, mendapati Ratu yang terlihat menyeramkan.

"Woi, udah malam!" setelah mengucapkan itu, Ratu kembali menutup pintu dengan begitu keras.

Mujahid berusaha memaklumi sikap Ratu, dia tahu bahwa Ratu tengah menjalani masa paling berat. Ya, itulah masa PMS!

"Cewek PMS, emang luar biasa,"

Mujahid langsung membaringkan badan, berusaha melupakan sesuatu yang mengusik pikirannya.

~:::~:::~

Pagi sudah datang, dan semua orang tengah beraktivitas.

Seperti yang dilakukan oleh Mujahid saat ini. Memperhatikan Alika secara diam-diam.

Dhesa yang melihat Mujahid yang hanya terus menatap Alika hanya tersenyum geli.

"Syukur banget dah, dia bisa merhatiin cewek," gumam Dhesa.

Suara ketukan terdengar, Bu Baya masuk dengan tatapan tajamnya.

Matanya melihat ke arah Alika. Bu Baya pun menghampiri meja Alika.

"Alika, apa kamu sudah merasa baikan?" tanya Bu Baya lembut.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang