-
-
-Ballroom Hotel JW Marriot, Hongkong
💕Please comment and vote 💕
Kondisi emosi gue sudah amburadul berantakan sejak hari pertama -- hm, ralat -- sejak satu jam pertama menginjakkan kaki di Hongkong. Semua gara-gara lelaki bernama Andreas Dustin yang tampan tapi berotak mesum itu. Segala sesuatu yang gue lihat di sekeliling gue jadi bikin emosi jiwa. Bagaimana nggak keki, kalau ternyata gue ketemu sama lelaki yang -- okelah, gue akui dia tampan -- oke-oke kurang kalimatnya -- tampan banget -- tapi nggak setampan otaknya yang berpasir.Gila aja ya baru aja ketemu sudah ngajakin ngamar. Tuh orang memang enaknya di santet. Coba kemarin gue gondol aja satu boxernya, terus nanti sepulang gue dari Hongkong bisa langsung gue bawa ke Mbah Pejo di gunung kidul. Sekalian aja dah bikin persugihan. Pusing gue.
Mungkin bener kalau kalimat absurd gue penyebabnya, tapi nggak gitu juga dong tuh lelaki langsung ngajakin gue ena-ena, gue kan belum ada persiapan. Astaga!!!
"Lo kenapa sih, gue perhatikan sejak kemarin kayak orang Ambein?"
Gue mendelik mendengar suara cempreng itu. Sungguh keberadaan Prilly sama sekali tidak membantu.
"Gue masih kesal dengan lelaki berotak mesum itu!!"
Gue mengambil sepiring udang goreng tepung dengan tambahan sambal lalu segelas jus jeruk. Prilly mendelik melihat porsi lauk yang gue ambil.
"Wah, sepertinya lelaki itu bisa membuatmu gemuk dalam sekejap. lihat aja tuh lauk, menggunung."
Gue masa bodoh, apalagi dengan beberapa orang yang ngelihatin gue. Bukannya malu, gue mah nggak urus. Gue yang makan, gue yang marah. Siapa mereka??
Jadi gue tinggalin aja itu Prilly di tempat prasmanan kembali ke meja gue di samping GM idola gue Pak Roro. Jangan terkecoh namanya karena sesungguhnya seorang Roro Anjasmara adalah seorang lelaki matang yang menggiurkan bagi gue pribadi. Biar bagaimanapun lelaki matang dan mapan dan baik hati dan lembut dan seksi seperti penampakan Pak Roro yang menjadi kriteria utama gue mencari calon suami. Sayangnya Pak Roro nggak demen wanita kayak gue. Dia suka wanita bule. Argh!!!
"Selama di Hongkong, Bianca jadi banyak makan ya."
Pak Roro terkekeh melihat isi dari piring gue juga beberapa teman kerja gue di meja bundar yang berisi lima orang itu.
"Maklum Pak , hari terakhir seminar jadinya cepat lapar," kata gue asal.
Pak Roro manggut-manggut, "Nggak apa-apa. Makan yang banyak ya Bianca biar makin subur."
See, dialah idola gue. Sayangnya gue nggak bisa minta di kawinin sama doi. Nanti istri cantik nan bulenya ngamuk.
"Iya Pak. Bapak bukannya harus siap-siap ketemu dengan semua GM dari jejeran hotel Legion Grup ya?" tanyaku sambil mengunyah udang goreng. Pak Roro sih sudah sering lihat tingkah gue yang memang kadang suka bikin dia ketawa geli, See, dialah idaman gue. Terima gue apa adanya, Kira-kira Pak Roro punya kloning nggak ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERSEDIA DI GRAMEDIA] MARRIAGE EXPRESS[21+] || END ✔
Aktuelle Literatur[ROMCOM] MARRIAGE EXPRESS - Hanya 5 menit dan aku terjebak seumur hidup - Ketika lo berfikir bahwa lo bisa bebas dan santai menikmati pencapaian lo seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang melenakan dan bersikap masa bodoh dengan pertanyaan seputar...