5.

2.1K 300 33
                                    

•five; tell her for the first time•

Seungwan sedang sibuk di kamarnya, sampai adiknya--Saerin, masuk kedalam kamar sembari membawa boneka kesayangan miliknya. Sebuah boneka beruang besar berwarna coklat dengan pita dilehernya. Seungwan tersenyum kepada adiknya dan memilih untuk meninggalkan sebentar tugas akhirnya.

Seungwan menyuruh adiknya untuk duduk dipinggir tempat tidur. Wajah bantal Saerin terlihat dengan jelas. Hal itu membuat Seungwan sedikit terkekeh melihatnya.

"Kau bermimpi buruk?" Saerin mengangguk sembari mendudukan tubuhnya pada pinggir tempat tidur. Boneka beruang besarnya ia pangku dan kepalanya ia rebahkan disana. Seungwan duduk disamping adiknya dan merangkul pundak Saerin.

Setelahnya, kepala Saerin sudah berada di pundak Seungwan. Seungwan mengelus pelan rambut Saerin dan sesekali ia mencubiti pipi gembil Saerin.

"Eonni, bagaimana hubunganmu dengan Yoongi oppa? Baik-baik saja 'kan?" tanya Saerin dengan suara khas bangun tidur. Seungwan tersenyum serta mengangguk sebagai jawabannya.

Saerin menyamankan kepalanya pada pundak Seungwan. Kemudian, Saerin menghirup wangi tubuh Seungwan. Setelah selesai bermanja-manja pada Kakaknya, Saerin kembali menegakkan kepalanya dan menatap Seungwan dengan sendu.

Air mata sudah berkumpul. Mata Saerin sudah berkaca-kaca. Seungwan tentu saja terkejut. Kedua tangan Seungwan sudah berada pada pipi Saerin. Raut wajah Seungwan terlihat khawatir.

"Kau kenapa, Saerin? Ada yang mengganggu mu?" Seungwan bertanya dan mendapat jawaban berupa gelengan lemah. "Lalu apa? Kau tidak biasanya menangis, Saerin -ah. Katakan padaku."

Saerin meneteskan air matanya dan mulai terisak. Seungwan memeluk Saerin dengan erat dan mengelus perlahan rambut Saerin. Saerin terus saja terisak pada baju rumah milik Seungwan.

"Aku rindu."

Hanya sebatas dua kata, namun berhasil membuat Seungwan berhenti mengelus rambut Saerin. Keningnya sudah mengerut. Ia tidak tahu siapa yang Saerin rindukan. Karena selama ini, Saerin tidak pernah menceritakan apapun tentang kekasih atau bahkan kehidupan sehari-hari Saerin.

Saerin sangat tertutup sekali.

"Kau rindu ayah dan ibu? Tenanglah, mereka akan kembali dalam beberapa waktu," ucap Seungwan yang kembali mengelus rambut Saerin. Dalam pelukan tersebut, Saerin menggeleng menanggapi.

"Bukan, aku bukan merindukan ayah dan ibu. Aku rindu dengan dia." Mata Seungwan menyipit mendengar kalimat Saerin. Siapa yang Saerin maksud?

"Kau... memiliki kekasih?" Dengan berhati-hati, Seungwan bertanya. Matanya menatap lekat-lekat pada rambut halus nan tebal milik Saerin.

"Lebih tepatnya, mantan kekasih," koreksi Saerin. Ia menarik dirinya dari pelukan tersebut. Kedua mata indah milik Saerin terlihat memerah, Seungwan merasa Saerin amat sangat menyedihkan saat ini.

"Siapa dia? Kau tidak pernah cerita apapun tentangnya. Aku bahkan tidak tahu kalau kau punya kekasih. Tidak, lebih tepatnya, bahkan aku tidak tahu dengan kehidupan mu, Saerin," timpal Seungwan dengan tangan kanan miliknya yang berada pada pundak kiri Saerin. Matanya menatap dalam kearah Saerin.

Saerin terlihat menunduk mendengar hal itu. Benar sekali, ia tidak pernah menceritakan apapun kepada Kakaknya. Ia juga terlihat tertutup kepada Seungwan. Padahal, jika ia sudah bertemu dengan Chayoung, rasanya mengejutkan ketika tahu fakta bahwa Saerin merupakan orang yang tertutup kepada keluarganya sendiri.

Dengan Chayoung, Saerin bisa menceritakan segala hal. Tentang apapun. Dimana pun. Kapan pun. Bahkan, Saerin menceritakan tentang sarapannya yang sangat asin pada Chayoung.

"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud tertutup padamu. Aku hanya... tidak bisa. Entahlah, setiap aku melihatmu, aku langsung saja memikirkan mantan kekasih ku tersebut," cerita Saerin. Ia memilin jari-jari tangannya.

"Mantan kekasih ku merupakan orang yang sangat lucu. Aku menyukainya ketika ia tersenyum, pipinya akan membuat matanya sedikit menyipit. Lalu, aku suka candaannya yang bisa membuatku terbahak tanpa mengenal tempat. Aku cinta padanya. Rambut coklat miliknya membuat dirinya semakin terlihat lucu. Bukankah ia sudah masuk kedalam kategori pacar impian?" sambung Saerin. Kini, ia memberanikan diri untuk menatap mata Kakak Perempuannya.

Seungwan terlihat penasaran, "Kenapa kalian bisa putus?" Saerin tersenyum tipis mendengar kalimat pertanyaan yang dilontarkan oleh Kakak Perempuannya tersebut.

"Ia menyukai orang lain, eonni." Seungwan terlihat terkejut. Matanya melotot, seakan tidak percaya mendengarnya.

"Apa ia gila? Brengsek sekali, sih, dia," geram Seungwan. Matanya menyipit ketika melihat Saerin yang masih tersenyum tipis kearahnya. "Memangnya, siapa wanita yang ia sukai?"

Saerin tahu, cepat atau lambat, Seungwan akan menanyakan hal ini padanya. Ia sudah menyiapkan mental untuk itu. Sebelum ia menjawab, Saerin berdiri dan kembali memeluk boneka beruang coklat miliknya dengan erat. Seungwan mengernyit melihat Saerin yang berdiri dan segera berjalan menuju pintu kamarnya.

Tangan Saerin sudah berada pada kenop pintu. Kepalanya menoleh kebelakang dan tersenyum, "Ia menyukaimu. Hoseok menyukaimu."

•five; tell her for the first time•

muehehe, up aja lah biar senank :'v

mari ambyar bersama-sama ;)

Sunshine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang