11.

1.3K 196 27
                                    

•eleven; our official•

Musim panas akan segera berakhir. Ini sudah masuk hari ke dua puluh lima dari tiga puluh satu hari. Saerin tengah menatap ke dalam lemarinya yang penuh dengan baju-baju koleksinya.

Dan ya, selama dua puluh lima hari musim panas, Saerin selalu bersama dengan Hoseok. Kadang sesekali Brian dengan Chayoung ikut bergabung dengan Saerin dan Hoseok. Namun selebihnya, Saerin selalu bersama dengan Hoseok.

Saerin tidak merasa bosan. Justru, Saerin bersyukur. Karena setidaknya, hidupnya menjadi lebih berarti sebab ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan orang yang ia sayang.

Tadi, sekitar sepuluh menit yang lalu, Hoseok mengirim pesan. Katanya, ada sesuatu hal penting yang ingin ia sampaikan. Mereka akan bertemu di taman, tempat pertama kali mereka membuat janji temu dua puluh lima hari yang lalu.

"Kurasa aku pernah memakai baju ini saat pergi ke taman bermain dengan Hoseok. Aduh, aku akan memakai yang mana?" Saerin mengambil baju dengan model setengah lengan berwarna biru pucat. Dirasa tidak cocok, ia melemparnya begitu saja ke atas kasur miliknya.

Akhirnya, Saerin keluar dari kamar dan mengetuk pintu kamar Seungwan yang persis di depan kamarnya, "Masuk!" teriak Seungwan dari dalam kamar. Saerin masuk dan menemukan Seungwan tengah berkutat dengan buku-buku tebal khas anak semester akhir.

Seungwan mengalihkan pandangannya dari buku menuju ke arah Saerin, "Ada apa?" Yang dilakukan Saerin adalah tersenyum konyol dan semakin membuat Seungwan mengerutkan keningnya.

"Boleh aku pinjam bajumu, Eonni? Aku sedang bingung ingin memakai baju yang mana. Bolehkah?" Seungwan terkekeh pelan sembari berdiri dari duduknya. Ia berjalan menuju lemari besar miliknya dan membukanya.

Ia mengamati seisi lemari dengan cermat. Tak lama kemudian, ia mengambil sebuah kaus tipis berwarna putih dengan garis biru serta sebuah rok terusan yang panjangnya mencapai lutut berbahan jeans.

Saerin tersenyum senang melihat baju yang dipilihkan oleh Kakaknya tersebut. Ia berjalan mendekati Kakaknya dan memeluknya dengan erat, "Terima kasih, kau yang terbaik."

Seungwan mengelus punggung Saerin dengan satu tangannya yang bebas dan tersenyum manis, "Adikku akan berkencan dan aku hanya diam saja? Yang benar saja, Saerin."

Di perlakukan seperti itu membuat Saerin tersipu malu. Ia memukul pelan lengan Kakaknya yang sedang memegang gantungan baju tersebut. Seungwan terkekeh dan memberikan gantungan baju tersebut kepada Saerin.

Dengan senang hati Saerin menerima baju tersebut. Ia tersenyum dengan lebar dan Saerin segera keluar dari kamar Kakaknya. Ia tidak tahu saja kalau Seungwan sedang tersenyum sendu melihat sang adik yang sedang berbunga-bunga hatinya.

Ah, Seungwan tidak ingin menghancurkan kesenangan Saerin saat ini. Biarkan saja Saerin tahu sendiri.

Seungwan pun mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan tugas-tugasnya yang masih menumpuk dan minta untuk dikerjakan. Hei, mahasiswi semester akhir itu tugasnya banyak dan menumpuk, tahu.

Tidak lama, Saerin sudah siap dengan pakaiannya. Ia segera mengambil sepatu berwarna putih gading kesayangannya. Ia sempat mampir di kamar Seungwan. Tidak masuk memang, hanya di depan pintu dan meminta izin untuk pergi.

Sunshine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang