"Bukti cinta yang sebenarnya adalah, ketika kita bisa menghargai seseorang yang kita cinta dengan tidak menyentuh hatinya. Terlebih seseorang itu belum halal untuk kita."
••
"Gue juga ngga ngerti kenapa gue bisa suka sama dia Do. Tapi dari awal gue ketemu sama dia, gue bener-bener ngerasain hal yang beda banget," ujar Fathir sembari membuang mata nya ke sebuah kios di kantin sekolah.
Aldo menghela nafas perlahan sembari mengulas senyum di wajah bule nya.
"Terus gimana sama kak Hamas? gue yakin dia ngga akan setuju kalo lu ngejalin hubungan sama perempuan yang ngga halal buat lu."
Fathir mengerjap "Lu bantuin gue ya."
"Bantuin apaan? lu jangan aneh-aneh ya!" ujar Aldo sembari mendelik tajam ke arah Fathir.
"Heh! Biasa aja kali. Copot ntar tuh mata," kata Fathir.
Ada jeda beberapa detik untuk Fathir melanjutkan bicara nya.
"Do, apapun yang terjadi ke depan nya, gue mohon, jangan bilang kak Hamas ya."
Terlihat jelas raut wajah penuh harap yang di perlihatkan Fathir pada sahabat nya, membuat Aldo menjadi serba salah atas jawaban nya nanti.
Akhirnya, Aldo membuang nafas kasar dan mengangguk pasrah sembari menarik pelan bibir nya.
"Ya udah, okey, gue ngga akan bilang kak Hamas," ujar nya.
••
"Rian, Gya, aku ke toilet sebentar ya, kalian makan duluan aja," ucap Sabila sembari menggerakkan manik mata nya ke arah Rian dan Gya, yang tengah asyik menyantap makanan.Sembari mengunyah makanan, Gya berujar "Mau aku temenin ngga, Bil?"
"Ngga usah Gy, kamu makan aja sama Rian. Aku cuma sebentar kok."
"Ya udah, kamu hati-hati ya," kata Rian setelah menelan makanan dalam mulut nya.
"Ah, Rian. Ke toilet aja pake hati-hati," sahut Gya sembari terkikih pelan.
Sabila menarik bibir nya hingga terlihat garis di tepian mata nya, sembari berdiri dari tempat duduk nya.
Gadis manis itu terpegun sejenak, ia mengamati ponsel yang di dalam nya ada pesan masuk dari sang kakak.
Gya mengerjap "Ada apa Bil?"
Sabila menoleh sejenak sembari menarik pelan bibir nya.
"Kak Rania Gy, dia minta aku buat ke toko kue, habis pulang sekolah."
"Ooh," ujar Gya sembari tersenyum menatap Sabila.
"Ya udah, aku ke toilet dulu ya."
Akhirnya, Sabila beranjak dari tempat berdiri nya menuju toilet.
••
"Eh, Do, gue ke toilet dulu ya," ucap Fathir meninggalkan Aldo yang tengah melahap bakso di sendok nya."Oh, oke. Balik lagi ya," jawab Aldo sembari mengambil tisu di depan nya dan menggosokkan nya ke bibir.
••
Di tengah kayuhan langkah nya menuju toilet, tiba-tiba Sabila bertemu muka dengan Fathir.Sabila melihat nya, namun manik mata gadis manis itu di buang nya ke lantai.
Ia tetap berjalan tanpa menghiraukan Fathir.
Dari arah yang berlawanan,Sabila menepi ke arah kanan,Fathir menepi ke arah kiri.
Sabila mendongakkan kepala nya dengan dahi yang mengerut.
Sabila kembali menepi ke arah kiri, Fathir pun menepi ke arah kanan.
Sabila berdecak pelan sembari berujar "Kamu tuh mau kemana sih?," kata gadis itu dengan seri muka yang tidak senang.
"Sonoh," jawab Fathir sembari menunjuk ke arah yang berlawanan dengan Sabila.
"Ya terus, kenapa jalan nya kaya gitu? kamu ngalangin jalan aku tau ngga," kata Sabila dengan kerutan dahi yang semakin mendalam.
Fathir terkekeh pelan sembari berujar.
"Mungkin kita jodoh," celetuk lelaki berkulit putih itu sembari menarik bibir nya.
Sabila melengos ke arah Fathir sembari mengerutkan dahi nya.
"Jodoh?" jawab Sabila sembari berdecih pelan.
"Oke gini, aku ngga mau ada kepura-puraan lagi sama kamu."
Fathir mengerjap "Lu suka sama gue?," kata Fathir dengan percaya diri nya.
Manik mata Sabila menjegil, ia kembali berujar "Suka? Hhh, kamu itu PD banget ya jadi orang? kamu tau?-" Sabila menarik napas panjang dan melanjutkan bicara nya "Dari awal kita ketemu, ngga ada satu pun kesan baik yang aku lihat dari kamu, kamu tuh ngeselin, songong, belagu, sok ganteng lagi," cerocos Sabila.
Fathir menarik pelan bibir nya, sembari menaikan satu alis nya.
"Lu lucu banget yah, kalo lagi ngomel gitu."
Lagi, Sabila berdecih pelan dan berujar "Aku serius, aku ngga mau lagi pura-pura baik sama kamu."
Fathir mengerutkan dahi nya.
"Bukan nya waktu pertama kali kita ketemu, lu baik ya, sama gue?"
"Iya, hanya karna kamu murid sini, jadi aku hargain kamu," kata Sabila, dengan manik mata yang tertuju ke wajah Fathir.
Gadis manis itu melanjutkan langkah kaki nya menuju toilet, meninggalkan Fathir yang tengah berdiri mematung dengan wajah pias nya.
"Lu ngga boleh nyerah Thir, lu pasti bisa dapetin hati nya," suara itu mensugesti pikiran Fathir, sembari sesekali menghirup udara di sekitar nya dalam-dalam.
••
Sebuah bangunan yang cukup besar berdiri kokoh di area sekolah. Bangunan berwarna hijau tua berpadu dengan warna yang satu tingkat lebih cerah di atas nya membuat mata-mata yang melihat tak terlalu silau di buat nya. Beberapa anak tangga menjulang tepat di depan jalan utama, mengartikan bahwa di sana lah pintu masuk nya. Di dalam nya, dinding marmer mengelilingi ruangan itu, dan berdiri kokoh di tengah nya sebuah mimbar kecil dengan ukiran 'Allah' dan 'Muhammad' di atas marmer yang mengapit mimbar tersebut.
••
"Bil? habis ini kamu teh mau langsung pulang?," tanya Gya sembari memakai sepatu di halaman masjid"Kan aku mau ke toko kue dulu," ucap Sabila sembari merapikan seragam nya.
"Oh iya ya, ya udah, kalo gitu aku pulang duluan ya Bil, soal nya kan Rian udah pulang duluan."
"Ya udah deh, mau aku temenin ngga?," tanya Sabila sembari menyimpulkan senyum.
"Ngga usah Bil, ngga apa-apa, aku bisa sendiri kok," ujar Gya, membalas senyum Sabila.
••
Gadis berparas manis itu pun menyusuri jalan Cihampelas menuju sebuah toko kue yang berada di sebrang nya.Di tempat yang sama, tidak sengaja, Fathir berpapasan dengan Sabila.
Diam-diam, sorot mata Fathir mengamati setiap pergerakan Sabila.
Gadis manis itu mengayuh pelan langkah kaki nya menyebrangi jalan yang mulai senggang oleh lalu lalang pengendara motor.
Tanpa melihat kiri dan kanan, Sabila menyebrangi jalan yang berada di kawasan Cihampelas tersebut.
Dari arah kanan, ekor mata Fathir mengamati sebuah motor berkecepatan tinggi yang perlahan mulai menghampiri Sabila.
Fathir bergumam pelan dengan mata yang terbelalak dan mulut yang sedikit terbuka "Awas," gumam lelaki berketurunan Arab itu, jantung nya berdebar begitu kuat.
"Awas!!!," suara Fathir menggema di udara, membuat Sabila terlonjak kaget dan reflek memutar kepala nya ke arah Fathir.
"Aaaaaaaaaaa."
Brrruukkk!!
Resonasi suara yang begitu kencang berbarengan dengan senggolan sepeda motor membuat Sabila jatuh tersungkur di aspal jalan raya Cihampelas, Bandung itu.
"Aduh, ya Allah, sakit," Sabila mengaduh kesakitan sembari memegangi kaki kiri nya.
Fathir berlari ke arah Sabila dan meninggalkan sepeda motor nya di tepi jalan.
••
Pprraangg!!"Astagfirullah, ada apa ini," gumam Sekar dengan raut wajah yang panik sembari melihat gelas yang terjatuh di lantai.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsama' Lisabilana (Surga Untuk Sabila)
SpiritualSabila: "Aku nangis,karna Fathir bilang dia mau ke surga sama aku.Tapi aku tau bahwa surga ngga akan mau nerima perempuan yang ngga tertutup auratnya"