6.

1.9K 271 18
                                    

•six; new friend•

Dosen pada kelas Saerin baru saja melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas. Mahasiswa maupun mahasiswi lain bersorak girang, karena hari ini mereka tidak akan pulang malam hari.

Beruntung Dosen tersebut sedang ada urusan penting, mungkin dengan istrinya? Entahlah, Saerin tidak peduli dengan hal itu.

Brian sejak tadi memperhatikan Saerin yang lesu ditambah dengan raut wajah datar yang selalu terpasang disana. Dengan terburu-buru, Brian memasukkan semua benda ke dalam tasnya dan berjalan ke arah Saerin.

Disana, Saerin terlihat betah memandangi papan tulis yang sudah berisi dengan tulisan-tulisan tidak jelas milik Dosen. Brian menepuk pelan pundak Saerin, yang membuat Saerin terkejut sembari memundurkan sedikit badannya.

Mata kecil Saerin memandang tajam Brian, "Apa, sih? Kau menggangguku, Brian." Yang bisa dilakukan Brian hanyalah terkekeh pelan sembari mengacak rambut Saerin.

Kang Younghyun, atau yang sering dikenal dengan Brian Kang, merupakan satu-satunya sahabat laki-laki Saerin. Brian menganggap dirinya adalah sahabat Saerin, semenjak Saerin di ganggu oleh Park Jaehyung--atau Jae.

Brian selalu melindungi Saerin dari segala macam gangguan Jae. Brian menganggap Jae bukanlah menyukai Saerin sebagai laki-laki dengan perempuan, namun itu adalah sebuah obsesi. Dan yah, Brian tidak suka itu.

Tenang saja, Brian tidak suka dengan Saerin, kok. Brian sudah memiliki tambatan hatinya sendiri. Namun sayang, kekasih Brian tinggal di Kanada.

Meskipun Saerin sering sekali bersikap jutek pada Brian, sesungguhnya Saerin sangat menyayangi Brian sebagaimana ia menyayangi Kakak Perempuannya--Seungwan.

"Brian, ayo kita pergi jalan-jalan. Aku sedang bosan dirumah," ajak Saerin. Matanya menatap sendu ke arah Brian. Dan Brian tahu, ada yang tidak betul dengan Saerin.

Tanpa permisi, Brian lantas menarik lengan Saerin dan membawanya ke parkiran, tempat dimana ia memarkirkan mobil putih kesayangannya. Brian membukakan pintu untuk Saerin dan mendorong Saerin agar cepat masuk kedalam mobil.

Saerin mendengus, namun ia tetap mengikuti apa yang Brian lakukan, "Brian, ini keterlaluan. Tidak usah terburu-buru seperti itu. Kau membuatku takut."

"Ah apakah begitu? Aku minta maaf, Saerin. Baiklah kalau begitu, silahkan masuk dengan cepat. Lagipula, aku melihat Jae dengan coklat besar ditangannya dan sedang berjalan ke arah sini. Kalau kau--"

Omongan Brian terhenti ketika Saerin segera menutup pintu mobil dengan cepat. Mendengar nama Jae, Saerin bergidik ngeri. Tentu saja, Jae sudah keterlaluan. Dan yah, Saerin benci dengan hal itu.

Disaat Brian ingin masuk kedalam mobil, pergerakannya terhenti karena ada tangan yang menahannya. Brian menatap tangan tersebut dengan pandangan tidak suka. Perlahan, ia mengangkat wajahnya dan langsung menatap Jae dengan remeh.

"Aku ingin bertemu dengan Saerin. Ini penting, aku memohon padamu." Jae berucap dengan wajah frustasi. Nada suaranya terdengar putus asa.

Brian menggeleng dan menghempaskan tangan Jae dengan kasar, "Tidak. Mau itu penting sekalipun, aku tidak akan mengizinkan kau untuk bertemu dengan Saerin."

"Aku minta maaf, Brian. Aku tahu aku sudah kelewatan pada Saerin. Aku minta maaf soal kejadian satu minggu yang lalu. Aku sudah sangat frustasi karena Saerin tidak kunjung menerima cintaku. Kau tahu Brian, itu menyakitkan." Jae menundukkan kepalanya. Ia benar-benar sudah sangat frustasi saat ini.

Saerin yang mendengar ucapan Jae pun lantas keluar dari mobil. Brian menolehkan kepalanya ke belakang dan terkejut melihat Saerin. Brian menggelengkan kepalanya pada Saerin dan Saerin hanya bisa tersenyum tipis. Ia menghampiri Jae dan memegang pundak Jae dengan lembut.

"Hai, Jae," sapa Saerin. Jae mendongakkan kepalanya dan tersenyum ketir ke arah Saerin. Saerin menarik tangannya dari bahu Jae dan menyuruh Brian untuk memberi waktu kepadanya.

"Tidak, aku akan menunggu disini. Aku tidak--"

"Masuk, Brian. Nanti malam akan aku masakkan seafood kesukaanmu. Apa kita sudah sepakat?" Mau tidak mau, Brian menuruti apa kata Saerin. Ayolah, Brian bukannya tergoda dengan apa yang ditawarkan oleh Saerin, tapi mungkin memang ada sesuatu hal yang penting yang tidak boleh ia tahu.

Setelah memastikan Brian sudah masuk kedalam mobil, Saerin segera memeluk Jae. Brian melotot melihat Saerin yang memeluk Jae. Hampir saja ia keluar dari dalam mobil, tetapi ia tahan.

"Jae, maaf karena sudah mengabaikanmu. Bukannya aku tidak mau, Jae. Kalau bisa pun, aku lebih memilih menyukaimu daripada aku harus menunggu seseorang yang tidak pasti. Tapi, perasaanku tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Apa kau mengerti, Jae?"

Saerin melepas pelukannya dan sedikit membenarkan rambut milik Jae yang berantakan. Saerin juga mengelap keringat yang sudah berkumpul pada dahi Jae.

Jae tersenyum dan memberikan coklat besar tersebut pada Saerin, "Baiklah, aku akan mencoba untuk berhenti menyukaimu, Saerin. Tapi, kita teman 'kan?"

Saerin tersenyum dengan manis sambil tangannya memegangi coklat, "Tentu saja, Jae. Kita teman."

•six; new friend•

Kalian pada tau Day6 gak ya? :")
kalo tau, kali aja aku bisa bikin ff day6 kan ya :'v (kalo gak males hehe)
jae on mulmed ^^

Sunshine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang