PART 19

109 2 0
                                    

PART 19

Satnite, spend my time in my room. A-L-O-N-E.

Jane mutusin buat pergi ke luar kota bareng keluarganya di satnite kali ini, dan dengan teganya dia ninggalin aku sendirian. Biasanya kan dia satnite bareng sama aku, sesama cewek single (yeah, single, not jomblo!) kami bakalan ngelakuin hal-hal aneh tapi menyenangkan dirumahku.

Maka malam minggu ini aku mutusin buat ngebacain semua surat-surat, hadiah, dan memo-memo yang aku dapat dari secret admirer.

Sudah berminggu-minggu ini dia ngirimin aku surat terus. Dan yang bikin melting, suratnya itu manis banget. Seakan-akan, cowok ini cinta mati, oh maybe something like that lah. He’s sweet.

Dan gelang coklat yang dia kasih, aku pakai setiap hari. Gelang ini gak pernah lepas dari tangan aku.

Semua perhatian yang dia kasih setiap harinya cuma bikin aku nambah kepo pastinya. Siapa, sih, yang ngirim?

Dilihat dari isi suratnya yang penuh kode dan misteri, aku nyimpulin kalau aku kenal sama dia. Dan dia orang yang lumayan sering ketemu aku tiap hari pastinya. Tapi siapa?

Sebenarnya, ada beberapa orang yang kucurigain. Well, Mada, Jeremy, Reuben dan Mikha. 4 orang terdekat akhir-akhir ini.

Mada? He’s my brother. Segala acak-acak rambut, cubit-cubit pipi, elus rambut, dan pelukan, mestinya wajar aja, kan?

Jeremy? Wajah cutenya itu emang bikin aku gemes sendiri kadang. But, yeah he’s my bestfriend!

Mada dan Jeremy gak mungkin. Tapi mungkin aja sih. Aduh, jadi gak jelas gini………….

Reuben dan Mikha. Aku sudah curiga waktu Olimpiade Sains kemaren. Sms Mikha, surat dari secret admirer, dan kata-kata Reuben itu sama. Apa mungkin kebetulan?

Aku menatap gemas surat di depanku. Hari ini aku dapat lagi, disertai dengan boneka teddy coklat yang imut. Cowok ini bener-bener tau apa yang aku suka.

Dan suratnya:

Dear Mona…

Teddy bear ini bakal nemenin kamu tidur, hahaha. I know you love Teddy Bear so much, so, hope you like it.

Okay, so hmm I just wanna write lyrics here. Special for you, beautiful

“When I look into your eyes, is like watching the night sky, or a beautiful sunrise, there’s so much they hold.”

You are so beautiful, Mona. You are the star's that twinkle in the night sky.

Love,

Your Admirer :)

Dan semalaman ini, lagu I Wont Give Up sudah kuputar berulang kali. Dan gak tau kenapa, setiap dengerin lagu ini, ingatnya langsung ke Mikha.

Okay, well, ini pasti efek kangen. Yup, I could say I miss him right now. Walaupun sudah seharian bareng Mikha tadi, tetep aja rasanya gak lengkap.

Kemudian tiba-tiba aku mendengar suara ganjil dari bawah. Aku segera berjalan ke jendela pelan-pelan, lalu membuka kaca jendela dan……………………………….

“Mikha?”

Untuk kedua kalinya, Mikha berdiri di depan rumahku. Dan bedanya kali ini malam.

“Hey, Mon!” sapa Mikha sambil tersenyum. Gitar sudah tergandul di punggungnya.

Aku tertawa lepas, jelas terlalu bahagia ini namanya. Aku segera mengambil sweter ku dan turun ke bawah.

Sesampainy di bawah, kulihat keluargaku asyik menonton tv. Maka aku segera berlari ke depan pintu, membukanya dan berjalan ke taman rumah.

Music Is Our Way (The Overtunes Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang