PART 16

112 3 0
                                    

Di gedung lomba Olimpiade Sains

Aku dan Reuben duduk di depan, berusaha menahan rasa gugup masing-masing.

Today is the day. Olimpiade Sains tingkat nasional. Gedung bercat putih ini ternyata besar. Banget. Bisa nampung 2000 orang, dan orang yang ada disini lumayan banyak.

10 menit lagi lomba dimulai. Aku dan Reuben sudah duduk dari 20 menit yang lalu, memegang kertas essay.

Aku menatap Reuben. “Reu. I’m nervous, really…” kataku gelisah.

Reuben menatapku prihatin. Sebenarnya dia juga sama nervousnya sama aku. But he’s trying to hide it from me.

Reuben menggenggam tanganku dengan kedua tangannya erat-erat. “Mona, believe in yourself. Kita berdua pasti bisa. Jangan takut, you’re not alone right? Anggap aja ini kayak yang biasa kita lakuin di ruang olimpiade.”

HUFT……… Aku menghela nafas.

Kata-kata Reuben lumayan menenangkanku. Aku mengangguk, kemudian membalas senyum manis Reuben dengan lemah. Reuben melepas genggamannya, dan tiba-tiba rasanya gugup lagi. RRRRR.

Aku membuka hapeku dan melihat ada message. Its from Mikha:

Halo, Mona.

Kamu udah sering denger goodluck pasti akhir-akhir ini. Well, I’ll say something different. Aku tunggu kamu besok sama piala yang kamu bawa di atas podium sekolah sama Reuben ya? Ntar habis menang, langsung traktir aku bareng Mad and J!

Reuben itu orangnya nenangin loh. Yes, aku promosi. Hahaha, just kidding Ms. Beautiful.

Well, do your best. Kamu pasti bisa, goodluck! :)

Aku senyum-senyum sendiri menatap layar hape. Ah Mik, I wish you’re here with me right now.

Aku menyimpan hapeku, kemudian membuka tasku dan wait wait…

APAAN NIH?

Mataku membelalak begitu melihat ada kotak kecil berwarna coklat di dalam tasku.

Aku segera mengeluarkannya. Ada memo di atasnya:

Morning, Mona…

Goodluck goodluck goodluck goodluck goodluck!

Believe in yourself, Mona. Kamu pasti bisa. Anggap aja kayak yang kamu lakuin selama latihan ini, don’t be nervous.

And I will be standing right in front of the podium tomorrow, you and Reuben Nathaniel, with the cup.

Well I cant see you in school today. But nevermind, I’ll meet you no matter what. I’ll find the way haha.

I may not get to see you as often as I like, I may not get to hold you in my arms all through the night. But deep in my heart, I truly know, you're the one that I love and I can’t let you go.

Love, and miss also

Your Admirer :)

Aku membuka kotak itu perlahan dan melihat sebuah gelang coklat, bahannya dari kayu dan indah sekali. Dan jelas sekali ini handmade.

Ada bandul melodi dan hati kecil. Di kotak itupun ada suratnya:

This is special for you, Mona. I made this whole day yesterday, and made another surprises for you again.

Wear this, and I would be the happiest man in the world.

Love, and please wear this,

Your Admirer :)

Tanganku gemetaran saat menggunakan gelang coklat itu. Pas sekali di tanganku. Match perfectly, and so wonderful.

Aku nyaris menangis saking tersentuhnya, tapi lomba sudah dimulai. Seorang juri berdiri di atas panggung.

Reuben menatapku dan berbisik, “Well, here we go, Mona. Kita bakalan berdiri di podium sekolah besok. Believe in ourself.”

……

Wait wait…………………………………

What did he say?

SMS Mikha, surat dari secret admirer, dan kata-kata Reuben barusan.

Tiba-tiba puzzle yang kususun di otak selama ini menemukan dua bagian yang pas untuk diisi di puzzle.

Dua, bukan satu.

Siapa orang dibalik surat, bunga, coklat, memo, gelang, and all of these things?

Music Is Our Way (The Overtunes Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang