7.

1.7K 257 44
                                    

•seven; the day we meet•

Semester dua akan segera berakhir. Ditandai dengan musim panas yang akan segera datang. Saerin sangat bersemangat sekali. Ia sudah membuat daftar acara yang akan ia lakukan saat musim panas tiba.

Hari pertama, ia akan pergi berdua dengan Brian mengelilingi Kota Seoul. Hari kedua, ia akan pergi berdua dengan Chayoung berbelanja di Myeongdong. Hari ketiga, ia akan pergi sekeluarga ke Pulau Jeju selama satu minggu. Dan sisanya, ia akan melakukan liburan dengan Brian, Chayoung, Seungwan, dan Yoongi ke Jepang.

Sebuah rencana yang hebat bukan?

Kelas telah selesai sekitar tiga puluh menit yang lalu. Kini, Saerin tengah berada di kantin sembari menunggu kedatangan Chayoung dan juga Brian. Untuk kelas yang satu ini, Saerin tidak bersama dengan Brian. Ya, sebenarnya Saerin agak sedikit kecewa, namun apa yang bisa ia lakukan?

Ia meminum ice lemon tea nya dengan khidmat. Ponselnya berdenting pelan, menandakan adanya pesan masuk. Ia segera menyambar ponselnya dan tersenyum lebar. Pesan masuk dari Hoseok.

Hoseok: hei, Saerin. kau ada rencana liburan untuk musim panas besok?

Entah mengapa, Saerin terkekeh pelan. Ia kembali membayangkan ketika ia mengacak pelan rambut coklat Hoseok. Sangat lembut ditangan Saerin.

Saerin: tentu saja, apa ada yang ingin kau sampaikan, Hoseok?

Saerin kembali menyedot ice lemon tea nya menggunakan sedotan berwarna putih tersebut. Sesekali, ia mencomot kentang goreng yang sudah Seungwan siapkan untuknya.

Hoseok: bolehkah jika aku ikut denganmu? ╥﹏╥

"Yaampun, lucunya." Saerin tertawa sendiri setelah melihat balasan pesan dari Hoseok. Kemudian, jari-jari lentiknya bermain dengan indah pada keypad ponselnya.

Saerin: mari kita bertemu, Hoseok. aku akan menceritakan padamu tentang rencana untuk liburanku.

Tidak sampai dua puluh detik, Hoseok sudah mengirimkan balasan lagi untuk Saerin.

Hoseok: tentu saja aku akan menemui mu, Saerin. kau di kampus 'kan? aku akan kesana sepuluh menit lagi. tunggu aku, Saerin-ah.

Brian sebenarnya sudah datang semenjak tiga menit yang lalu. Ia juga sudah duduk disebelah Saerin, namun Saerin terlihat tidak sadar dan lebih asyik dengan ponsel canggihnya.

"Kau sedang apa, Saerin?"

Saerin terkejut dan hampir saja ia menjatuhkan ponselnya. Ia menoleh kesamping dan ternyata pelakunya adalah Brian. Tanpa ada peringatan apapun, Saerin segera melayangkan cubitan pada perut Brian.

Dilihatnya Brian terlihat meringis merasakan cubitan dari Saerin, "Ya! Kau ini kenapa, sih? Aku baru datang, kenapa kau langsung menyerangku? Ah wae?"

"Kau membuatku terkejut, Brian," balas Saerin dengan cepat. Mata kecilnya menatap tajam Brian. Melihat hal itu, Brian tertawa sampai memperlihatkan giginya yang putih bersih.

Saerin yang ditertawakan pun hanya bisa mengerucutkan bibirnya dengan lucu, "Kau menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saerin yang ditertawakan pun hanya bisa mengerucutkan bibirnya dengan lucu, "Kau menyebalkan."

"Dan juga aku sangat tampan," tambah Brian sembari menyugar rambutnya ke belakang.

"Ah terserah kau saja, Brian. Lebih baik kau mencari Chayoung sana, aku bosan melihat wajahmu," usir Saerin sembari memberi gestur pada Brian melalui tangannya.

Brian mencebik, "Awas kau, ya. Tidak ada jatah bermain PS di rumahku." Setelah itu, Brian segera mengangkat kakinya untuk pergi dari sana. Saerin hanya mengangkat kedua bahunya. Lalu, ia melihat jam yang berada pada ponselnya.

Ternyata, sudah lebih dari tujuh menit Saerin dan Brian mengobrol. Saerin menunggu kedatangan Hoseok dengan dada yang berdebar hebat. Entahlah, hanya melihat nama Hoseok pada notifikasi ponselnya bisa langsung membuat darah Saerin berdesir.

Karena merasa pegal, Saerin lebih memilih menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan. Ia mencoba menetralkan napasnya yang sedikit memburu. Jadi poinnya adalah Saerin gugup saat ini.

Sudah sekitar dua menit Saerin bertahan dalam posisi ini. Sampai tiba-tiba, sebuah tangan mengelus pelan rambut Saerin. Saerin yang memang memiliki sifat mudah terkejut, lantas ia langsung menegakkan kepalanya.

Ia membeku, ketika melihat Hoseok yang sedang duduk di sampingnya disertai dengan senyum hangat, sehangat matahari pada musim panas yang terik. Ternyata, pelakunya adalah Hoseok.

Hoseok membenarkan rambut Saerin dan setelah itu, Hoseok mencubit kedua pipi Saerin dengan gemas, "Hai, Saerin. Akhirnya aku bertemu denganmu. Sejujurnya, aku sangat gemas dengan wajahmu. Dan yang terpenting, beberapa hari terakhir aku mulai merindukanmu, Saerin -ah."

•seven; the day we meet•

mas brian, aku padamu mas :")
najis ya, lebay kan? :(

Sunshine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang