-
-
-🐣🐣🐣
"Hai Mam."
Setelah Dustin pergi ke kantor, gue menikmati sarapan yang berkualitas dengan memandangi hamparan laut di kejauhan. Sekalian melamun manjah memikirkan perhatian tipis-tipis Dustin semalam. Sempet beres-beres sebentar sampai emak gue nelpon pake aplikasi video call.
Jujur aja gue lupa kalau minggu ini jadwalnya gue haid karena sibuk menghindari Dustin yang terus aja usaha buat modusin gue sampai lupa menyiapkan stok jamu dan softex dan menyusahkan dia yang memang kelihatan sekali tidak pernah berurusan dengan hal-hal seperti ini.
Sebenarnya gue maklum dan seandainya saja dia menolak keras untuk membelinya, gue juga nggak masalah. Gue bahkan sudah mau membelinya via online lewat babang gojek yang bisa diandalkan.
Jawabannya sempat membuat gue tercengang sih walaupun ekspresi wajahnya jelas menyiratkan kekesalan membuat gue gregetan di sela menahan sakitnya nyeri perut.
"Lo mau buat gue malu di depan mas-mas gojek karena nggak bisa beli kebutuhan wanita seperti ini untuk istri gue sendiri. Oke. Gue akui kalau gue memang nggak suka beli-beli beginian karena seharusnya ini kan keperluan lo sendiri tapi ngelihat kondisi lo yang -- " Dustin mengamati gue yang mengerang dan meringis memegangi perut lalu berdecak, "seperti orang nggak bisa boker setahun." Gue mendelik. "Gue mau nggak mau harus pergi sendiri."
"Udahlah. Sekarang itu zaman canggih. Lo buka itu aplikasi online para babang serba bisa, masukkan apa yang mau lo beli dan tunggu deh sampai abangnya nongol di depan. Gampang kan nggak pake ribet dan elo nggak pake malu."
"Lo nggak akan ngerti Bianca. Ini tuh sama aja seperti lo punya suami tapi nggak berguna."
"Tadi lo katanya malu. Gimana sih ah?"
"Ribet jelasin sama lo. Ini yang pertama dan terakhir kalinya gue ngelakuin ini buat lo. Lain kali tolong diingat dengan keperluan lo sendiri."
Gue memang sih yang salah dan setelah itu gue hanya diam memperhatikan Dustin yang rempong milih jumper dan sempat melihat kondisi gue yang masih sama hanya bisa tergeletak pasrah di atas ranjang.
Kepala gue diusap-usap, perut gue di elus-elus terus dibisikkan kalimat manis menggigit yang setelahnya membuat gue malah pengen banget gigit-gigit Dustin sampai abis.
"Tolong ya lain kali jangan nyusahin. Baik-baik ya lo di sini jangan kemana-mana dan tunggu sampai gue kembali." Suami gue TOP banget kan nggak jelasnya.
"Lo pikir dengan kondisi gue yang begini, gue mau kemana, HAH!!!! Berenang di laut. Dasar nggak jelas!!!" semprot gue lalu meringis dan senam napas lagi.
Dustin berdecak, "Ya gue kan cuma kasih tahu. Jawabnya nggak usah pakai urat gitu dong. Katanya sakit perut!!!" Katanya acuh sambil lalu meninggalkan gue yang nendang-nendang selimut karena kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERSEDIA DI GRAMEDIA] MARRIAGE EXPRESS[21+] || END ✔
General Fiction[ROMCOM] MARRIAGE EXPRESS - Hanya 5 menit dan aku terjebak seumur hidup - Ketika lo berfikir bahwa lo bisa bebas dan santai menikmati pencapaian lo seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang melenakan dan bersikap masa bodoh dengan pertanyaan seputar...