Sofia's POV
Aku sedang berada di lab yang selantai dengan bagian produksi, melanjutkan pekerjaanku yang tertunda. Biasanya, lantai ini hanya dipenuhi oleh suara mesin-mesin, kecuali hari ini.
(Pak direktur disini. cepat kerja kerja)
(Itu pak direktur bukan?)
(Aww pak direktur tampan sekali..)
(Apa aku sudah terlihat cantik? Manatau dia akan mengajakku berkencan)
(Eh eh tapi ada yang aneh.. kenapa dia disana?)
(Kamu dengar tidak beberapa hari yang lalu pak direktur mencium kepala lab dari Hantech)
(Benarkah itu?)
(Benarkah itu?)
(Jangan jangan mereka berkencan)
(Bisa jadi. Apa daya kita? Wanita itu sangat cantik)
(Mana ada cantiknya. Aku lebih cantik)
Daritadi orang-orang tidak berhenti membicarakan hal yang tidak penting.
Siapa lagi kalau bukan karena pria no 1 di perusahaan?
David Theodore Smith, Direktur Utama Smith Corp, pria tampan, dingin, arogan, sombong. Aku merinding mendengar sekelompok karyawan wanita itu memuji dirinya.Mereka sangat mengganggu.
Jujur, aku merasa risih karena dinding lab hanya dilapisi kaca dan tidak kedap suara.Semenjak pengakuannya kemarin, dia selalu mengikutiku kemanapun. Bahkan dia memaksaku berangkat dan pulang bersamanya. Sekarang disinilah dia, duduk di hadapanku dengan salah satu kakinya terangkat menindih kaki yang satunya.
Padahal aku sengaja mengerjakan pekerjaanku di lab karena tidak mau bertemu dengan David, secara kita sudah satu ruangan. Tapi apa bedanya jika sekarang dia juga disini.
Aku menghentikan aktivitasku karena terlihat beberapa karyawan mulai mengerumuni lab lalu aku melihat David melalui ujung mata. Dia terlihat santai sambil sesekali bersiul.
"Bisakah kamu kembali ke ruanganmu saja?" Tanyaku dengan nada tidak suka.
David menghentikan kegiatannya lalu tersenyum miring. "Kamu ikut denganku atau aku tetap disini."
Sebenarnya daritadi kami sudah berdebat mengenai hal ini dan jawabannya selalu sama. David ingin aku menemani dirinya untuk bertemu dengan Mr. Dennis, salah satu investor dari Jerman, tapi aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku. Masih ada dua tumpukan berkas lagi yang perlu diperiksa. Lagipula 'menemani' David selain membahas mengenai proyek tidak termasuk dalam daftar tugasku.
Tiba-tiba aku mendengar suara dering telepon. Aku melirik ke ponselku yang terletak di tepi meja tapi tidak ada panggilan masuk. Lalu mataku beralih ke David yang sedang merogoh sesuatu dari saku jasnya. Ternyata ponselnya yang berbunyi.
Sesaat sebelum David mengangkat telepon, ia terkekeh, "bahkan nada dering kita pun sama. Kita memang sehati."
Aku tidak bisa bereaksi apa-apa selain menampilkan wajah datarku.
Sepertinya David tidak senang dengan perkataan lawan bicaranya, terlihat dari raut wajahnya yang berubah sepanjang pembicaraan.
Secepatnya aku mengalihkan pandangan ke berkas di atas meja saat David bangkit dari kursi. Aku tidak mau David mengira aku menatapnya dengan maksud lain.
Aku masih menunduk, menelusuri setiap kata di laporan meskipun aku tahu David sudah di sampingku.
CUP

KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
RomanceDavid Theodore Smith, laki laki tampan, kaya raya dan players. Dia tidak pernah percaya wanita karena baginya wanita hanya sebuah parasit yang menjijikkan. Hampir semua wanita terbuai oleh kelebihan yang dia miliki.. Yahh hampir... Kecuali ada satu...