setelah dipersilahkan masuk dan diperintah untuk memasuki sebuah kamar dengan daun pintu bercat putih, chaeyoung membuka pintu itu ragu.
masalahnya, ini adalah kali pertamanya mengunjungi rumah jihoon, tapi ia langsung diperintah sang nenek untuk memasuki kamar pria itu.
kaki kecil chaeyoung akhirnya menapaki lantai kuning gading itu perlahan. pandangan matanya mengedar, lantas menemukan beberapa foto yang langsung mengejutkan dirinya.
itu kan, fotogue. mata chaeyoung menyipit memastikan matanya tak salah, dan yang ia lihat di dalam pigura yang terpajang didinding itu benar dirinya semasa sma.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"bener kok, itu gue." chaeyoung mengerjapkan matanya beberapa kali. hatinya seketika terenyuh, jadi benar jihoon menyukainya sejak dulu? bahkan si bodoh ini, tak pernah sadar bahwa jihoon bersekolah di tempat yang sama saat itu.
mata chaeyoung berkaca-kaca. ia benar-benar tak menyangka selama ini memiliki penggemar rahasia, lalu tanpa sadar dirinya telah mengecewakan jihoon.
"c-chaeyoung...,"
maka saat suara berat itu menyebut namanya, chaeyoung segera berhambur memeluknya setelah mengucapkan kata maaf, berharap satu pelukan darinya bisa mengganti rasa kecewa yang jihoon dapat.
suasana kamar lenggang sejenak, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing masih dalam posisi yang sama.
"maaf." ucap chaeyoung sekali lagi.
"maaf gue nggak nepatin janji." chaeyoung melepas pelukannya dan kini menatap penuh netra jihoon yang sama sekali tak dapat diartikan.
pria itu tersenyum dengan senyuman biasanya, manis. senyuman yang hampir membuat chaeyoung jatuh cinta pada pandangan pertama.
"nggak perlu minta maaf, lo nggak salah." Jihoon berucap.
"hoon, gue–"
"dan soal foto itu, gue nggak se creepy yang lo pikirin. itu cuma bentuk rasa suka gue sama lo dulu sampe sekarang." jihoon menghela nafas sesaat.
"dan perasaan gue, lo jangan ngerasa nggak enak atau gimana soalnya ini perasaan gue, tanggung jawab gue untuk nanggung segala resiko yang ada, termasuk menerima kalo lo cinta sama cowok lain."
pernyataan jihoon seolah langsung menusuk pada hatinya, juga chaeyoung. percayalah, semalaman dalam keadaan demam jihoon telah mempersiapkan ini semua.
mempersiapkan kata-kata yang pas untuk menyatakan bahwa ia telah mengakhiri perasaan sepihaknya pada chaeyoung.
sementara chaeyoung, gadis mungil itu tersiksa dengan rasa bersalahnya pada pria sebaik jihoon. Namun apa daya, hati orang tak bisa dipaksakan, ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia hanya menganggap jihoon sekedar teman.
