Mencoba pasrah menerima nasib
-
-
-
-💕 Please comment and vote 💕
Gue tahu seharusnya gue nggak perlu berkelakuan terlalu berlebihan seperti ini.
Gue seharusnya sadar, berapa umur gue saat ini meskipun gue enggan mengingat kalau ternyata gue sudah tua. Yeah, nyaris mendekati angka 30. Itu mutlak, tidak bisa di ubah betapapun inginnya gue kembali ke masa-masa angka 25 tahun ke bawah atau kalau bisa saat umur gue 17 tahun waktu gue masih pacaran sama kakak kelas gue yang berandalan tapi romantis abis itu mirip seperti cerita-cerita di wattpad yang gue baca kalau malam minggu gue lagi benar-benar kelabu yang ujung-ujungnya bikin baper sendiri. Ngenesnya dia meninggal dunia karena kecelakaan. Duh, gue jadi pengen nangis. Lah kok curhat?
Bahkan di bandingkan Dustin, gue jauh lebih tua darinya.
Lalu kenapa gue bertingkah seheboh ini padahal gue bisa ngajak Dustin buat bercinta -- ah sori maksudnya -- berbicara baik-baik dan membuat kesepakatan.
Tapi yah, mau gimana lagi ya.
Gue orangnya emang gini.Gue jaga image di depan orang yang benar-benar gue segani dan hormati. Nggak sembarangan, gue berkelakuan absurd begini. Gue juga tahu tempat dan tahu dirilah. Bisa habis karier gue sebagai Public Relation Manager kalau begitu caranya menghadapi calon client Hotel. Bisa-bisa Mas Roro nanti ielfeel. Ugh, Mas Roro yang jauh di mato, aku padamu.
Tapi dari segala hal itu , Dustin adalah pengecualian.
Sejak awal, gue memang sudah emosi jiwa jika harus menghadapi lelaki dengan otak mesum seperti dia. Jadi beginilah gue ketika di hadapkan dengan suami seperti dia di saat gue memang jengkel banget dengan kelakuannya apalagi omongannya. Drama Queen, lebay, macam macan garong. Gue stress, beneran deh.
Pernikahan dadakan ini benar-benar membuat dunia gue berubah seketika. Tanpa persiapan dan tidak membiarkan gue menarik napas sejenak. Diibaratkan ikan yang bahagia di lautan luas tapi tiba-tiba langsung terdampar di daratan. Jadinya sesak napas .
Gue tahu kalau gue harus mulai membiasakan diri dengan kehadiran Dustin di sekitar gue, di dalam hidup gue dan memiliki hak penuh atas diri gue. Gue tahu apa yang dikatakannya itu benar, dia sudah mengambil gue langsung dari orang tua gue dan mengucap janji dengan Tuhan.
Tapi gue butuh waktu untuk menerima semuanya.
Dan juga, gue orang yang harus menyesuaikan diri dengan orang asing apalagi kalau kita harus berada dalam satu kamar. Gue juga punya insomnia akibat dari kebiasaan gue waktu kuliah dulu yang berlanjut sampai gue kerja sehingga mendapatkan jabatan layak seperti itu di Hotel yang butuh usaha dan kerja keras. Insomnia gue kadang suka bertambah parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERSEDIA DI GRAMEDIA] MARRIAGE EXPRESS[21+] || END ✔
General Fiction[ROMCOM] MARRIAGE EXPRESS - Hanya 5 menit dan aku terjebak seumur hidup - Ketika lo berfikir bahwa lo bisa bebas dan santai menikmati pencapaian lo seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang melenakan dan bersikap masa bodoh dengan pertanyaan seputar...