Part 14 - His Secret

9.4K 482 15
                                        

===================

Sofia's POV

Mason mengantar aku kembali ke apartmen setelah kami melewati makan malam di salah satu restoran dan sekarang, aku sedang menertawakannya.

"C'mon. Stop laughing. Miranda pasti menghabisiku."

Aku makin terbahak. Bagaimana tidak? Mason terlihat gelisah karena dia tidak berani menghadapi kemarahan kakaknya.

Aku menghapus bulir air mata dari sudut mata, "Sudah kubilang tunggu sampai acaranya selesai tapi kamu malah mengajakku kabur."

"Aku bosan melihat tengkorak-tengkorak itu berjalan." Ucap Mason membela diri.

"Kalau begitu hadapi kakakmu sendirian." Aku menjulurkan lidah, mengejeknya.

"Apa? Rasakan ini." Mason mengelitik perutku tanpa henti.

Aku berusaha menghalangi tangannya tapi tidak bisa, "Ampun ampun, Mason. Sakit. Aduh."

Raut wajah Mason berubah cemas dan ia menghentikan aktifitasnya, "Apa aku menyakitimu?" Mason mengangkat tanganku satu per satu sambil mencari bagian mana yang sakit.

"Perutku hanya kram karena tertawa." Aku berusaha menahan suara tertawa dalam mulutku. "Hmphh.. HAHAHAHA. Astaga maafkan aku. Aku tidak sanggup menahannya. Sebaiknya aku turun sekarang sebelum aku berguling di lantai." Ucapku sambil meraih pegangan pintu.

Mason hanya memandangiku penuh kesal.
"Ayo. Aku akan mengantarmu."

"Mason, tidak perlu-"
Belum sempat melanjutkan kata-kata, Mason sudah keluar, memutari mobil dan membuka pintu di sampingku.

Mason mengulurkan tangannya. "Terima kasih." Ucapku sambil menerima ulurannya lalu dia menggandengku masuk.

-----

Aku melangkah keluar dari lift dan berpamitan dengan Mason. Pintu lift mulai menutup saat kubalikkan badan berjalan berlawanan arah.

Kemudian langkahku terhenti saat aku merasakan sepasang tangan melingkari perutku dari belakang.

Tanpa menoleh, aku sudah tahu siapa pelakunya, "Mason.." panggilku pelan.

"Tolong katakan berita itu tidak benar. Berita tentang pertunanganmu.."
Mason menempatkan dagunya di pundakku.

"Miranda memberitahumu?"

Mason mempererat pelukannya dan membenamkan wajahnya ke ceruk leherku. Suaranya tenggelam tapi masih terdengar. "Kenapa? Aku sangat mencintaimu, Sofia."

Aku menarik tangan Mason dari perutku lalu berbalik menatapnya. "Kamu harus berhenti mencintaiku."

"Apakah begini caranya supaya aku berhenti mengejarmu?" Aku dapat melihat kesedihan dari sorot matanya.

Aku mengusap pelan pipinya, "Aku tidak bisa melihatmu sedih karena aku tahu aku tidak bisa membalas perasaanmu."

"Jadi siapa pria beruntung itu?"

Butuh waktu beberapa saat sebelum aku bisa mengatakannya. "Kamu sudah bertemu dengannya tadi. Dia David Theodore Smith."

Seketika, matanya terbelalak. "Kamu pasti bercanda. Dari sekian banyak pria kenapa harus David? Jangan bilang kamu mencintainya.."

Aku mengayunkan kedua tangan ke depan. "Tidak tidak. Sebenarnya, aku dijodohkan oleh Ayahku."

"Aku akan berbicara dengan Ayahmu."
Mason bersiap menarikku pergi tapi aku menahannya, "Jangan Mason"

"Ayolah. Kamu tidak tahu reputasi David? Dia pria tak berperasaan. Dia hanya akan mengambil keuntungan darimu. Dia sudah tahu akan tentang hal ini?"

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang