Part 16 - Fallen

9.7K 574 29
                                    


David's POV

Langit sudah berubah gelap saat aku tiba di mansion. Aku menaiki tangga menuju kamar lalu kuhempaskan diri ke kasur dengan posisi telungkup.

Hari ini aku melakukan hal tergila dalam hidupku. Pertama, aku mengajak Sofia makan siang. Kedua, aku merusak sebuah pintu karena berpikir Sofia sedang bermesraan dengan si bocah Carter. Ketiga, aku memindahkan dia ke ruanganku.

"Aaaaaaaaaaa"
Teriakanku terbenam oleh bantal yang sengaja kuletakkan di wajah.

Aku perlu mandi.
Lalu aku bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

-----

(Keesokan paginya)

"Sean, cari jalan yang lain kalau perlu terbangkan saja mobil ini. Yang penting aku bisa cepat sampai di perusahaan."
Sudah satu jam, mobilku tidak bergerak dari posisi ini. Pelipisku mulai berdenyut karena penat.

"Kusarankan Anda membeli mobil batman, Tuan. Lagipula Anda juga terlihat seperti batman." Balasnya sambil mengintip ke arah kursi penumpang dari spion.

Kadang aku ingin menyumpal mulut Sean yang beracun itu. Beraninya dia menyindirku. Meskipun sekarang aku memang terlihat seperti batman. Lingkaran hitam tercetak jelas di bagian bawah mataku. Bahkan terlihat membengkak.

'Anugerah' ini kudapatkan karena aku terjaga sepanjang malam. Bukan karena ada pekerjaan yang perlu diselesaikan melainkan otakku tidak bisa berhenti memikirkan Sofia!

Aku memilih diam daripada menanggapi ucapan Sean. Tanpa disadari, aku tertidur sampai Sean membangunkanku ketika sudah tiba di perusahaan.

Terlihat beberapa karyawan menyapaku saat aku berjalan menuju lift. Kemudian aku menekan tombol di lift yang membawaku ke ruanganku.

Seperti biasa, Mr. Parker selalu menyapaku dari mejanya yang berada di luar ruanganku.

Aku memutar handle pintu dan mengintip ke dalam. Dia belum datang..

Dengan langkah besar, aku berjalan menuju meja yang berada di tengah ruangan.

Kududukkan bokongku ke kursi dan berputar ke kiri dan kanan. Pemandangannya masih sama seperti dulu hanya saja sekarang sudah ditambah dengan sebuah meja kerja di sisi kanan ruangan lalu mataku tertuju pada bungkusan di atas mejaku, isinya yang tak lain adalah stiletto milik Sofia.

Sebaiknya kuletakkan saja di sana.
Tanpa berpikir panjang, aku beranjak dari kursi dan membawa bungkusan itu ke mejanya.

CLEKK

Kepalaku menoleh saat ada yang membuka pintu dan masuk ke ruangan.

"Sebanyak itu?" Ucapnya sambil menutup pintu dengan kakinya.
Dia sedang berbicara dengan ponselnya yang ia jepit dengan bahunya. Kedua tangannya terlihat penuh. Satu tangan memegang secangkir kopi dan satunya lagi memegang map.

Dia berjalan ke posisi dimana aku berdiri tanpa menyadari kehadiranku.

"I can't make it today. Bagaimana dengan besok?"
Dia memutariku dan menaruh satu per satu bawaannya di meja.

Aku semakin jengkel saat dia tertawa dengan lawan bicaranya di telepon.

"Sure sure. Pilih saja mana menurutmu paling sederhana. Okay bye.."
Ucapnya sebelum ia menekan tombol end call.

Dia masih berdiri sambil mengutak atik ponselnya.

Aku menunduk melihat ke badan dan kakiku. Aku tidak tembus pandang. Tapi kenapa anak ini bertingkah seolah aku tidak disini? Gumamku dalam hati.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang