****
Gue nggak cemburu, beneran.
Gue hanya merasa kalau gue perlu tahu siapa lelaki yang sedang bersama dengan istri gue saat ini. Itu aja kok dan gue rasa itu wajar dilakukan.
Dulu, waktu gue masih mengembara di luar sana mencari persinggahan permanen yang di namakan rumah masa depan -- Etdah bahasanya -- yang ternyata selalu berakhir di tempat yang salah, gue nggak pernah memerankan sosok lelaki posesif. Malahan kebalikannya, semua wanita-wanita itu yang merasa memiliki hidup gue yang selalu bertingkah cemburu buta.
Gue posesif untuk sesuatu yang memang gue klaim milik gue pribadi.
Gue membelokkan mobil memasuki area parkiran foodcourt mencari tempat kosong dan kebetulan mendapatkannya tepat di dekat bangunan ramai dua lantai itu. Setelah mematikan mesin mobil, gue memeluk setir dan mengamati deretan sekitar tempat duduk pengunjung yang berada di samping kaca dan langsung menemukan Bianca sedang mengobrol dengan seorang laki-laki sambil tertawa dan cubit-cubitan gemas.
Gue melotot. Astaga, kelakuan istri gue!!!
Gue aja nggak pernah di cubit-cubit seperti itu dan kebanyakan malah kena tabok. Kan nggak adil banget!!!
Gue sih pengennya bukan dapat cubitan gemasnya tapi kecupan manjahnya aja yang ngangenin?
Masa iya harus gue paksa dan dapat tabokan dulu setiap gue pengen.
Damn it!!
Gue memutuskan untuk turun. Bodo amatlah kalau dia heran kenapa gue tiba-tiba ada di sini. Alasannya bisa di cari belakangan yang penting mencyduk mereka berdua yang terlihat sangat akrab sekali.
Siapa lelaki itu?
Teman tapi mesra di masa lalu, mantan terindah atau ada kemungkinan cinta lama yang masih bersemi di hati.
Ah sial!!!
Tepat setelah gue menutup pintu, Bianca menoleh dan gue bisa membayangkan pekikannya di sana lalu segera menutup wajahnya dengan tangan. Dia kira lagi ngelihat setan kali ya. Bah!!
Gue tersenyum smirk. Ketahuan kan lo!!!
Gue berjalan mengarah ke pintu masuk foodcourt, tidak melihat kalau ada seseorang wanita yang juga sedang berjalan dari arah sebaliknya karena terlalu fokus menatap Bianca yang nampak panik hingga tubuh kami bertabrakan. Gue langsung sigap mencekal lengannya agar tidak terjatuh.
"Aduhhh!!" erangnya lalu mendongak dan matanya yang memang bulat indah seperti mata barbie itu melotot. Gue jelas langsung kaget ketika mengenali siapa wanita yang gue tabrak.
"Astaga , Mia!!!"
Mia mengerjapkan matanya kemudian langsung memeluk gue erat seraya memekik senang, "Bang Andreas."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERSEDIA DI GRAMEDIA] MARRIAGE EXPRESS[21+] || END ✔
General Fiction[ROMCOM] MARRIAGE EXPRESS - Hanya 5 menit dan aku terjebak seumur hidup - Ketika lo berfikir bahwa lo bisa bebas dan santai menikmati pencapaian lo seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang melenakan dan bersikap masa bodoh dengan pertanyaan seputar...