PART 30

318 8 2
                                    

Ini pasti mimpi.

Seribu lilin atau lebih atau kurang, I don’t care. Lilin-lilin ada di ruang musik, bercahaya di lantai. Memberikan efek romantis, karena lampu di ruang musik dimatikan dan ini sudah jam 6 sore. Bahkan lewat. Dan sunset.

Dan yang bikin jantungku berhendi berdetak tidak hanya lilin-lilin itu, tapi orang yang ada di dekat grand piano, dikelilingi lilin-lilin dan terkena cahaya matahari sore.

Mikha Angelo tersenyum kepadaku.

“Mona Louissa,” katanya.

Aku menekapkan tanganku ke mulut, seakan tak percaya. Bisa kurasakan air mataku nyaris tumpah dan rasanya ini udah ga karuan.

“Mon, are you okay?” tanyanya super lembut.

Aku mengangguk. Speechless.

Bohong sebenarnya aku baik-baik aja.

Jam 6 sore, pas lagi sunset, di ruang musik yang udah di dekor pake lilin-lilin yang jumlahnya banyak banget dan ditaruh di lantai, ada grand piano, dan yang lebih pentingnya, ada Mikha Angelo disini. Aku gak baik-baik aja. I need more oxygen.

“Well, aku bakal jelasin semuanya ke kamu,” kata Mikha dari dekat piano. Aku dan Mikha terbentang jarak 3 meter di antara semua lilin-lilin ini.

“Aku secret admirer kamu, Mona. Selama ini aku yang ngirimin kamu surat-surat, hadiah, dan surprise-surprise lainnya. Emang gak gampang ngasihnya. Karena aku harus datang jauh lebih pagi daripada kamu, dan nitipin ke orang-orang, and make sure they will not tell my secret.

“Awalnya sih masih gampang jadi secret admirer kamu, sampai akhirnya Ugi curiga. Dia tau sikap aku aneh akhir-akhir ini. Berapa kali dia juga sempat nanyain kalau aku secret admirernya, tapi aku selalu ngelak.”

Aku menahan napasku.

“Dan waktu kamu mulai nebak-nebak siapa secret admirernya, aku tau kamu udah mulai nebak aku dan saudara-saudara aku. Aku gak tau senang atau gak, tapi aku ngasih kamu clue lebih banyak lagi, kan?

“Udah gak kehitung memang berapa banyak surat yang aku kasih ke kamu, segala coklat, bunga, teddy bear, gelang itu-“ Mikha menunjuk gelang yang kugunakan”-aku bikin seharian, sampai malam juga. Dan sweter yang kamu pakai itu, aku kasih kerumah kamu waktu hujan deras malam itu. Iya sih aku kehujanan, but its not important.”

Hening.

“Dan sampai akhirnya, waktu aku pulang dari rumah kamu satnite kemaren, Ugi sama Mada ada di kamar aku. Dan akhirnya… mereka tau kalau aku secret admirer kamu. Tapi gak disangka, mereka malah bantuin aku, haha!

“Kamu pasti nanya-nanya, kan, kenapa Ugi sering gelisah waktu kamu dapat surat dari secret admirer dulu-dulu? Itu karena Ugi ngerasa kalau aku suka sama kamu. Dia tau aku gak pernah seceria dan sedekat ini sama cewek. Dan dengan adanya secret admirer, Ugi takut aku jadi down. Tapi, Ugi akhirnya tau kalau aku si secret admirer!

“Terus, kenapa clue nya lebih sering ke aku dan Ugi akhir-akhir ini? Itu usul Mada. Dia yang isengin supaya kamu rada bingung antara Ugi dan aku, tapi sebenarnya… itu lebih ngarah ke aku, Mona,” kata Mikha, tak henti-hentinya menatap mataku lembut. “Dan hari ini, Ugi, Mada, Jeremy, dan Jane ngebantu aku. Aku mutusin buat ngasi tau siapa secret admirer sehabis kita audisi.

“Dan omong-omong audisi, Ugi bilang ke aku kalau kamu takut aku marah. Mona, aku gak akan pernah bisa marah ke kamu. Dan semua kata-kata aku yang bilang kalau aku bukan secret admirer itu cuma supaya bikin aku gak gugup begitu kamu megang semua hadiah aku, dan kayaknya-“

“Kamu berhasil,” bisikku pelan.

“Yeah, haha.” Mikha tertawa. “Dan sekarang, aku bakal bilang apa yang harusnya aku bilang.”

Mikha menarik napasnya sejenak, lalu menatapku dalam-dalam. “Mona, I will sing and play piano just for you,” kata Mikha. Ia kemudian melangkah hati-hati, menarik tanganku lalu mendudukkanku di bangku yang menghadap piano. Sit right next to Mikha.

Tanganku lebih dingin daripada es. Dan rasanya tuh. GUGUP BANGET.

Mikha menatapku sambil tersenyum lembut, lalu mulai melarikan jari-jarinya di atas tuts-tuts piano.

Dan aku tersentak begitu mendengar lagu apa yang dimainkan Mikha.

(nowplaying: A Thousand Years. Ya bayangin aja Mikha nyanyi ini yaa hehehehe :3)

“Heart beats fast, colors and promises. How do be brave, how can I love when I’m afraid, to fall… But watching you stand alone all of my doubt suddenly goes away somehow…

“One step closer…

“I have died everyday, waiting for you. Darling don’t be afraid I have loved you for a thousand years… I love you for a thousand more…”

Melihat Mikha bernyanyi dan memainkan pianonya dengan sepenuh hati.

Buat aku.

Rasanya tuh lebih dari sekedar melting, lebih dari bahagia.

Mikha, you are everything I need.

Mikha mengakhiri lagu dengan permainan pianonya yang sempurna. Lalu ia berdiri dan berlutut di depanku.

INI MAU NGAPAIN INI ADUH………………………………

Mikha berlutut di depanku, di antara semua keheningan dan lilin serta cahaya sunset. “Mona Louissa, from the first time I met you, I know there was something wrong with my heart.”

Ia menggenggam kedua tanganku. “Day by day, I know I fell in love with you. I never felt like this before, you just took my breathe away, Mona.”

Aku berusaha menahan tangisku.

“I have searched in places, I’ve waited for years, I’ve taken all the chances, I’ve cried so many tears, I’ve seen so many faces, I’ve hid a lot of fears until my heart stopped searching cause you’re already here…” Mikha tersenyum. “Mona Louissa, you are my entire world. You are my life. You are the sunshine of my life. You are the greatest thing that ever happened to me.”

Mikha menarik nafasnya dalam-dalam, menatapku dengan lembut dan tersenyum.

“Mona Louissa, would you be mine?”

Kalimat yang sudah aku tunggu-tunggu dari dulu.

Air mataku mengalir begitu saja. Semua yang aku rasain tumpah gitu aja. Mikha masih menatapku, dan tersenyum.

“Yes, Mik.”

Mikha langsung berdiri dan memelukku erat sekali. Aku menangis di pelukan Mikha dan ini bukan tangis sedih.

Tapi bahagia.

“I will never hurt you, Mon,” bisik Mikha.

Aku cuma diam. Masih memeluk Mikha dan menangis.

Lalu Mikha melepaskan pelukannya sedikit, hanya supaya ia bisa melihat wajahku. Kemudian Mikha menghapus air mataku dengan jari-jarinya.

“I love you, Mona.”

Mikha kemudian mencium keningku lembut. Aku menutup mataku sambil memegang kedua lengannya yang memegang wajahku.

Mikha Angelo Brahmantyo, I love you too.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Music Is Our Way (The Overtunes Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang