PART 27

98 2 0
                                    

Semua peserta audisi berdiri di backstage dengan tegang.

Pengumuman.

Aku berdiri di antara Mada dan Reuben. Mikha berdiri di depanku, dan Jeremy disebelahnya.

Mikha kayaknya marah, tapi waktu aku tanyain dia bilang dia gak marah. Tapi…….

HUFT.

“Okay, everyone! Hasil sudah di tangan saya, dan ada 5 peserta yang bisa tampil di event nanti, bertarung lagi untuk memperebutkan piala sekolah pertama dalam bidang musik!”

Terdengar tepuk tangan sopan dari penonton.

“Saya sebut secara acak, karena poin di audisi ini akan digabung dengan point di event nanti,” kata si pembawa acara. Aku menggenggam tangan Reuben. “Okay, peserta pertama yang lolos adalah………. MADAMOISSELE! CONGRATS!’

Kudengar pekik kegirangan terdengar dari arah kanan. Kania melambai ke arah kami sebelum ia naik ke stage.

“Selanjutnya…. congrats to…… FURTADO!”

Cowok-cowok dari band heavy metal yang sempat kuliat performance nya tadi segera naik ke stage.

“Next… Congrats to….. GEEK!”

2 cewek dan cowok dengan tampilan unik naik ke atas stage dengan wajah gembira.

“Sisa dua peserta lagi. Ayo, mana suaranyaaaa?”

“THE OVERTUNES! THE OVERTUNES! THE OVERTUNES!”

“Next… congrats to……. COCONUT DISCO!”

Aku memandang 4 cowok ganteng di sekitarku dengan takut. Peserta lain masih banyak, dan mereka semua bagus-bagus!

“Okay, okay. Peserta terakhir yang lolos……… MANA TERIAKANNYA BUAT…….”

Hening.

Hening.

……………………………………….

……………………………………….

“EVERYONE, SAY CONGRATS TO…….. THE OVERTUNES!”

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!”

Aku melongo tak percaya, lalu selanjutnya yang kutahu Mikha memelukku. Lalu Reuben, Mada, dan Jeremy juga ikut memelukku.

Reuben merangkulku, kami semua naik ke stage.

“Ya, jadi ini lima peserta yang bakal bertarung lagi di event musik, dan say congrats, everybody!”

Teriakan bergema. Namun yang paling kencang adalah teriakan ‘The Overtunes’. Semua cewek-cewek menjerit melihat Mikha yang tersenyum lebar, Mada yang tertawa, Jeremy yang mengacungkan kedua ibu jarinya, dan Reuben….. yang merangkulku. Mereka semua berteriak. Dan gak heran kalau sebentar lagi Gedung ini bakal hancur.

Well, oke. Lebay.

5 menit kemudian, kami semua menuruni stage dan kembali ke backstage.

Aku sibuk berpelukan dengan semua personil Madamoissele, lalu bertemu dengan Jane dan memeluknya erat. Kulihat matanya berkaca-kaca.

“Congrats, my Mona! I’m so proud of you!”

“Thanks, Jane!”

Lalu kulihat Jane menyalami Mada dengan malu-malu, lalu Reuben yang menelpon entah siapa, dan Jeremy yang asik mengobrol dengan teman-temannya….

Where is him?

Aku keluar dari backstage dan mengedarkan pandangan, mencari-cari.

Lalu kulihat seorang laki-laki dengam rambutnya yang khas dan jaketnya yang berwarna coklat membuka pintu gedung dan hilang keluar.

Mikha pergi duluan.

Music Is Our Way (The Overtunes Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang