David's POV
Aku sedang duduk bersandar di ruang kerja dan tidak melangkah keluar semenjak kejadian tadi siang. Aku masih bisa merasakan tamparannya di pipiku. Tidak lama kemudian terdengar suara Papa dari interkom yang menyuruhku turun untuk makan malam. Sejujurnya aku sangat malas untuk bertemu wanita sok baik itu. Mengingat namanya saja membuatku muak tapi aku akan bertahan untuk melihat kehancurannya. Lalu aku bangkit dari kursi kerjaku dan langsung menuju ruang makan.
"Bisakah kamu menundanya dua minggu lagi sweetheart? Dad akan menemanimu setelah urusan di Dubai selesai."
"Aku rasa tidak bisa, Dad."
"David bisa menemani kamu pulang ke New York. Bagaimana son?"
Aku sedang berdiri di depan pintu ruang makan saat Papa menyuguhkan pertanyaan kepadaku dan sepertinya mereka sedang membahas sesuatu. Aku tidak tahu siapa yang harus kutemani ke New York tetapi setelah melihat raut wajah Sofia yang berubah, langsung kujawab dengan anggukan kepala.
"Aku tidak masalah jika sendirian, Paman. Aku hanya rindu dengan Mom. Lagipula David pasti banyak kerjaan di kantor." Sofia berusaha menolak permintaan Papa sambil sesekali menoleh ke arahku yang berjalan mendekati mereka. "Tidak mungkin dia meninggalkan kantor selama seminggu."
Aku menempatkan diriku duduk di samping Sofia dan berseberangan dengan kedua pria paruh baya di hadapanku , "Tidak bisa segampang itu babe. Pihak Hansson Technology baru masuk. Meskipun kamu kekasihku, peraturan perusahaan tetap berlaku. Aku tidak mungkin bisa mengijinkanmu untuk cuti apalagi selama seminggu. Tapi jika aku ikut bersamamu maka bisa dianggap sebagai perjalanan bisnis. Tentu alasan utama untuk menemanimu karena kakimu yang masih digips. Jangan bilang kamu melupakan hal itu babe."
Mr. Johansson mengiyakan perkataanku, "Kamu tidak perlu repot-repot pulang ke New York jika ingin bertemu dengan ibumu. Dia akan menyusul kesini setelah hasil checkup-nya keluar."
"Ada apa dengan Anna?" Tanya ayahku lalu dijawab Mr. Johansson dengan senyuman kecil, "Hanya checkup biasa, Teman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Beberapa hari ke depan, kita juga ada janji dengan para investor. Sebaiknya kamu tunda dulu keberangkatanmu babe." Tanganku bergerak untuk memindahkan makanan yang sudah dihidangkan ke piringnya.
Sofia mengangkat piringnya ke atas,"Aku bisa sendiri. Tidak perlu membantuku." Ucapnya ketus.
Tanganku masih sibuk menyendoki makanan untuk Sofia. "Kamu tidak perlu malu dengan kejadian tadi. Lagipula ini bukan pertama kalinya kamu ada di kamarku."
Mr. Johansson dan Papa tersedak saat mendengar ucapanku, "UHUK UHUK. Apa?!" Ucap mereka bersamaan.
"Tidak! Bukan-mmphh" Salah satu tanganku menutup mulut Sofia.
Grauupp
"Aduh!" Aku mengibaskan tanganku di udara. "Kenapa kamu menggigit tanganku?" Aku menatap heran wanita satu di sampingku. Kurasa menggigit adalah hobinya.
"Aku tidak bisa bernafas!" Sofia meletakkan piringnya di atas meja sambil berusaha menghirup nafas dalam-dalam. "Kamu hampir saja membunuhku! Dasar gila!" Sofia menggeser kursinya lalu duduk di atas pangkuanku. "Ini rasakan! Ini! Ini! Ini!" Sofia tidak berhenti mencubit pipiku lalu menjewelku lalu membogem perutku dengan tangannya.
"HAHAHAHAHA"
Aku dan Sofia bersamaan menoleh ke asal suara dan mendapati Papa dan Mr. Johansson sedang tertawa sambil memegang perut mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/128964329-288-k906143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
RomansaDavid Theodore Smith, laki laki tampan, kaya raya dan players. Dia tidak pernah percaya wanita karena baginya wanita hanya sebuah parasit yang menjijikkan. Hampir semua wanita terbuai oleh kelebihan yang dia miliki.. Yahh hampir... Kecuali ada satu...